"People come and go, but someone who is compatible and soul mates with you will stay"
Dengan atau tanpa persetujuanmu, waktu akan terus berjalan, sakit atau tidak, ayo selamatkan dirimu sendiri. Meski bukan Tania yang itu, aku harap menemukan Tania yang lain ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bocoran Dari Sony
"Ayo pergi Sayang aku cape.", serunya dengan lirihnya, dengan sisa tenaganya ia menekan lengan atas Joon Young sebagai isyarat untuk tidak menanggapi Bryan. Akhirnya Joon Young hanya menatapnya tajam, ingin sekali ia menendang wajah Bryan , tapi sepertinya kondisi Tania lebih penting dari amarahnya."
"Sayang, maaf. Aku ngga sengaja ketemu Bryan tadi.", lirih Tania ketika Joon Young membaringkannya.
Sang pacar hanya menanggapinya dengan senyum, lalu mengukur tekanan darahnya. "Kok rendah banget ya?", gumam Joon Young dalam hati.
"Apa yang terjadi? Kamu sakit? Yang kemarin kambuh lagi ya? Kamu lihat apa?", heran Joon Young dengan banyak pertanyannya.
"You forgot our anniversary, and I am mad." isak Tania. "I skip my lunch, and hit ten cups of coffee." tangisnya. Joon Young hanya terdiam. "Itu apa yang terbang?".
Deg
Tangisan Tania semakin kencang ketika melebarkan matanya, meyakinkan dirinya sendiri akan apa yang ia lihat. Balon helium ungu metalic melayang-layang di udara, taburan kelopak bunga mawar di sekitar lantai kamar, yang sebagian nya sudah hancur mungkin terinjak Joon Young karena panik tadi, buket bunga baby breath raksasa yang diletakkan dibawah balon helium ungu itu, menambah patahan di hati Tania.
Rasa bersalah berlapis-lapis bersarang di hatinya, jika saja ia bersabar sedikit saja, semua tidak akan se rumit ini. Dia lah yang menghancurkan peringatan hari istimewa itu.
"Aigoo... pacarku kenapa sebegininya...", desah Joon Young merasa lucu sambil mendekap gadisnya yang masih tersedu itu. "Bagaimana mungkin aku lupa? tidak akan bisa lupa sayang. Pacar pertamaku, yang di ajak berpacaran padahal baru kenal seminggu. Mana mungkin aku lupa. Sudah bertahan 365 hari sayang, aku kita lanjut lebih lama lagi. Saranghae Taniaya."
"Baegopha...", tangis Tania lagi.
"Yaakk...!", kesal Joon Young melepas pelukannya.
"Aku belum makan apa-apa hari ini, terus aku mmphh...".
Belum selesai dengan kalimatnya bibirnya malah dibungkam Joon Young, seperti biasa, dengan apa yeorobun? dengan Kokop, pinter 😁
Awalnya Tania kaget dengan gerakan yang tiba-tiba itu, ciuman yang datangnya tiba-tiba selalu menjadi ciri khasnya Joon Young, stylenya Joon Young. Hal yang selalu membuat Tania berdebar, karena ia tidak bisa memprediksinya.
Akhirnya ia menutup mata, mengikuti permainan bibir Joon Young, merasakan lembut dan hangatnya, ia melingkarkan tangannya di leher Joon Young, sementara Joon Young mengusap punggung Tania dengan lembut. Tak lama berselang Joon Young menggerakkan tangannya ke leher Tania, seolah memasangkan sesuatu disana sambil terus berciuman.
Joon Young menyudahi ciumannya dan tangannya turun memegang liontin kalung yang tadi ia pasangkan.
" J "
"J for Jung Joon Young, a loser who always tried to protect you, and J for Joy Nathania Giddens, a loser who always heal me." jelas Joon Young.
(J untuk Jung Joon Young, pecundang yang selalu berusaha melindungimu, dan J untuk Joy Nathania Giddens, pecundang yang selalu menyembuhkanku.)
"Ayo bertahan selama yang kita bisa, sejujurnya aku ngga ngerasa pertemuan kita yang aneh itu cuma kebetulan. Kenapa harus kamu? Aku sering bertanya-tanya. Takdir mungkin ya hehe. Kalau seandainya kita berdua ngga punya panic attack, kita ngga akan kaya sekarang. Bukan maksudnya aku bersyukur kita berdua punya penyakit yang sama, hanya saja aku suka jalan uniknya." jelas Tania.
