Cerita ini mengisahkan tentang perjuangan pemuda berusia 15 tahun yang mempunyai bakat bermain pedang dan ilmu bela diri yang cukup tinggi dalam menyelamatkan desanya dari penindasan oknum tak bertanggung jawab. Setelah berhasil mendapatkan kebebasan untuk desanya, satu persatu fakta keluarganya terkuak. Dia juga menyadari bahwa Alavarez yang merupakan kepala keluarganya telah di sekap oleh oknum bernama Fikron untuk di jadikan tahanannya. Tidak ada yang tau dimana Fikron mengurung Alarez, bahkan Mijay dan Altan yang menyamar sebagai anak buah Fikron saja masih belum bisa menemukan keberadaan Alvarez. Zafer pemuda 15 tahun itu memutuskan untuk memulai misi penyelamatan Alvarez, dan bersiasat menghabisi rekan-rekan Fikron yang berada di Abu Dhabi dan Oman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Tiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
C29 : PENYERANGAN
...𖣁 ࣪࣪ἨΛⱣⱣὙ ᖇ𝚬Λ𝐃𝐥ṆԌ 𖣁...
Sementara di markas. Altan tertawa puas setelah mendengar cerita dari Jay mengenai Ghani yang mengiranya adalah sahabat masa kecilnya yaitu Vijay.
"Kau.. Kau di panggil kakek? LOL, " Altan begitu puas menertawai Jay sampai-sampai dia memegang perutnya karena mulai terasa sakit. Sementara Jay dia hanya bingung memikirkan apa yang akan dia lakukan setelah ini. Tiba-tiba kakaknya bersama Zafer dan rekan-rekannya sudah pulang.
"Jay. Kau baru pulang?"
"Iya kak, "
"Kalian harus dengar ini. Aku punya kabar yang begitu menggemparkan untuk kalian, "
"Apa itu Altan? Kenapa kau tertawa?"
"Kak Vey. Kak Jay ini sudah bertemu dengan Ghani. Dan hal yang paling mengejutkan adalah, Ghani mengira kalau kak Jay ini adalah mendiang paman Vijay sahabat masa kecilnya Ghani, " ucap Altan sambil tertawa.
"Dan kalian tau yang lebih lucunya apa lagi? Mahasiswa di sana memanggilnya kakek, " mendengar itu Zafer dan rekan-rekannya ikut tertawa.
"Kenapa kalian tertawa?" Tegur Jay pada mereka semua.
"Bagaimana kami tidak ketawa kak. Kau pria 20 tahun saja di panggil kakek. Kakak Veyna yang berusia 37 tahun saja masih di panggil kak, " sambung kembali Altan.
"Altan sudah. Setelah kau tertawa kau akan mendengar kabar buruk, " tegur Veyna. Mendengar itu suasana kembali menjadi serius. Zafer lalu menceritakan apa yang baru saja Zira sampaikan padanya tadi. Mengetahui itu mereka pun segera mengambil tindakan malam ini juga. Mereka kemudian langsung ke kamar masing-masing untuk menyiapkan semua perlengkapan.
...· . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . ·...
Malam harinya, Jay dan kelima rekannya sudah bersiap di sebuah jalanan sepi. Tak berselang lama beberapa mobil mewah melintas. Mobil-mobil itu merupakan rombongan Carlos. "Kalian siap?" Ucap Jay lewat earpiece. Umar kemudian bergegas keluar dari persembunyiannya dan sengaja menabrakan diri ke mobil Carlos. Umar tidak kenapa-kenapa, dia hanya berpura-pura kesakitan.
"Pergi periksa anak itu. Jika dia terluka berikan uang, " ucap Carlos. Supirnya langsung turun untuk mengecek keadaan Umar. Saat supir itu mendekat, Umar dengan sigap langsung mengeluarkan pisau kecilnya dan menusuk leher supir itu. Dia juga mengeluarkan pistol dan sengaja menembaki semua mobil anak buah Carlos. Tembakan dadakan itu membuat mereka berusaha melindungi diri. Setelah menembaki semua mobil itu Umar buru-buru melarikan diri kembali ke persembunyiannya. "Cepat pakai ini, " bisik Zafer pada Umar yang langsung memberikan baju pengaman untuknya. Sementara itu Carlos yang menyadari dirinya di serang tidak terima. Dia langsung memerintahkan semua anak buahnya turun dan mencari Umar. Mereka semua pun turun dan bersiap hendak menyerang. Namun mereka kebingungan saat mendapati Umar lari dan kini entah kemana.
Altan yang sudah bersiap dengan senjata anginnya di atas pohon. Diam-diam menembaki anak buah Carlos dari atas pohon. Altan sengaja tidak menembak semuanya, dia menyisakan beberapa anak buah Carlos. "HEI ANAK KECIL. JANGAN BERMAIN-MAIN DENGAN KAMI, " teriak salah satu anak buah Carlos.
