Ditinggalkan di hari pernikahan membuat Abigail, gadis yang memiliki berat badan berlebih memutuskan untuk berubah. Dibantu seorang teman lama yang sudah menyukainya sejak lama, Abigail mewujudkan keinginannya untuk memiliki tubuh ideal tapi sahabat yang dia anggap sebagai sahabat baik, berusaha menghalangi langkahnya. Disaat keinginan itu sudah terwujud, Abigail berubah menjadi gadis cantik dan pada saat itu sang mantan kembali dan ingin memperbaiki hubungan mereka. Akankah Abigail menerima ajakan sang mantan sedangkan secara diam-diam, ada seorang pria yang begitu tulus mencintai dirinya. Antara cinta lama dan cinta baru, yang mana akan dipilih oleh Abigail?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21
Sarah menggerutu kesal, dia sudah menunggu Abi begitu lama tapi kenapa Abi belum juga turun? Jadwal fitnesnya sudah selesai sedari tadi dan seharusnya sesama member diskon, jadwal mereka juga selesai secara bersama-sama.
Apa Abi mendapatkan hak istimewa lainnya? Jangan katakan iya jika tidak dia akan semakin curiga jika Justin memang tertarik dengan Abigail sehingga Abi mendapatkan hak istimewa itu.
Sarah benar-benar tidak sabar, tentu dia sudah sangat ingin tahu apakah Abi sudah melakukan permintaannya atau tidak. Dia harap hari ini dia bisa mengetahui Justin sudah punya pacar atau tidak, semoga saja jawaban sesuai dengan harapan.
Matanya melihat anak tangga sesekali karena dia harap Abi segera turun ke bawah tapi sepertinya dia harus menunggu Abi sedikit lebih lama lagi itu karena gadis itu baru saja selesai. Hari ini dia benar-benar begitu bersemangat, Abi bahkan mencoba menarik alat berat. Dia benar-benar sudah sangat ingin menguruskan badannya, semangat itu dia dapat karena dia termotivasi oleh gadis yang disukai Justin yang tak lain tak bukan adalah dirinya sendiri.
Hng, dia benar-benar tidak mau kalah apalagi Justin berkata, jika bentuk badan mereka tidak jauh berbeda. Gadis yang disukai oleh Justin saja bisa, jangan sampai dia tidak bisa.
Justin sangat senang dengan semangat Abigail hari ini, dia tidak tahu kenapa tiba-tiba Abi begitu bersemangat tapi itu sangat bagus untuk Abigial. Gadis itu bahkan enggan berhenti saat dia bertanya. Sepertinya berat badan Abi bisa turun dalam jangka waktu tiga bulan tidak hanya impian.
Abigail menyeka keringatnya dan tampak terengah-engah, ternyata fitnes itu menyenangkan jika dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dia rasa dia mulai menyukai kegiatan itu.
"Apa sudah selesai, Nona?" Justin mendekatinya dengan sebotol air.
"Aku benar-benar bersemangat sampai lupa waktu. Maaf Justin, aku akan membayar lebih nanti."
"It's oke, kami tidak menerima bayaran lebih. Aku senang melihatmu begitu bersemangat. Aku harap besok kau seperti ini lagi."
"Pasti, aku tidak akan kalah dari gadis yang kau sukai."
Justin terkekeh, jadi semangat yang Abi dapat karena dia tidak mau kalah? Walaupun Abi salah paham tapi tidak apa-apa, setidaknya Abi jadi termotivasi.
"Bagus, aku sudah membuatkan jadwal untukmu," Justin berlalu pergi untuk mengambil jadwal yang dia buat tentunya setelah dia berkonsultasi dengan seorang ahli. Apa pun akan dia lakukan untuk gadis itu karena ini adalah kesempatannya.
Abi juga berlalu pergi karena dia ingin mengganti pakaiannya. Dia harap Sarah masih menunggu dan tidak marah karena dia sedikit lebih lama.
Justin kembali dengan jadwal yang sudah dia ambil, matanya tampak mencari keberadaan Abi dan ketika mendengar suara dari ruang ganti, Justin berjalan mendekati ruangan itu.
"Abigail, apa kau di dalam?" Justin mengetuk pintu dengan perlahan.
"Ya, wait a minute!" teriak Abi sambil memakai bajunya dengan terburu-buru, jangan sampai Justin melihat lemak tubuhnya yang mengerikan karena itu memalukan.
Justin bersandar di dinding, matanya melihat langit ruangan. Setelah berat badan Abi turun, apakah gadis itu akan percaya dengan perasaannya? Dia harap demikian dan dia harap Abi melihat ketulusan yang dia lakukan untuk gadis itu.
Pintu ruangan terbuka, Abi keluar sambil tersenyum. Dia merasa tidak enak hati karena Justin menunggu di depan pintu ruangan. Padahal pria itu bisa menunggunya di tempat lain tapi kenapa harus berdiri di sana?
"Maaf jika lama," ucapnya basa basi.
"Tidak apa-apa, ini jadwal yang sudah aku buat untukmu. Aku harap kau melakukan apa yang ada di jadwal itu agar program diet yang kau jalani sukses," Justin memberikan jadwal yang dia bawa pada Abi.
