Kisah cinta si kembar Winda dan Windi. Mereka sempat mengidamkan pria yang sama. Namun ternyata orang yang mereka idamkan lebih memilih Windi.
Mengetahui Kakanya juga menyukai orang yang sama dengannya, Windi pun mengalah. Ia tidak mau menerima lelaki tersebut karena tidak ingin menyakiti hati kakaknya. Pada akhirnya Winda dan Windi pun tidak berjodoh dengan pria tersebut.
Suatu saat mereka bertemu dengan jodoh masing-masing. Windi menemukan jodohnya terlebih dahulu dibandingkan Kakaknya. Kemudian Winda berjodoh dengan seorang duda yang sempat ia tolak lamarannya.
Pada akhirnya keduanya menjalani kehidupan yang bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Butir
Tidak terasa dua minggu telah berlalu. Hari-hari Javier dan Windi penuh dengan rasa penasaran, karena keduanya sudah tidak boleh bertemu. Namun setiap hari mereka masih bertukar kabar melalui chat. Javier mencegah dirinya untuk menelpon dikarenakan ia takut khilaf. Windi sudah keluar dari pekerjaannya sejak tiga satu minggu yang lalu. Jadi dia hanya diam di rumah saja. Sedangkan Javier tetap pergi ke kantor namun ia belum boleh mengendarai mobil sendiri. Ia pun sebenarnya juga masih trauma jika menyetir sendiri.
Persiapan untuk acara mereka sudah 75%. Undangan juga sudah mulai dibagikan. Untuk acara akad nikah, mereka hanya mengundang saudara dan kerabat dekat saja. Bagi kira-kira 300 undangan untuk acara paginya. Untuk resepsinya ada sekitar 1200 undangan.
Hari ini Javier dan Windi akan bertemu. Karena keduanya akan melakukan fitting baju di galery milik Fatin. Orang tua mereka juga akan ikut menemani.
Abi dan Bunda sudah siap. Mereka menunggu Windi turun dari kamarnya. Windi baru saja selesai. Ia segera turun ke bawah.
"Sudah siap?"
"Sudah, Bunda. Maaf menunggu, karena tadi masih cari pashmina ini baru ketemu, bun."
"Ya sudah ndak pa-pa, ayo kita berangkat."
Abi Tristan sendiri yang menyetir mobil. Mereka berangkat menuju Galery. Windi sudah meng-share lokasi galery kepada Javier. Saat ini Javier dan keluarganya pun sedang di jalan menuju galery.
Setelah Windi dan orang tuanya sampai di Galery, beberapa menit kemudian Javier pun sampai. Setelah beberapa hari tidak bertemu, Javier dan Windi malu-malu kucing. Akhirnya mereka masuk ke dalam dan langsung naik ke atas. Mini dan seorang tailor profesional andalan Fatin sedang melayani mereka.
"Nona Windi ini baju untuk akad nikahnya. Sesuai dengan desain Nona Fatin."
Mini memberikan sebuah gaun putih dengan aksen swarovski bertaburan dan aplikasi bunga payet yang terlihat sangat anggun. Mini juga memberikan baju atasan cowok mirip dengan model sherwani atau baju India yang dipakai laki-laki saat acara pesta atau pernikahan dengan warna putih juga. Mini juga sudah menyiapkan beberapa baju seragam keluarga untuk acara akad dan resepsi, baju bridesmaid dan groomsmen sesuai dengan ukuran yang sudah diperkirakan.
"Silahkan dicoba dulu, Nona."
"Makasih, Mini."
Windi dan Javier masuk ke ruang ganti masing-masing. Mereka mencoba bajunya.
Javier keluar terlebih dahulu.
"Wah, MasyaAllah kamu terlihat seperti artis India, Javier. haha... " Ujar Ummah
Disambut tawa oleh yang lain.
Baju tersebut memang sangat pas di badan Javier. Ia nampak sangat gagah mengenakan baju tersebut.
Windi pun akhirnya keluar. Ia nampak masih malu-malu.
Javier tak berkedip melihat sang pujaan hati. Padahal hanya memakai gaun dan belum dimake-up.
"Bagaimana Nona, sudah pas?"
"Mini, bisa dibesarkan sedikit? Kok agak sesak ya?"
"Itu karena Nona sekarang tambah berisi, haha... "
"Ah iya, kamu benar. Karena di rumah saja, jadi aku doyan ngemil."
"Tetap cantik kok, nak." Sahut Ummah.
Windi tersenyum menanggapi ucapan mertuanya.
"Kedip!" Tegur Babah kepada Javier.
Javier pun tersenyum seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Windi memang terlihat agak berisi dari sebelumnya, karena ia doyan ngemil.
"Kalau Nona mau dibesarkan bisa kok, nanti biar diproses. Sekarang cobain gaun untuk resepsinya ya."
