NovelToon NovelToon
REINKARNASI

REINKARNASI

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Perperangan / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora79

Damarius Argus Eugene (22 tahun), seorang Ilmuwan Jenius asli Roma-Italia pada tahun 2030, meledak bersama Laboratorium pribadinya, pada saat mengembangkan sebuah 'Bom Nano' yang berkekuatan dasyat untuk sebuah organisasi rahasia di sana.

Bukannya kembali pada Sang Pencipta, jiwanya malah berkelana ke masa tahun 317 sebelum masehi dan masuk ke dalam tubuh seorang prajurit Roma yang terlihat lemah dan namanya sama dengannya. Tiba-tiba dia mendapatkan sebuah sistem bernama "The Kill System", yang mana untuk mendapatkan poin agar bisa ditukarkan dengan uang nyata, dia harus....MEMBUNUH!

Bagaimanakah nasib Damarius di dalam kisah ini?

Apakah dia akan berhasil memenangkan peperangan bersama prajurit di jaman itu?

Ikuti kisahnya hanya di NT....

FYI:

Cerita ini hanyalah imajinasi Author.... Jangan dibully yak...😀✌

LIKE-KOMEN-GIFT-RATE

Jika berkenan... Dan JANGAN memberikan RATE BURUK, oke? Terima kasih...🙏🤗🌺

🌺 Aurora79 🌺

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora79, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

R.K.N-30 : PERINGATAN!

...----------------...

Sabung-Ayam itu berakhir dengan kematian ayam lawan. Sang pemilik ayam yang mati itu mengambil ayamnya dengan wajah acuh, sedangkan pemilik ayam jantan berwarna merah yang jadi pemenangnya mengambil 'harta' miliknya dengan dagu terangkat.

"KUKURUYUUUUK!"

PETOK!

PETOK!

PETOK!

Taruhan-taruhan diselesaikan, dan perselisihan-perselisihan pun muncul di beberapa tempat sekaligus, seperti layaknya yang terjadi di tempat-tempat penyabungan-ayam.

Disamarkan oleh keributan itu, Damarius bergumam pelan kepada Senturion Eramus, bahwa dia harus berbicara dengan Eudocia mengenai kulit Serigala milik Komandan.

"Saya permisi untuk bertemu dengan orang yang bernama Eudocia, untuk mengambil kulit Serigala hasil buruan Komandan Gildas tadi pagi..." gumam Damarius pada Eramus.

SREEK!

Tanpa menunggu jawaban Eramus, Damarius langsung berdiri dan berjalan mengitari sisi jauh gelanggang, di mana Eudocia sudah menunggu dirinya.

Ketika mereka bertemu dalam keadaan yang berdesak-desakan di dalam kerumunan, lempeng batu bersegel yang dibawa oleh Damarius langsung berpindah tempat ke tangan Eudocia, di bawah perlindungan jubah masing-masing.

SREET!

GREEP!

Hal itu dilakukan dengan sangat mudah, sehingga telinga Damarius dipenuhi oleh suaranya sendiri yang berbicara mengenai kulit Serigala.

"Hahahahahaha...!"

Damarius tertawa sangat keras, karena dia merasa sangat lega.

Karena urusannya dengan Eudocia sudah selesai, dan Eudocia pun sudah menghilang di dalam kerumunan. Damarius segera menyelinap pergi dari tempat itu, dan mulai kembali berjalan kembali ke Benteng.

TAP!

TAP!

TAP!

Akan tetapi, saat Damarius berjalan pergi...di sisi jauh gelanggang Senturion Eramus memandang kepergiannya dengan kilau mata yang curiga.

"Aku ingin tahu...." gumam Senturion Eramus.

"Aku sangat penasaran, Temanku! Apakah pertemuan tadi benar-benar tentang masalah 'Kulit-Serigala?'... Mengingat catatan terdahulumu, aku rasa...kami tidak ingin mengambil resiko itu!" gumam Eramus kembali.

SREK!

TAP!

TAP!

TAP!

Senturion Eramus berdiri dan bergegas pergi dari tempat itu juga.

Akan tetapi, tujuannya bukan ke arah Benteng.

