menikah sebab perjodohan orang tua. namun setelah hampir delapan tahun belum di karuniai seorang anak.
hingga akhirnya suatu hari sebuah kenyataan membuat hati seorang istri merasa sangat tersakiti.
di antara percaya atau tidak.
simak cerita selengkapnya di cerita ya gaes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pengagum Rahasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14
Malam semakin larut saat Raihan akan mengantar Zaifa pulang. Cerita panjang yang di ucap kan ternyata cukup menguras waktu. Raihan melihat jam mahal di pergelangan tangan nya. Waktu menunjukkan pukul sebelas malam. Jalanan sudah sedikit lenggang karena hampir tengah malam. tapi Raihan tidak mengerti dimana tempat tinggal Zaifa.
Sore tadi mereka melipir ke tempat yang lumayan jauh dari area perkantoran. Sehingga harus putar balik lagi jika akan ke kost milik Zaifa. namun, Raihan tidak tau dimana kost tempat tinggal Zaifa. Akhirnya Raihan memutuskan ke hotel dimana Zaifa dulu pernah menginap.
Raihan menggendong Zaifa yang tertidur dari awal mobil berjalan. Mungkin karena lelah telah bekerja seharian di tambah menangis dalam waktu yang lumayan lama membuat nya semakin terlihat kelelahan.
Raihan menghampiri resepsionis dan meminta di siap kan kamar VVIP. Resepsionis pun segera melakukan apa yang di minta karena sangat mengenal pria yang kini menggendong seorang wanita. CEO tampan dan muda pemilik perusahaan di depan hotel ini.
"mari saya antar pak" ucap resepsionis itu kemudian berjalan lebih dulu.
Raihan hanya mengangguk dan mengikuti resepsionis itu.
Mereka sampai di kamar yang di tuju. Resepsionis itu langsung membuka kan pintu dan meninggalkan Raihan bersama Zaifa setelah mengucapkan selamat malam.
Zaifa di letakkan di kasur yang terlihat sangat nyaman. Raihan menatap wajah sayu yang masih terlihat cantik. Di singkir kan beberapa helai rambut yang menutup sebagian wajah cantik itu. Raihan menatap intens wajah wanita yang membuat nya tergila-gila bahkan sampai menolak semua wanita yang mendekati nya.
Malam yang larut dan dingin yang mendera karena AC kamar itu belum di atur kembali. Membuat Raihan merasakan sesuatu yang menegangkan karena melihat bibir Zaifa yang merekah. Raihan mendekatkan wajah nya, terus mendekat, dan kini bibir nya sudah menempel pada bibir milik Zaifa.
"kau menggoda ku" ucap Raihan kemudian berlalu.
Ia masuk kamar mandi untuk menghilangkan rasa panas dalam tubuh nya.
***
Sementara di luar kamar yang di tempati oleh Raihan, empat orang pria sedang berdiri sembari menatap usil ke arah pintu kamar itu.
"kira-kira Raihan mampu ekseskusi Zaifa ngga ya?" tanya Boby dengan gaya seorang sedang berfikir keras.
"kita tunggu aja besok pagi" sahut Rama.
"betul. Dan kalo Raihan ngga sanggup mengeksekusi Zaifa pasti bakal gue bantu" celetuk Dani dan mendapat hadiah jitakan dari ketiga sahabat nya.
"mau di bikin ko'it sama Raihan lu" ucap Rama.
Dani hanya cengengesan tidak jelas mendengar ucapan Rama.
"udah lah, capek buntuti mereka. Yok istirahat aja" ucap Dani.
Mereka pun mengikuti Dani dan masuk ke dalam kamar tepat di depan Raihan dan Zaifa.
"kenapa lu pada ngikutin gue?" tanya Dani menatap heran ke arah tiga temannya yang akan ikut masuk ke kamar yang telah di pesannya.
"tidur lah" jawab Niel. kemudian masuk di ikuti oleh Boby dan Rama.
Dani menatap cengo ke arah tiga temannya yang lebih dulu masuk.
"lah kamar gue ini!!" seru Dani namun di abaikan oleh ketiga nya.
"gaya doang elit, bayar kamar hotel sulit. Masa iya perusahaan mereka udah bangkrut sampe-sampe tuan muda nya numpang" gumam Dani tidak jelas.
