Amara Calista seorang gadis berbadan bongsor, yang mempunyai hobi main basket, jatuh cinta pada seniornya yang bernama Altaf Alfarizi. Altaf yang mempunyai banyak fans, awalnya hanya memandang sebelah mata pada Amara. Amara berusaha sungguh-sungguh untuk merubah penampilannya demi mendapatkan hati Altaf. Dan dengan kekuasaan sang papa Amara bisa mendapatkan Altaf melalui sebuah perjodohan. Namun sebuah musibah membuat Amara pupus harapan dan memilih berpisah dengan sang suami tercinta. Bagaimana kisah cinta Amara dan Altaf? Ikuti kisah lengkapnya dalam "Asmara Ke Dua".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marsia Niqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cocok
Pulang dari pesta pernikahan Indra, Altaf merasa agak kesal. Banyak mata memperhatikan sang istri tercinta. Penampilan istrinya yang luar biasa, membuatnya cemburu. Altaf ke kamar mandi untuk membuang rasa kesalnya agar tidak ketahuan Ara.
"Kenapa sih Ra, kamu cantik banget, kakak harus bersyukur apa harus kesal sih. Capek lho nahan kesal kayak gini kalau kamu jadi pusat perhatian. Awas aja akan kakak bikin Rara bucin akut sama kakak." Kata Altaf dalam hati di depan cermin kamar mandi lalu tersenyum aneh.
"Kakak.....ngapain sih lama-lama di kamar mandi?" Teriak Ara dari luar.
"Nongkrong di pulau lombok...Rara mau ikut? sini bantuin kakak ngeden!" Jawab Altaf jahil.
"Hih ...ogah, jijik! Jorok tau nggak?!"
"Udah Ra, jangan berisik! Ganggu konsentrasi kakak aja!" Jawab Altaf sambil tersenyum jahil. Ada rencana jahil pada sang istri dalam otak Altaf.
Altaf keluar dari kamar mandi dengan kaos oblong super jumbonya sengaja membuat sang istri kesal.
"Ih....kakak! Nggak elit banget pakai kaos begituan! Jelek tahu nggak! Mana udah bolong-bolong, dimakan kecoak apa gimana?!" Tanya Ara kesal melihat penampilan sang suami dengan kaos yang sudah bolong kecil-kecil.
"Nggak elit gimana, ini keren apa , nyaman!" Jawab Altaf enteng.
"Tapi itu sudah nggak layak pakai kak, udah pada bolong!"
"Nggak papa Ra, bolongnya ini fentilasi, ini nyaman kok, mau coba sini!" Kata Altaf sambil berjalan menuju tempat tidur dimana sang istri menunggu. Altaf menarik Ara dan membawanya ke dalam baju jumbonya.
"Ih ....kakak ngeselin banget sih!"
"Enak kan Ra, kita hidup berdua, makan berdua, pergi berdua, tidur berdua, dan sekarang satu kaos berdua, jadi ngirit nyuci!" Kata Altaf sambil tetap mengunci Ara dalam pelukannya.
"Ih kakak emang jorok! Ini kaos udah berapa abad coba, masih aja dipakai. Kakak ini bener-bener ya, Ara tahu sekarang, kenapa mama Fifi selalu marahin kakak soal pakaian, karna kakak nggak bener pakai baju!"
"Udah nggak papa, mau pakai apa aja kakak tetap cakep!" Kata Altaf dan Ara bingung harus menjawab apa lagi, karena suaminya super ngotot, Ara menikmati tidur ber bantal tangan sang suami, menghirup bau ketiak sang suami.
"Kak.....hidung kakak ini terlalu mancung nggak sih, bibir kakak jadi jengor ketarik ke atas!" Kata Ara sambil menggerakkan jari telunjuknya seluncuran di hidung mbengol Altaf.
"Ra, nggak baik menghina ciptaan tuhan, dosa!" Jawab Altaf dengan mata terpejam menikmati elusan sang istri pada hidungnya.
"Menghina gimana, Ara muji tau!" Kata Ara ngeyel.
"Lha itu tadi apa, bilang bibir kakak jengor?
Apa namanya itu kalau nggak menghina?"
