**Prolog**
Di bawah langit yang kelabu, sebuah kerajaan berdiri megah dengan istana yang menjulang di tengahnya. Kilian, pangeran kedua yang lahir dengan kutukan di wajahnya, adalah sosok yang menjadi bisik-bisik di balik tirai-tirai istana. Wajahnya yang tertutup oleh topeng tidak hanya menyembunyikan luka fisik, tetapi juga perasaan yang terkunci di dalam hatinya—sebuah hati yang rapuh, terbungkus oleh dinginnya dinding kebencian dan kesepian.
Di sisi lain, ada Rosalin, seorang wanita yang tidak berasal dari dunia ini. Takdir membawanya ke kehidupan istana, menggantikan sosok Rosalin yang asli. Ia menikah dengan Kilian, seorang pria yang wajahnya mengingatkannya pada masa lalunya yang penuh luka dan pengkhianatan. Namun, di balik ketakutannya, Rosalin menemukan dirinya perlahan-lahan tertarik pada pangeran yang memikul beban dunia di pundaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon d06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 2
**Flashback on**
Rosalin berdiri terpaku di kamar, tubuhnya gemetar setelah pertengkaran sengit dengan ibu mertuanya. Perasaan bersalah bercampur amarah menyelimutinya, seperti awan hitam yang tak kunjung pergi. Pikirannya berputar, kembali ke kata-kata terakhir yang diucapkannya kepada ibu mertuanya sebelum perempuan tua itu pergi meninggalkan rumah.
Ia sudah tidak tahan lagi. Setelah bertahun-tahun diperlakukan seperti budak, akhirnya dia melawan—dan membentak.
Dan apa yang dikatakan suaminya setelah itu?
“Apa sulitnya mengalah dan mengikuti keinginan ibu?”
Rosalin terdiam, hatinya semakin perih mendengar kalimat itu. Mengalah? Lagi-lagi mengalah? Seolah-olah segala yang sudah ia lakukan selama ini tidak cukup. Seolah-olah ia bukan manusia dengan perasaan, hanya sekadar pelayan yang harus patuh.
Dia merasakan sakit yang menumpuk di dadanya, kenangan 10 tahun terakhir menghantui pikirannya. Hidup yang selama ini ia jalani—apakah itu benar-benar hidup? Selama ini, ia diperlakukan bukan sebagai istri, tetapi lebih seperti hewan yang diatur-atur dan diperas tenaganya.
“Betapa menyedihkannya jika hidup diperlakukan seperti binatang selama 10 tahun,” gumamnya, suara lirihnya hampir tak terdengar di dalam ruangan yang kosong.
Perkataan ibu mertuanya selalu menggema di benaknya, setiap kalimat penuh hinaan yang pernah dilontarkan kepadanya selama bertahun-tahun.
“Meski kau tidak bersekolah, setidaknya ibumu mengajarkanmu cara menjaga harga diri. Kau hamil sebelum menikah!”
Rosalin merasa sakit saat mengenang kembali ejekan itu. Mereka tak pernah mengerti betapa sulitnya hidup yang ia jalani.
“Apa kontribusimu di rumah ini? Sampai kapan kau akan terus menyusahkan kami? Kau bahkan tidak bisa menjaga kandunganmu!”
Perasaan bersalah terus menghantui Rosalin, seolah-olah kesalahannya tak terampuni. Tapi dia tahu, tidak ada yang pernah peduli pada apa yang ia rasakan.
“Kau tidak lihat suamimu kerja banting tulang?”
Banting tulang? Apa mereka buta? Selama ini, ia bekerja keras, sering kali mengambil dua hingga tiga pekerjaan demi menopang kebutuhan rumah tangga mereka. Sementara suaminya, meski sehat, selalu berkelit mencari pekerjaan yang layak. Tapi ibunya tetap memujanya.
“Kau mau pergi ke mana?”
“Suamiku mengajak pergi berlibur, dengan temannya bersama pasangannya. Aku sudah pernah memberi tahu ibu.”
“Ya. Ibu tahu kalian akan pergi berlibur.”
“Kau benar-benar beruntung. Aku membesarkan dia dengan susah payah. Tapi kau yang menikmati hasilnya. Dunia sungguh tidak adil.”
Tidak, ibu mertuanya salah besar. Rosalin tidak pernah beruntung menikahi putranya. Tidak ada kebahagiaan, hanya penderitaan selama 10 tahun ini. Semua waktu dan tenaga yang ia curahkan, tak satu pun yang dihargai.
Setelah satu jam bertengkar dengan ibu mertuanya, kebenaran yang lebih menyakitkan menghantamnya seperti badai. Suaminya... pria yang selama ini dia percayai... ternyata telah berselingkuh. Dan lebih dari itu, dia sudah memiliki dua anak dari wanita lain.
"Kenapa kau tidak menceraikanku saja dari dulu? Kenapa kau terus menyakitiku setiap saat, setiap waktu, bahkan setiap detik dalam hidupku? Kenapa!?" Rosalin menatapnya dengan air mata yang mengalir tanpa henti, tubuhnya bergetar di bawah beban emosi yang tak bisa lagi ditahan.