"Syutt, " panggil Altan.
"Siapa yang kau sebut anak kecil?"
"HABISI DIA, " teriak Carlos dari tempatnya saat ini yang sedang berdiri di samping mobilnya. Altan langsung melompat dari atas pohon ke hadapan mereka semua.
"Kalau berani tangan kosong, " ancam Altan. Merasa di remehkan oleh Altan, mereka tak terima. Mereka lalu membuang senjata mereka masing-masing dan langsung menyerang Altan. Bukannya melawan Altan malah lari, mereka pun beramai-ramai langsung mengejar Altan. Tidak ada satu pun yang tersisa kecuali Carlos seorang diri. Jay langsung memerintahkan Naashir, Athaar, dan Umar untuk membantu Altan. Jumlah anak buah Carlos yang banyak, takut membuat Altan kewalahan menghadapi nya sendirian.
"Mereka malah meninggalkan ku sendirian, " gumam Carlos.
"Kalau begitu biar kami yang menemani mu tuan, " sahut Jay yang keluar dari persembunyiannya bersama dengan Zafer.
"Siapa kalian?"
"Kau tidak perlu tau siapa aku, "
"Apa mau mu?"
"Kami ingin dirimu, "
"Ck. Selama ini tidak ada yang berani menyentuh ku, "
"Kau benar. Tapi kali ini orang yang berani menyentuh mu adalah aku. Lihatlah sekitar mu sekarang. Kau sendiri. Anak buah mu saja sudah tidak ada, " Carlos baru menyadari bahwa dia sudah di jebak oleh permainan mereka.
Carlos lalu langsung masuk ke dalam mobil untuk melarikan diri. Jay dan Zafer dengan cepat langsung mengejar Carlos walau hanya berlari. Jay lalu melemparkan pisaunya ke sebuah tali hingga putus dan menjatuhkan ranting pohon yang cukup besar ke jalanan. Melihat adanya ranting pohon besar menghalang jalan, mau tidak mau Carlos berhenti. Carlos mengambil pistol yang ia siapkan di mobil. Ia langsung turun dari mobil dan menembaki Zafer maupun Jay.
Jay langsung menarik Zafer untuk berlindung di suatu tempat. Mereka juga melakukan serangan balik dengan menembaki Carlos, namun rupanya Carlos juga pandai menghindar. Sementara itu Altan berhenti di suatu tempat setelah lama berlari.
"huhh kalian ini membuatku kelelahan saja, " ucap Altan yang siap untuk menyerang puluhan anak buah Carlos. Altan mengambil pistol nya dan bersiap untuk melawan semua anak buah Carlos.
"Kau bilang gunakan tangan kosong?"
"Aku bilang kan kalian yang pakai tangan kosong bukan aku, "
Altan langsung menembaki mereka satu persatu. Altan tidak terlalu men gandalkan pistolnya, dia terkadang menggunakan pukulan dari tangan dan tendangan kakinya. Tak berselang lama Naashir, Athaar, dan Umar datang.
"Kenapa kalian lama sekali?" Teriak Altan saat melihat mereka bertiga.
"Maaf kak, " mereka pun langsung menyerang semua anak buah Carlos bersama.
...· . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . ·...
Sementara Carlos yang sedang berlindung di balik mobilnya, dia menelfon anak buahnya yang lain untuk membantunya. Peluru dari pistol Zafer dan Jay habis. Carlos menyadari kalau mereka tak lagi menembak. Ia pun sedikit mengintip dan melihat tidak ada Jay maupun Zafer. Carlos perlahan keluar dari persembunyiannya untuk mencari keberadaan mereka berdua.
"HAHAHA. SUDAH KU BILANG KALIAN TIDAK AKAN BISA MENANGKAPKU, " teriak Carlos sambil tertawa girang karena mereka berdua tidak bisa menangkapnya. Tiba-tiba Zafer dari belakang langsung menendang Carlos hingga menjatuhkan pistol di tangannya. Carlos tersungkur di tanah, dia berusaha mengambil pistol itu kembali namun Jay langsung menginjak tangan Carlos dengan begitu kuat.
"LE-LEPASKAN TANGAN KU, " rintih Carlos. Jay melepaskan kakinya dari tangan Carlos, dan langsung menarik rambutnya. Wajah Carlos berkali-kali di hantam ke bagian belakang mobilnya. Setelah cukup lama menghajar Carlos, tiba-tiba anak buah Carlos dengan senjata bertegangan tinggi datang. Melihat itu Jay dan Zafer hanya bisa diam kebingungan melihat banyaknya jumlah anak buah Carlos. "Su...sudah ku bilang kalian tidak akan pernah menangkap ku, " ejek Carlos. Jay lalu menarik Carlos dan mengancam anak buah Carlos untuk menjatuhkan senjata mereka.