...💨💨💨...

Dua malam setelah hari itu, Damarius sedang bersiap untuk meninggalkan blok rumah sakit tempat dia berkerja.

Tiba-tiba Obesilus muncul di ambang pintu ruang perawatan dengan kain berda-rah yang membalut sebelah tangannya.

"Maaf merepotkan Anda, Sir! Saya berharap bisa menemukan Anda di sini. Ibu jari saya teriris dan saya tidak bisa menghentikan pendarahannya..." ujar Obesilus dengan wajah pucat.

"Tidak apa-apa... Silahkan duduk dan tunggu sebentar!" jawab Damarius dengan ramah.

Ketika Damarius ingin memanggil asistennya yang sedang membersihkan peralatan di dekat sana, dia melihat kilatan pesan penting di mata Legiuner itu. Lalu Damarius mengurungkan niatnya.

"Mendekatlah ke arah lampu, Obesilus! Apa yang terjadi kali ini? Ketapel lain menindihmu?" ujar Damarius pada Obesilus.

"Bukan, Sir! Saya sedang memotong kayu untuk istri saya, dan ibu jari saya teriris. Saya sedang tidak bertugas hari ini..." jawab Obesilus.

Lelaki itu bergerak mengikuti Damarius sambil membuka kain merah tua yang membalut ibu jarinya.

SREET!

Damarius melihat luka kecil dan dalam itu di dasar ibu jari lelaki itu, dan dari sanalah da-rah itu terus mengalir begitu dibersihkan.

"Asisten! Tolong bawakan semangkuk air dan secarik kain perban!" seru Damarius kepada asistennya.

"Segera, Sir!" jawab Asisten Damarius.

TAP!

TAP!

TAP!

Asisten Damarius kembali dengan membawa apa yang Damarius minta.

"Biarkan saya yang mengerjakannya, Sir!" ujar asisten Damarius.

"Tidak perlu! Teruskan saja tugas kamu yang sedang membersihkan alat-alat itu..." jawab Damarius.

SRET!

SRET!

SRET!

Damarius mulai membersihkan dan membalut luka Obesilus.

Sementara Obesilus berdiri kaku sambil menerawang.

Tidak lama kemudian, asisten Damarius telah selesai membersihkan alat-alat yang ada di dalam ruangan Damarius.

Mata Obesilus langsung melihat pintu yang sudah ditutup oleh asisten Damarius, saat dia keluar.

Obesilus kembali menatap wajah Damarius, lalu dia bergumam pelan.

"Dimana Komandan, Sir?" tanya Obesilus.

"Komadan? Saya rasa dia sedang berada di Praetorium. Ada apa?" jawab Damarius.

"Jemput dia! Bawa semua uang dan barang berharga yang kalian miliki dan pergilah kalian berdua ke gubuk milik istri saya di kota! Itu adalah gubuk terakhir di jalan Kumbang Emas! Jangan sampai ada seorang pun yang melihat kalian masuk kesana!" ujar Obesilus dengan wajah serius.

"Ada apa?! Kamu harus menjelaskan apa maksudmu....saya...." bisik Damarius terjeda.

"Jangan banyak bertanya, Sir! Lakukan seperti apa yang saya bilang kepada Anda! Demi Dewa Zeus, lakukan segera! Atau perbuatan saya yang melukai ibu jari ini akan sia-sia!" seru Obesilus dengan suara tertahan.

Damarius terlihat bimbang...

Lalu terdengar suara langkah kaki asistennya yang berjalan kembali di luar pintu ruangannya.

TAP!

TAP!

TAP!

Damarius langsung mengangguk dengan cepat.

"Baiklah! Saya akan mempercayaimu..." ujar Damarius cepat.

Damarius segera menyelesaikan tugasnya dalam mengikat perban, di sertai ucapan 'Selamat Malam' santai kepada kedua lelaki itu. Lalu Damarius berjalan memasuki senja musim gugur dengan cepat.

TAP!

TAP!

TAP!

Damarius langsung berjalan ke arah bilik milik Gildas. Lalu dia membuka pintunya, masuk, dan langsung menutup kembali pintu itu.