"Thanks, akan aku ikuti nanti," Abi mengambil jadwal itu dan memasukkannya ke dalam tas. Dia sudah harus turun, Sarah pasti sudah tidak sabar untuk mengetahui jawaban Justin.
Justin tersenyum, sesungguhnya dia sangat ingin mengajak Abi makan malam berdua saat akhir pekan tapi sepertinya gadis itu akan mengajak Sarah. Jujur dia malas jika ada Sarah, lebih baik nanti saja, dia juga ingin lihat reaksi Sarah setelah mengetahui jawaban yang dia berikan pada Abi.
Mereka segera turun, Sarah begitu senang melihat Abi. Dia sudah hampir mati kebosanan menunggu Abi, jika saja bukan untuk mengetahui Justin sudah punya pacar atau tidak, maka dia sudah pulang dan tidak menunggu selama itu. Bagaimanapun dia tidak mau mati penasaran.
"Oh my God, Abi. Aku sudah menunggumu sedari tadi, kenapa begitu lama?" Sarah menghampiri mereka, dia pura-pura merajuk.
"Sorry Sarah, aku terlalu bersemangat."
"Baiklah, ayo kita pulang!" ajak Sarah karena dia sudah tidak sabar.
"Abi, langsung pulang tidak boleh makan makanan tidak sehat," ucap Justin mengingatkan.
"Thanks, aku memang ingin pulang beristirahat."
Sarah memandangi Justin dengan tatapan heran apalagi pria itu sedang memandangi Abi dengan tatapan lembut. Oke, dia merasa ada yang aneh. Apa tebakannya benar jika Justin menyukai Abigail? Rasanya ingin menyangkal tapi hati kecilnya berkata demikian. Dari pada menebak lebih baik dia bertanya pada Abi.
Mereka berpamitan pergi, tentunya Sarah sudah tampak tidak sabar untuk tahu. Dia langsung bertanya saat mereka berjalan menuju halte bus.
"Bagaimana, Abi? Apa Justin sudah punya pacar?" tanya Sarah.
"Tidak," jawab Abi singkat.
"Benarkah?" Sarah terlihat senang, berarti ini kesempatan untuknya mendekati Justin.
"Ya, dia bilang begitu tapi dia juga berkata sudah ada gadis yang dia sukai," ucap Abigail.
"Apa? Benarkah? Apa dia mengatakan padamu siapa orangnya? Apa kita mengenal gadis itu?" Sarah terlihat sangat ingin tahu.
"Aku tidak bertanya siapa gadis yang dia sukai."
"Oh my God, Abi! Kenapa tidak kau tanyakan sekalian?" Sarah menggerutu, siapa kira-kira gadis yang disukai Justin?
Dia terlihat berpikir tapi matanya menatap ke arah Abigail. Jangan bilang tebakannya benar, jika tidak dia akan tertawa sampai mati.
"Sorry, Sarah. Aku tidak berani menanyakan hal itu lebih jauh. Yang pasti dia tidak punya pacar tapi dia memiliki seseorang yang dia sukai dan dia bilang dia sedang membantu gadis itu saat ini."
"Mem-Membantu apa?" Sarah menghentikan langkah dan menatap punggung Abi.
"Menurunkan berat badan," jawab Abi tanpa ragu.
Mata Sarah melotot, menurunkan berat badan? Apakah gadis yang Justin maksud adalah Abigail?
"Abi, apa Justin menyukaimu?"
Langkah Abi terhenti, dia menoleh untuk melihat Sarah. Kenapa Sarah bertanya demikian?
"Apa maksudmu?"
"Jangan pura-pura bodoh. Apa yang Justin maksud adalah dirimu?" Sarah menatap Abi dengan tajam.
"Apa yang kau katakan, tentu saja tidak. Apa kau pikir hanya aku gadis gemuk yang ada di dunia ini? Kami bahkan baru bertemu beberapa hari belakangan, bisa saja gadis yang dia sukai adalah tetangganya atau gadis yang dia kenal selama dia pindah!"
"Tapi dia bilang dia sedang membantu gadis yang dia sukai menurunkan berat badan, bukankah itu yang dia lakukan saat ini bersama denganmu?" nada suara Sarah sudah terdengar tidak senang.
"Memang, tapi dia tidak membantu aku saja tapi dia juga membantu gadis yang dia sukai untuk menurunkan berat badan!" jawab Abi sambil menatap Sarah dengan tatapan heran. Mana mungkin Justin menyukainya, apa Sarah sedang melawak saat ini?
Sarah mengepalkan kedua tangannya, tidak bisa. Sepertinya dia harus mencari tahu akan hal ini. Dia harus mencari bukti jika gadis yang disukai oleh Justin bukanlah Abigail. Dia akan melakukannya tanpa sepengetahuan Abi dan Justin. Dia akan mengikuti Justin secara diam-diam. Jangan panggil dia Sarah jika dia tidak bisa mendapatkan bukti.
"Baiklah, maaf. Ayo kita pulang," ajak Sarah. Dia mendekati Abi dan menggandeng tangannya.
Abi hanya mengangguk, dia benar-benar tidak menaruh curiga sama sekali. Lagi pula dia sangat yakin, jika gadis yang disukai Justin bukan dirinya karena bukan dia saja gadis yang dikenal oleh Justin dan bukan dia saja gadis gemuk yang ada di dunia ini.
klara