"Please stay with me."
"Tentu, sayang. Kenapa engga?".
"Aku takut." lirih Joon Young.
"Takut kenapa? Aku udah janji sama kedua orang tua kamu. Aku juga nerima dress nya Yumi. I already signed the contract."
"Hehehe... iya, kamu benar. Mmm jadi dokter Bryan, beneran ketemu ngga sengaja? Atau dia antar kamu kesini."
Tania memutar bola matanya malas, memberikan tatapan tajam pada Joon Young, seketika pacarnya itu ciut.
🌼🌼
Jessie Cafe sudah ramai sejak 6 bulan terakhir, dan sejak itu juga ia kembali tinggal sendiri di cafe itu tidak lagi menumpang dengan Tania.
Kring...
Suara lonceng di pintu Ketika seseorang membukanya.
"Selamat da .... Oh kirain siapa." dumelnya.
"Jutek amat sih.", Balas Tania sambil mengambil sendiri kopinya dari mesin.
"Nggak kerja?".
"Lagi off, sekalian nungguin Joon Young selesai operasi, mau kencan di sini dong, siapa tahu ada yang iri terus termotivasi gitu buat nyari cowok." ledek Tania.
"Pamer aja terus, Ogah ah masih belum niat. Kamu nggak tahu apa melajang itu lagi ngetren di sini."
"Iya ya Mbak terserah, nggak usah melotot gitu, biasa aja."
"Jadi sayang, sebelum Joon Young datang boleh nggak kita kencan duluan? Pakai celemek gitu terus beliin kopi sana." seru Jessie sambil mengedip-ngedipkan matanya. Tania menaikkan satu alisnya, tapi dengan patuh melakukan yang disuruh Jessie.
"Ehhem, kalung baru tuh."
"Ya dong, dikasih Opa." jawabnya dengan nada bicara dan ekspresi yang aneh. Tidak lama berselang keduanya selesai dengan pekerjaannya masing-masing dan duduk menunggu pelanggan. Keduanya masih menggunakan celemek.
"Mbak Mama kirim salam tuh."
"Oh iya aku lupa, Padahal tante ajak aku jalan kemarin."
"Iya sih, terus aku bilang cafe lagi rame banget jadi kayaknya nggak etis gitu ngajakin kamu keluar."
"Hmm, tante nggak marah kan?".
" Yaelah Mbak, Mama tuh orangnya fleksibel Parah kali, dia tahu aku kadang nginep di rumah Joon Young aja nggak pernah dikomplain sama sekali. Dia juga tahu kita tuh orang muda, udah paham mana yang bener mana yang enggak, ya sekalipun punya kesalahan sendiri ya ditanggung sendiri, Mama sih didik aku begitu. Dia sadar betul Kita udah dewasa. Jadi kalau cuman nolak ajakan dia mah, dia bahkan nggak ingat sama sekali Mbak sekarang."
"Seandainya ya aku punya mama kayak kamu." sendu Jessie sambil menatap keluar jendela.
"Keluhan macam apa itu? Nunanya Joon Young, Mama aku juga mama kamu. Mama aku sayang dan peduli banget sama kamu mbak, dia selalu tanya aku Mbak Jessie ada di mana, kabarnya gimana. Waktu kita masih serumah dia selalu tanyain aku Mbak udah pulang apa belum, Mbak masih diganggu stalker atau enggak. Kalau Mbak belum pulang pasti aku yang diomelin nyuruh aku nyari Mbak. Begitulah keluarga, nggak harus karena hubungan darah. Begitupun aku kembali, aku selalu merasa punya kakak, punya tempat aku berbagi selain mama, kita keluarga." jelas Tania.
Jessie menunduk air matanya sudah berjatuhan di celemeknya, merasa Haru dan pedih bercampur jadi satu. Sejujurnya ia tidak lagi merasa kosong sejak bertemu Tania dan Joon Young, dan merasa hangat setelah bertemu ibunya Tania sendiri.
"Jangan ngerasa sendirian lagi, Kamu punya banyak orang yang siap pasang badan buat jagain kamu Mbak, ada dokter, ada admin stylish dan seorang mama."
"Ah, Ah ya ampun... Maaf ini jadi hujan." serunya sambil terkekeh kecil mengelap air matanya.
