Andini seorang dokter muda bertalenta yang memiliki seorang kekasih seorang abdi negara yang bernama Raka Ardiansyah. Setelah berjalan 8 tahun mereka memutuskan untuk menikah namun pada hari pernikahan tiba Raka justru malah meninggalkan nya karena suatu alasan. karena persiapan pernikahan sudah dilakukan dan acara pernikahan tidak bisa di batalkan akhirnya kembaran dari Rama menawarkan diri untuk menikahi Andini agar pesta tetap berlanjut
tidak ada yang tau bahwa sebenarnya Rama ini sudah lama jatuh cinta pada Andini karena dia tau bahwa saingannya adalah saudara kembarnya sendiri maka sebelumnya dia sudah memutuskan untuk menyerah dan melupakan Andini. namun dengan sikap Raka yang sudah menelantarkan Andini ini Rama bertekad akan membahagiakan Andini dan mempertahankan pernikahan nya dengan Andini. bagaimana kisah cinta saudara kembar ini. silahkan subscribe dan ikuti terus perkembangan cerita selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratri Larasati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Kami masih diam memperhatikan Andini yang masih menenangkan Sinta
" sudah tenang lah kamu mungkin juga kaget ya melihat semua ini. " ucap Andini
Di lihatnya Andini masih memeluk Sinta. Mereka masih memperhatikan Raka yang juga masih terduduk lesu di lantai
" Mau mu sekarang gimana? " tanya Papa Raka
" aku mau minta maaf aja ma pa. Aku akan bertanggung ke Sinta. " jawab Raka
Sekarang semuanya duduk di dalam sebuah ruang an untuk membicarakan masalah ini.
Andini sudah merasa lebih baik dia tidak lagi menangis. Dia duduk di samping sang suami Rama mendengarkan penjelasan dari papa Raka
" kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga pak Fachri atas yang telah di lakukan putra kami. " ucap papa Raka
" Sejujurnya kami merasa sangat kecewa terhadap keputusan yang sudah kamu ambil nak Raka. Namun karena sekarang semua nya sudah terjadi dan Andini juga sudah resmi menikah dengan Rama. Papa tidak bisa berbuat banyak. Semoga kamu dapat mengambil hikmah dari semua yang sudah terjadi." ucap papa
"gue salah sempat merestui hubungan lho dengan Andini. Gue kecewa..! " ucap bang Dimas
Andini menangis menahan semuanya. Di semangatnya dia oleh sang suami.
" udah gpp menangislah kalau masih ingin menangis. " bisik Rama ke Andini
" semuanya sudah cukup toh sekarang pun aku juga sudah menikah dengan mas Rama nggak mungkin bisa di ulang lagi. Jadi apa yang di debatkan. " teriak Andini
Selanjutnya Andini pergi meninggalkan aula tersebut. Kemudian tidak lama Rama menyusul Andini keluar dari aula.
" Apa kamu baik-baik saja? " tanya Rama
" aku nggak papa mas. Bisa kita istirahat saja. Aku lelah mas. " ucap Andini
Andini POV
Setelah terbangun dari pingsan aku memutuskan untuk mengajak mas Rama menemaniku kembali ke aula. Jujur aku ingin mengetahui alasan yang sebenarnya darinya.
Setibanya aku di aula aku melihat mas Raka masih babak belur dan tertunduk lesu di tengah-tengah yang lain.
Aku putuskan untuk mendekati gadis itu. Ku tanyai dirinya mengenai keadaannya. Setelah ku tanyai dirinya justru dia malah menangis tersedu -sedu. Kutenangkan dirinya agar tidak semakin panik.
Semua masih emosi dengan keadaan ini. Bahkan kakak ku sendiri Bang Dimas masih tidak terima keadaan kami. Aku tanyai dia karena aku tidak percaya kalau bang Raka melakukan semua itu.
" Apakah dia memaksamu? Tanya Andini
yang terjadi malah gadis itu juga menangis dipeluk lah Sinta oleh Andini.
" Apakah kalian saling mencintai? Atau dia memaksamu? Tanya Andini sekali lagi.
" dia memaksa ku.hiks...hikss" ucapnya lirih
Ok tenang lah.cup...cup.
Kutenangkan dirinya barulah aku duduk kembali di samping suamiku.
Ku dengar penjelasan nya dari mas Raka. Aku lihat dia ingin bertanggung jawab kepada gadis itu. Aku diam saja menyimak. Karena aku tidak sanggup akhirnya ku putuskan untuk kembali ke kamar saja.
Di kamar aku menangis dengan kencang. hampir saja aku melupakan keberadaan mas Rama disini.
Rama POV
Sekembalinya kami dari aula ku dengar istri ku malah menangis di kamar. Aku berikan dia waktu terlebih dahulu agar dia puas menangis.