"Ya kan jengornya karna hidungnya terlalu mancung, hidung mancung kan cakep kayak pinokio!"
"Pinokio hidungnya panjang karna suka bohong Ra!"
"Nah itu dia, jangan-jangan kakak suka bohong, suka bohongin Ara, hayo ngaku!" Kata Ara dan.....mak....
PLETAK. ....
Satau jitakkan mendatar di kening Ara, jitakkan lembut tanda sayang dari Altaf.
"Hih kakak....! Bisa-bisa jidat Ara nanti jenong, gara-gara kakak jitak terus!" Kesal Ara.
"Ha bagus dong! Jadi kita pasangan yang pas, yang satu jengor yang satunya lagi jenong. Cocok! Jadi kalau kakak mau cium cepet nyampek! Bibirnya maju, jidatnya juga semakin ke depan!" Kata Altaf sambil memeluk gemas pada istri cerewetnya.
"Kak kayaknya kak Dea beneran suka sama kakak deh, Ara jadi kesel kalau ada dia!" Kata Ara mengalihkan pembicaraan.
"Rara cemburu?"
"Ya iya lah....pakai nanya! Mana ada istri nggak cemburu suaminya di deketin cewek lain, cakep lagi, kecil mungil!" Kata Ara cemberut.
"Kakak bukan cowok gampangan Ra, udah punya istri. Nggak akan cari masalah, hubungan sama cewek lain. Bingung, capek harus bohong terus sama istri!"
"Jadi bisa aja sebenernya kakak suka sama kak Dea, tapi karna takut ketahuan bohong, jadi kakak pendam perasaan kakak, ya kan?!" Kata Ara dan membuat sang suami menghela nafas berat. Dan...
PLETUK....
Satu sentilan mendarat di hidung Ara.
"Auw........! Jerit Ara walaupun sebenarnya tak merasakan sakit.
"Kalau kakak suka sama Dea, kakak nikahnya sama Dea. Nikah dari SD malah, kakak kan kenal Dea dari SD?!" Jawab Altaf asal.
"Ih, gatel banget sih, masa masih SD udah mikir nikah?!"
"Misal Rara.......hanya misal! HEDEUH ......
Kata Altaf geleng-geleng kepala.
"Gini amat ya punya istri cemburuan, cerewetnya minta ampun, bibir setebal beton bisa jadi setebal silet. Sabar.....sabar....harus extra sabar, kalau kesabaran setebal tisu bisa-bisa perang terus nih tiap hari!" Kata Altaf dalam hati tentunya. Kalau diucapkan beneran bisa drama, debat panjang semalam suntuk seperti wayang kulit. 😅
"Belum ngantuk Ra?" Tanya Altaf mengalihkan topik.
"Udah, tapi karna kesel, jadi susah tidur!" Jawab Ara manja.
"Ra, sekarang mas Indra sama istrinya lagi ngapain ya?"
"Lagi ngulek bumbu, lagi ngadon, lagi nyetak bahan!" Jawab Ara kesal sama pertanyaan sang suami.
"Banyak banget acara pengantin baru! Kok kita cuma punya satu acara ya! Yang mana satu, dulu kita ngerjainnya?" Tanya Altaf semakin jahil.
"Ngadon!" Jawab Ara asal.
"Oh berarti sekarang kita harus ngerjain yang lain dong! Rara mau yang mana dulu? Ngulek bumbu apa nyetak bahan?" Tanya Altaf dengan alis di naik turunkan jahil.
"ENGGAK .....!
"Pilihan nya nggak enak semua, engak banget!" Kata Ara kesal tahu maksud arah ucapan sang suami.
"Enak Ra, enak banget malah!" Altaf semakin menggoda sang istri.
"Rara capek kak!" Jawab Ara manja.
"Ya udah, sini kakak pijitin. Kakak yang kerja, ara tinggal nikmatin aja!"
"Hih ....kakak mesum ih!
"Loh kan benar kakak yang kerja, Rara yang terima gajinya, kakak yang pijitin Rara yang ngerasain, iya kan? Rara mikir apa hayo? Dari pada cuma dipikiran, sini biar kakak realisasikan, Ok.....ok.....!" Kata Altaf dan tanpa menunggu jawaban Ara langsung bertindak.🤭