Untuk resepsi mereka memakai warna perbedaan Hitam dan Silver. Gaun resepsi tentu lebih mewah dan megar. Lagi-lagi Javier terpesona melihat calon istrinya. Ia jadi tidak sabar ingin segera sampai pada waktunya.
Setelah kedua calon pengantin selesai mencoba bajunya, gantian orang tua mereka yang mencoba baju seragam.
Saat ini Windi dan Javier duduk di sofa menunggu mereka. Keduanya ngobrol tipis-tipis untuk melepaskan rindu di dada.
Setelah selesai dari galery, mereka melanjutkan perjalanan ke KUA untuk mendaftarkan pernikahan mereka. Semua data yang diperlukan sudah lengkap. Mereka juga diberikan beberapa pertanyaan oleh salah satu penghulu yang bertugas di KUA.
Setelah urusan dari KUA selesai, mereka lanjut mampir di sebuah restoran untuk makan siang.
Dan di sana mereka tidak sengaja bertemu dengan Kirana. Kirana baru saja akan keluar dari restoran. Kirana yang tak tahu malu justru menyapa mereka. Ia menghampiri mereka yang sedang duduk menunggu makanan datang.
"Ummah, Babah... "
"Kirana... "
Kirana mencium punggung tangan mereka. Rupanya ia tidak sendiri, tapi dengan Rocky.
Kirana tidak menyangka jika ia akan bertemu mereka di sini. Ia mengira hubungan Javier dan Windi hanya sebatas pemanis saja. Dan mungkin Windi hanya sebagai pelarian karena ia tidak ingin malu karena pernikahannya batal. Namun kenyataannya saat ini ia melihat dengan kedua matanya sendiri kebahagiaan yang menyelimuti hati Javier dan Windi.
"Kak Javier selamat atas pertunanganmu."
"Terima kasih."
"Mbak, perkenalkan saya Kirana. Dan ini calon tunangan saya Rocky."
Windi menyunggingkan senyumnya. Sedangkan Javier hanya bisa tersenyum sinis.Windi mengingat-ingat nama tersebut. Akhirnya ia ingat bahwa Kirana adalah mantan tunangan Javier.
"Oh iya, Kiran. Apa undangan untukmu sudah sampai?" Tanya Ummah.
"Undangan apa Ummah?"
"Pernikahan Javier."
"Hah, nikah? Maaf maksudku kok cepat banget?"
"Iya, biar Javier ada yang urus. Lagian kalau sudah sama-sama cocok buat apa ditunda-tunda lagi, ya kan?"
"Oh iya, benar Ummah. Saya tunggu undangannya. Kalau begitu kami duluan."
"Iya, silahkan."
Ummah dan Babah lega melihat Javier yang sangat santai menghadapi Kirana. Sebelumnya mereka khawatir Javier emosi, namun itu tidak terjadi. Ummah juga bersyukur karena Javier tidak jadi menikah dengan Kirana. Meski Kirana masih sanak saudaranya, namun Ummah baru mengetahui sifat aslinya.
Dengan perasaan kesal Kirana menarik tangan Rocky untuk segera pergi dari hadapan mereka.
"Sialan! Niat hati ingin pamer kebahagiaan. Nyatanya aku yang terkejut." Batin Kirana.
"Ehem... kenapa? Kamu menyesal sudah meninggalkan Javier?"
"Appa sih, nggak lah. Kan ada kamu."
Rocky hanya tersenyum sinis.
Sementara di dalam restoran, pesanan mereka sudah datang. Mereka pun menikmatinya dengan santai. Javier dan dan Windi duduk berhadapan. Tak Jarang Javier mencuri pandang kepada calon istrinya. Windi tidak sengaja memandang calon suaminya. Pandangan mereka pun bertemu. Windi melihat sebutir nasi di ujung bibir bawah Javier. Ia pun memberi kode kepada Javier. Dengan menunjuk bibirnya sendiri. Javier mengerutkan dahi. Ia belum paham maksud Windi. Ia kira Windi sedang menggodanya. Karena tak kunjung paham Windi pun mengambilkan tisu untuk Javier.Javier pun menerima tisu itu.
"Ada butir, Mas." Lirihnya.
Namun masih bisa di dengar oleh yang lain.
"Oh.. butir."
Javier tersenyum seraya mengusap bibirnya.
"Aku kira dia minta cium . Ah, Javier... pikiranmu ke mana-mana."
Orang tua mereka hanya tersenyum melihat interaksi keduanya.
Setelah selesai makan, mereka ngobrol sejenak. Setelah itu, mereka, shalat dhuhur di Mushalla yang ada di restoran. Setelah itu mereka langsung pulang.
Bersambung....
...****************...
Maaf kak untuk 5 hari ke depan belum bisa doble up. Karena full pesanan kue ribuan. Tapi author pastikan up tiap hari. 🙏🙏
semangat menulis dan sukses selalu dengan novel terbaru nya.
apa lagi ini yang udah 4tahun menduda. 😉😉😉😉😉😉