🌼🌼
Jung Joon Young, dokter tampan bertangan hangat yang jadi favorit pasiennya bisa berubah dingin dan mencekam ketika ia berurusan dengan Bryan. Ia menghampiri dokter Bryan yang sedang duduk tenang di ruang piket, menyadari Joon Young yang melangkah ke arahnya Ia pun tersenyum sinis.
"Ada apa lagi dokter Jung? ", serunya dengan nada ceria.
"Tania itu milik saya, tolong sadari itu!", balas Joon Young.
"Hahaha. Apa? Gimana? Gimana? Nggak ada kalimat yang lebih aneh lagi? ", dengan nada mengejek.
"Dokter Bryan, tidak perlu membohongi diri sendiri. Kamu juga pasti sadar, Tania betul-betul sudah berpaling dari kamu, tidak melihat ke arah kamu lagi, saya bicara fakta yang selalu kamu sangkal. Jadi, tolong berhenti mempermalukan diri Anda sendiri. Tania juga capek." sergah Joon Young dan menembak tepat sasaran lalu pergi.
Kata-kata itu sangat melukai Bryan, tapi ia juga tidak menyangkal dan mengakui diam-diam dalam hati bahwa semua yang diucapkan Joon Young adalah benar.
Drrt ...
Ponsel Tania bergetar, ada pesan masuk dari nomor asing yang tidak dikenalnya
Waktu yang ditentukan pun tiba, ia pergi ke Emery tanpa sepengetahuan Joon Young. Ia segera masuk ke lift menuju lantai 7. Pikirannya menerka-nerka apa yang ingin disampaikan Sony.
Pintu lift terbuka dan Ia pun segera menuju tempat yang mereka janjikan, dari jauh ia sudah melihat seseorang yang tinggi berkulit putih dengan jas dokter dan jelas itu Sony, sahabat Sang Mantan.
"Tan...", sapanya dengan senyum sebagai salam pembuka menyambut orang yang diundangnya, sementara Tania hanya menanggapinya datar dan berdiri di samping Sony. Ia melemparkan pandangannya keluar dari lantai 7.
"Ada apa? Tumben lu?." balas Tania dingin.
"Gua minta maaf kan, gua minta maaf banget sama semua kelakuan gua dulu. Gua nggak pernah tenang sehari pun. Gua selalu diikuti rasa bersalah gua." ringis Sony, Tania melototinya heran sangat tidak ia sangka sahabat mantannya ini secengeng ini.
"Gua selalu khawatir nggak jelas dan setiap gua gagal atau diagnosis gua salah gua ngerasa itu kutukan diri lu.".
"Stop stop stop, lu ngomong apa sih? Kutukan-kutukan, kutukan pala lu. Lu kira gue penyihir apa? Udah deh gua udah lupain. Lu nggak perlu ngerasa bersalah sama gua sebegitunya, gua baik-baik aja dan udah berdamai tentang itu. Bahkan Lu lihat sendiri kan gua sama Ian udah baikan, Lu nya aja yang cuekin gua selama ini, padahal mah gua biasa aja." seru Tania.
"Beneran Tan?!", girang Sony.
"Ya iyalah, nggak usah cengeng lu. Jadi Lu kenapa tiba-tiba kayak gini? Lu mau ngomong apa?".
"Gua nggak mau jadi kayak mereka berdua."
"Mereka berdua?".
"Iyan sama Yona. Iyan diam-diam masih suka provokasi cowok lu, dan Yona selalu nyari celah untuk deketin cowok lu." jelas Sony.
"Kenapa lu ngomongin ini ke gua? Trik baru atau apa sih? Mereka berdua kan temen lu?", heran Tania.
"Kan gua udah bilang Gua nggak mau sama kayak mereka. Gua capek berada di tengah-tengah obsesinya mereka berdua. Cukup sekali gua bantuin mereka nyusahin orang lain, gua ogah kedua kali kena karma, Joon Young gak pantas diprovokasi begitu Tan, jadi tolong untuk hati-hati sama kedua orang itu. Begitu juga lu, meskipun lu udah baikan sama Bryan, tetap jaga jarak Tan, kalau bisa jauhin sekalian."
.
.
.
Tbc ... 💜
.
.
Maaf updatenya lama ya yeorobun, ada sesuatu yang tidak penting sedang otor urusin, jadi, ya begitulah 😁
Miann 💜