Suaminya hanya menatapnya dengan dingin, tanpa sedikit pun rasa penyesalan. "Kau bilang tidak pernah tertarik oleh wanita lain, tapi apa kenyataannya? Kau bahkan terlihat bahagia bersama wanita itu!"
Senyuman sinis tersungging di bibirnya. "Karena kau terlalu bodoh untuk melihat kenyataannya, Rosalin. Biar kuberi tahu soal pria. Semua pria selingkuh. Punya istri sekalipun bisa menyukai orang lain! Itulah pria!"
Rosalin tertegun, seakan semua harapan yang pernah ia miliki hancur berkeping-keping di depan matanya. Dia tidak bisa mempercayai telinganya. Kata-kata itu seperti belati yang menusuk hati dan jiwanya.
"Kau tahu apa tipe ideal pria? Wanita asing."
Sekarang, Rosalin mengerti semuanya. Suaminya tetap bersamanya bukan karena cinta, bukan karena komitmen. Alasan satu-satunya adalah uang dan tenaga yang ia berikan. Selama ini, suaminya menemukan kebahagiaan di tempat lain, bersama wanita lain. Sementara dirinya... hanyalah mesin pencetak uang dan pelayan yang tak pernah berhenti melayani.
Selalu saja wanita yang disalahkan atas kesalahan pria. Mereka bilang:
"Rosalin lah yang salah. Kenapa dia tidak bisa menjaga tubuhnya tetap langsing? Kenapa dia tidak merawat dirinya sehingga suaminya tidak akan memilih wanita lain? Kenapa dulu dia tidak bisa menjaga kandungannya? Rosalin lah yang salah."
Semua orang selalu menuding Rosalin. Kenapa selalu wanita yang disalahkan atas segala sesuatu yang telah terjadi? Kenapa perselingkuhan dianggap wajar jika dilakukan oleh pria?
Air matanya kembali mengalir deras. Sebenarnya, dosa apa yang telah Rosalin perbuat? Kenapa semuanya terasa begitu berat baginya? Kenapa masalah terus datang silih berganti, seolah-olah ia tidak pernah diberikan ruang untuk bernapas?
Flashback off
Malam itu terasa dingin, bahkan angin yang bertiup seolah menusuk tulang. Rosalin berdiri di atas jembatan penyeberangan yang sepi, hanya ada cahaya lampu jalan yang temaram di sekitar. Di bawahnya, sungai hitam mengalir pelan, memantulkan kilauan bintang yang samar. Matanya kosong, tatapannya lurus ke arah air yang terlihat begitu tenang, seolah memanggilnya untuk datang.
Hatinya terasa seperti hampa, tak ada lagi rasa sakit yang bisa dia tanggung. Semua ketulusan yang pernah ia berikan, cintanya, pengorbanannya, hanya dibalas dengan luka yang semakin hari semakin menganga. Pria itu—makhluk yang dulu dia percayai sepenuh hati—telah menghancurkannya, menghancurkan segalanya. Setiap janji manis yang pernah diucapkan kini terasa seperti racun yang membakar perlahan dari dalam.
"Kenapa harus aku?" gumamnya lirih, bibirnya gemetar oleh dinginnya malam dan pedihnya kenyataan. "Apa semua ini layak untuk cinta yang pernah ku beri?"
Dia menatap air di bawah sana, begitu dalam, begitu gelap. Seolah-olah sungai itu memanggilnya, menawarkan kebebasan dari segala beban yang kini menindih jiwanya. Bayangan hidup yang bebas dari rasa sakit, bebas dari penyesalan, tampak semakin dekat. Tanpa berpikir panjang, Rosalin melangkah ke tepi pembatas jembatan. Tangannya meraih dinginnya besi, merasakan angin semakin kencang di wajahnya.
"Aku ingin mencoba menjalani hidupku sebagai orang yang berbeda... aku ingin pergi ke tempat di mana tidak ada yang mengenaliku. Hidup seolah aku tidak punya masa lalu," bisiknya pada dirinya sendiri, suaranya hampir tertelan oleh angin malam.
Tanpa menoleh ke belakang, tanpa rasa ragu, dia melompat. Tubuhnya seketika tenggelam dalam kegelapan air yang menyelubungi seolah merengkuhnya dalam pelukan yang dingin. Seketika dia menghilang, tak ada yang melihatnya, tak ada yang tahu bahwa Rosalin telah memilih untuk meninggalkan segala penderitaannya.
Dan dalam keheningan itu, sungai kembali tenang, seakan menelan seluruh kisah dan kesedihan yang pernah ada.
...***...
Dukungan dari kalian sangat penting bagi saya
Terimakasih karena telah menjadi pembaca di cerita silhoute of love ❤️
Semoga cerita ini sesuai selera dan ekspektasi kalian
semoga ceritanya sering update