BRAK!

Gildas mendongakkan kepalanya. Dia memang sedang bekerja lembur sesuai jadwal tugasnya minggu ini.

"Damarius?! Wajahmu terlihat sangat serius sekali...ada apa?" tanya Gildas cepat.

"Ya...! Hal ini memang sangat serius!" jawab Damarius.

Lalu, Damarius menceritakan apa yang terjadi tadi di bilik rumah sakitnya.

"Wah! Swiiit...Swiiit!"

Gildas bersiul pelan, ketika Damarius menyelesaikan ceritanya.

"Salah satu gubuk di kota...dan membawa semua barang berharga yang kita miliki. Hmm, menurutmu...ada apa dibalik semua ini, Sepupu?" ujar Gildas pada Damarius.

"Aku tidak tahu..." jawab Damarius singkat.

"Aku khawatir ini ada hubungannya dengan Eudocia, Gildas! Tapi aku bersedia mempercayai Obesilus sampai ke ujung dunia..." tambah Damarius.

"Atau 'di ujung dunia'.... Ya, sama seperti aku.." ujar Gildas pada Damarius.

SREEK!

Gildas bangkit dari duduknya sambil berbicara dengan Damarius.

Dia mulai bergerak cepat di sekitar ruangan. Membersihkan lempeng-lempeng batu dan gulungan-gulungan papirus dari atas mejanya, lalu memasukkan mereka dengan rapi ke dalam sebuah peti catatan.

KLIK!

Gildas mengunci kotak tersebut dengan sebuah kunci yang tidak pernah meninggalkan rantai yang mengalungi lehernya. Lalu Gildas berbelok ke sebuah ruangan kecil yang menjadi ruang tidurnya.

Sedangkan Damarius, dia juga sudah berada di bilik sebelahnya yang menjadi ruang tidurnya.

Damarius merogoh dibawah beberapa helai pakaiannya yang berada di dalam peti-peti itu untuk mengambil sebuah tas kulit yang berisi sebagian besar bayarannya bulan lalu. Lalu Damarius melemparkan semuanya ke dalam ruang inventory sistemnya.

BLUG!

Damarius hanya menyisakan sebuah tas kulit kecil yang dia simpan dibalik ikat pinggangnya. Setelah semuanya beres, Damarius melangkah kembali ke bilik kantor milik Gildas.

TAP!

TAP!

TAP!

...****************...

1
ReogKhentir
Petualang segera dimulai raih poin yang banyak untuk keperluanmu juga nantinya........
🌺Zaura🌺: Baik Kak... Terima kasih masukannya...😊🙏🍻
ReogKhentir: Ya pembantaian nya dibuat secara implisit saja tak usah terlalu mendetail sekali kalau takut dengan kekejaman serta sadisme
total 3 replies
꧁LC*¹³🌸Arlingga Panega°°🕊️꧂
semangat,,, 💪💪💪
🌺Zaura🌺: Terima kasih Kak Ega supportnya...😘😘😘

#Sambil bungkusin cireng mbledos 😁
total 1 replies
Ana Jus
asik ada yang baru
🌺Zaura🌺: Hay Kak Ana... Terima kasih selaku support karya-karya aku....🙏😊😘❤
total 1 replies
Jihan Hwang
hai aku mampir...salam kenal
mampir juga ya dikarya aku jika berkenan/Smile//Pray/
🌺Zaura🌺: Okeee... meluncuuurrr....😁😁😁
Jihan Hwang: ayok😆🤗
total 3 replies
꧁LC*¹³🌸Siska Nazriel°°🕊️꧂
semangat bestiee.. aku baca q dulu.. mau kerja.. nnti lanjut lagi
🌺Zaura🌺: Thank you supportnya bestieee...🙏😘. Selamat bekerja, semoga harimu penuh dengan keberkahan...Aamiin Yaa Rabb...❤
total 1 replies
ReogKhentir
Kelihatannya menarik kesahnya coba memantau serta menyimak dahulu disini........... lanjutkan tetap semangat untuk berkarya semoga sukses selalu
🌺Zaura🌺: Terima kasih supportnya kak...😊🤗🌺🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!