(Alur luar negeri ya)
Seorang veteran perang ditugaskan melindungi pengusaha sukses di Milan, Italia. Dia pun langsung terlibat konflik dengan sekelompok mafia yang mengincar keluarga pengusaha tersebut.
Jangan lupa subsribe dan berikan ulasan bintang lima😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Mobil yang dinailki Luc dan Arion menuju sebuah perusahaan kapal pesiarnya yang berada di Genova, Italia utara, tepatnya di dekat pelabuhan. Perjalanan mereka memakan waktu selama 2 jam lebih. Dan selama perjalanan itu baik Arion atau Luc tidak terlibat percakapan sama sekali, karena keduanya sibuk dengan segala pemikiran masing-masing.
"Nona kita sudah akan sampai," ucap Terra pada Luc yang duduk nyaman di jok belakang.
"Aku tahu!" Luc menjawab dengan angkuh dan ketus.
"Arion, kau harus bersiap karena hari ini aku akan meeting dengan Paolo--rivalku," ucap Luc mengingatkan Arion agar selalu waspada.
"Baik, Nona." Arion menjawab dengan tegas.
Mobil mewah tersebut berhenti tepat di depan lobby kantor. Luc dan Arion keluar terlebih dahulu, sedangkan Terra melanjutkan tugasnya, memarkirkan mobil.
Luc melangkah masuk ke dalam kantornya itu diikuti Arion dari belakang. Kedatangannya di sambut oleh sekretarisnya yang sudah sampai lebih dulu di sana.
"Kenapa meetingnya di sini? Kenapa tidak ke kantor pusat di Milan?" tanya Arion pada Luc yang berjalan di depannya.
"Aku tidak ingin pria itu menginjakkan kakinya di kantor pusat!" jawab Luc dengan tegas, tanpa menghentikan langkahnya menuju ruangan meeting di mana Paolo menunggunya.
Arion mengangguk paham. Pasti Luc mempunyai alasan yang kuat. Ini pertama kalinya Arion datang ke area perusahaan kapal persiar itu. Biasanya ia hanya mengawal nona mudanya itu di kantor pusat, Milan.
*
*
*
"Buongiorno (selamat pagi)," sapa Luc ketika memasuki ruang meeting.
"Buongiorno anche a te (Selamat pagi juga)," balas Paolo tersenyum smirk saat melihat kedatangan Luc yang selalu terlihat sangat cantik dan memukau. "Ini dia permata Italia." Paolo memuji kecantikan Luc.
Luc meletakkan tasnya di atas meja, seraya mendudukkan diri di kursi kebesarannya, "tubuhku terlalu lembut jika di samakan dengan permata," ucap Luc dengan nada pelan seraya menatap pria gagah yang memakai topeng di wajah bagian kiri.
Paolo tersenyum sinis menanggapinya.
Arion berdiri di belakang kursi Luc, seraya mengedarkan pandangannya, menatap dua bodyguard Paolo yang berdiri tak jauh dari bossnya.
"Aku tidak suka berbasa basi, Tuan. Jadi, apa tujuanmu mengadakan pertemuan ini?" tanya Luc datar.
"Kau selalu saja terburu-buru!" balas Paolo sambil terkekeh pelan. Kemudian menjentikkan jari telunjuknya pada salah satu bodyguardnya yang membawa tasnya. "Aku ingin menawarimu kerja sama yang sangat menguntungkan." Paolo membuka tasnya, lalu menyodorkan berkas yang ia ambil kepada Luc.
Luc menerima berkas tersebut, tanpa membaca berkas tersebut ia sudah tahu isinya, apalagi kalau bukan tawaran bisnis yang lebih menguntungkan dari mega proyek pemerintah.
"Non sono interessato! (Aku tidak tertarik!)" Luc menggeser berkas tersebut pada Paolo.
"Kau yakin? Bisnis ini lebih menguntungkan dari mega proyek itu!" Paolo masih mencoba untuk bersabar menghadapi sikap angkuh rival-nya itu.
"Bawa kembali berkas busuk itu dan pergi dari sini, NOW!" tegas Luc tanpa mau dibantah.
Salah satu biodyguard Paolo sudah bersiap mengambil senjata api yang terselip di belakang pinggangnya, begitu pula dengan Arion melakukan hal yang sama.
Paolo menghela nafas panjang, seraya melirik Arion yang sudah bersiap siaga, kemudian ia memberikan kode pada bodyguardnya untuk tetap tenang.
"Aku bukan tipe orang sabar, jadi kau akan tahu akibatnya karena telah berani menolak tawaranku!" ucap Paolo dengan penuh penekanan, dan emosi.
"Kau pikir aku takut padamu, Wajah rusak!" balas Luc seolah menantang Paolo, seraya bersedekap di dada sembari mantap angkup pada pria bertopeng itu.
"Kau akan menyesalinya!" desis Paolo, emosi.