Sebenarnya aku sakit mendengar dia menangisi laki-laki lain namun aku sadar pernikahan ini bukan seutuhnya keinginan nya. Ku putuskan untuk duduk di ruang tamu kamar kami sambil menunggu nya.
Sudah merasa lebih baik ku lihat dia keluar dari kamar.
" mas di sini dari tadi ? " tanyanya padaku
" iya de.
" maafkan aku mas. ( ucap Andini sambil duduk di samping ku)
Ku lihat Andini masih sungkan akan bersikap yang bagaimana. Dia banyak diam nya. Dia seperti takut jika aku marah padanya. Ku raih tangan nya
" nggak papa aku paham posisi mu. aku hanya berharap jangan berlarut -larut dalam masalah ini. Hidup harus tetap terus berjalan. " ucapku penuh harap padanya
"Sudah mari kita istirahat sudah banyak hal yang kamu lalui hari ini" ajak ku padanya
Kami memutuskan untuk istirahat hanya tidur tidak ada hal-hal lain yang kami lakukan karena aku sendiri juga merasa capek menghadapi hari ini.
Keesokkan harinya
Aku bangun terlebih dahulu. Ku perhatikan istriku yang masih tertidur dengan pulas di kasur. Semalam aku tidur di sofa karena aku takut membuat dia tidak nyaman. Ku bangunkan dia untuk menunaikan kewajiban kami.
" de ayo bangun sholat subuh terlebih dahulu" ucapku pelan
" eh... Astaghfirullah maaf mas ( ucapnya terkejut)
kami melakukan sholat berjamaah.
Andini POV
Di saat aku terlelap tidur aku merasa ada yang membangunkan ku. Ku buka mataku alangkah terkejutnya aku ada sesosok laki-laki yang membangunkan ku.
"Eh... Astaghfirullah maaf mas ." ucapku terkejut
Ya Allah bisa -bisanya aku terkejut seperti itu kepada suamiku.
Memang kami semalam tidur di tempat yang berbeda. Dia membiarkan ku tidur di kasur sedangkan dirinya memutuskan untuk tidur di sofa dengan kondisi yang jelas tidak nyaman. Betapa durhaka nya aku. semalam aku sudah mengabaikan nya dengan menangisi si brengsek Raka itu setelah itu tidur begitu saja sekarang saat akan sholat subuh malah dia yang membangunkanku. Sungguh aku sangat malu.
Segera ku bersihkan diriku dan menemui suamiku untuk melaksanakan sholat subuh.
Setelah sholat mas Rama menanyaiku rencana hari ini
" hari ini ada rencana apa de? "
" tidak ada kok mas. Terserah mas saja. " ucapku
" kita pulang saja ya de. nggak papa?" tanyanya dengan ragu
aku masih diam belum memberikan jawaban. Hingga tiba-tiba mas Rama mengajak ku untuk duduk di kasu.
" Apakah adek belum siap untuk pulang? " tanyanya
" ku gelengkan kepala tanda sebagai jawaban ku. "
" de setiap masalah pasti ada solusi nya jika adek terus menghindar untuk bertemu dengan nya kapan masalah kalian akan selesai. Jangan khawatir kan mas. Mas tidak bermaksud belum nenerima mu. Mas sangat menerima adek namun mas hanya ingin masalah mu dengan Raka segera selesai secara baik-baik biar bagaimana pun jangan sampai ikatan keluarga kita terpecah. Agar kedepannya kita juga lebih mudah tanpa terbayang-bayang masa lalu. Kamu paham kan maksud nya mas?" Tanya mas Rama
Apakah mas Rama mengira aku masih belum bisa menerima nya. padahal bukan seperti itu aku hanya masih butuh waktu untuk menerima pernikahan ini. Masalah mas Raka memang aku belum bisa menerima alasannya meninggalkan ku seperti ini. Monolog aku pada diriku sendiri.
" baik mas insyaallah aku gpp kok mas. Hanya saja masih butuh waktu mas. " jawab ku
" iya mas maafkan adek jika adek masih belum menjadi istri yang baik. " tambahku
Bolehkah mas memeluk mu? Tanyanya penuh hati-hati
ku anggukkan kepala ku menginzinkan keinginannya
Kemudian detik selanjutnya ku di peluk oleh mas Rama. Jujur ini pertama kalinya kami lebih dekat. Ku rasakan nyaman di dalam diriku sendiri. Cukup lama kami berpelukan mas Rama melihatku dengan dekat tanpa terasa wajah kami semakin dekat hingga telp mas Rama berbunyi.
Di lepaskan pelukan itu tanpa di sangka pipi ku bersemu merah.
" bentar mas angkat telp dulu. " ucapnya
Sungguh aku merasa sangat malu. Segera ku menuju ke kamar mandi. Ku lihat wajah ku merah seperti kepiting rebus.
" huh kenapa aku deg...deg ya. Apa yang kamu pikirkan Andini? Ucap ku pada diriku sendiri