***
Sayup-sayup terdengar sebuah alarm berbunyi. Padahal rasanya baru beberapa saat memejamkan mata. Alarm itu terus berbunyi dan semakin lama semakin kencang suaranya. Membuat tidur seorang pria tampan terganggu.
Ia membuka matanya perlahan dan langsung di suguhi pemandangan yang indah. Seorang wanita yang sangat cantik meskipun sedang tertidur. antara sadar dan tidak ia mengecup dahi, pipi dan bibir wanita itu hingga membuat tidur wanita nya terganggu.
namun, bukannya bangun wanita itu justru mengeratkan pelukan nya ke pada sang pria. Senyum mengembang di bibir pria yang tak lain adalah Raihan. Namun, kembali dering alarm membuat nya berdecih.
Ia segera meraih hp yang ada di atas nakas di sebelah Zaifa. Ya, wanita yang tengah di peluk nya saat ini adalah Zaifa. Raihan mematikan alarm itu kemudian bersiap memejamkan matanya kembali karena jam masih pukul empat pagi. Masih terlalu pagi bagi Raihan untuk bangun.
Disaat hendak menyelami mimpi yang sempat terjeda. Tiba-tiba Raihan membuka kembali matanya dan melotot ke arah Zaifa. Bagaimana tidak, pusaka di bawah sana tengah di remas-remas oleh tangan mungil Zaifa.
Raihan menggeram, menahan sesuatu yang bergelora dalam dirinya. Semakin lama remasan itu menjadi gerakan naik turun seiring pusaka nya berdiri bebas. piyama yang di pakai nya membuat tangan kecil itu leluasa bergerak sesuka nya.
"aahh...." lenguh Raihan tak mampu menahan. Di lirik nya Zaifa yang sedang tersenyum samar. Entah mimpi apa wanita di samping nya ini.
Raihan menepis tangan Zaifa kemudian beranjak dari ranjang. Ia menggeleng kan kepalanya dan segera berlari ke kamar mandi untuk meredam sesuatu dalam dirinya.
Zaifa yang memang sedang bermimpi memainkan sesuatu meraba di samping nya karena merasa mainannya hilang. perlahan ia membuka matanya dan memindai ruangan sekitar. Ruangan yang bernuansa putih dan luas. Ia tau dirinya sedang di hotel. Ia menyandarkan tubuhnya kemudian mengingat kembali hal-hal yang mungkin membawa nya ke hotel. Dan kemudian ia kaget setengah mati ketika ia mengingat semalam terakhir ia bersama Raihan.
Ia melihat ke arah pintu kamar mandi yang terbuka. Matanya terpaku menatap tubuh seorang pria yang sedang menatap datar ke arah nya.
"kauu" seru Zaifa..
Zaifa segera menyembunyikan tubuh nya dalam selimut tebal. Sungguh matanya ternoda karena melihat tubuh indah milik Raihan.
Zaifa mengintip dari balik selimut. Ia bisa melihat raihan yang sedang mengenakan kemeja miliknya.
"jika ingin melihat maka lihat saja, tidak usah sembunyi seperti itu" ucap Raihan membuat Zaifa menenggelamkan wajahnya dalam selimut.
Bagaimana bisa pria itu sadar jika sedang di perhatikan. Pikir Zaifa.
Sementara Raihan hanya tersenyum tipis. Jika bukan karena keusilan Zaifa tak mungkin lah dirinya mandi sepagi ini.. Terlebih badannya sedikit menggigil karena ia cukup lama di kamar mandi.
"kau kembali lah nanti pagi, aku akan pulang ke rumah ku" seru Raihan kemudian berlalu dari kamar.
Zaifa membuka selimut setelah terdengar pintu tertutup.
"huuuuft" Zaifa menghela nafas lega.
Bagaimana bisa ia berada di satu ruangan dengan pria. Walaupun ada sedikit rasa lega karena pria itu Raihan. Namun mengingat apa yang di impikan dan sesuatu yang tadi di pegang nya.?
"ya ampun,,, semoga cuma mimpi" gumam Zaifa.
Bayangan sedang memainkan pusaka seorang pria jelas tergambar dalam pikiran Zaifa. Dan bagaimana bisa ia tiba-tiba bermimpi seperti itu. Ia meraup wajah nya kemudian bergegas ke kamar mandi.
samawa....
pnysln mmng sllu dtng trlmbat ,hrsnya mnkmti msa tua brsma kluarga mlh hrs hdp d pnjra...
smga pa bewok bnr2 tobat....