Apa jadinya jika dalam suatu pernikahan hadir orang ketiga?
Begitulah nasib Mayang yang harus menghadapi kehidupan pernikahannya yang penuh dengan lika-liku.
Mertua, dan ipar menganggapnya sebagai benalu.
Ditambah dengan lima tahun pernikahannya dengan Adam, mereka belum juga dikaruniai buah hati.
Sanggupkah Mayang menghadapi semua kemelut kehidupan?
Akan kah Mayang memilih untuk meninggalkan suaminya atau tetap bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marina Cs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
"Bi, untuk beberapa hari may tidur disini. Sekalian may mau rombak beberapa bagian di rumah ini. Nanti minta tolong mang usep buat bantu-bantu. Dan cari in may ART buat nemenin bibi disini dan jagain rumah lama. Bibi mau kan?" Tanya ku ke bi ummah.
"Iya non. Untuk ART nya berapa?" Tanya bi ummah
"1 aja bi. Nanti mbo jum may bawa kesini." Ujar ku ke bi ummah.
"Siap non. Bibi boleh ajak saudara bibi di kampung tidak non. Kebetulan saudara bibi lagi butuh pekerjaan. Dia habis di tinggal pergi suami nya. Anak-anaknya udah pada berkeluarga." Ucap bi ummah.
"Suami nya kenapa bi?" Karena kepo ku bertanya.
"Meninggal non. Udah usia".
"Innalilahi. Boleh bi asal orang nya amanah ya bi."
"Insya allah non."
"Ya udah bibi kabarin aja orang nya kalau bisa secepat nya udah disini. Nanti untuk akomodasi selama perjalanan may yang kasih".
"Makasih non. Bibi hub.in orang nya sekarang."
"Siap bi. May ke kamar dulu ya. Panggil may kalau udh siap makan siang nya".
"Siap non. Bibi siapin makan siang buat non dan bibi anterin kopi serta cemilan kesukaan non."
"Makasih bi"
Di kamar aku langsung merebahkan diri dan menenangkan diri dari semua pikiran-pikiran.
Alasan yang di berikan mas adam ternyata bohong. Mas adam akan menikah dengan perempuan itu di bandung yang akan di hadirin seluruh keluarga mas adam.
Tega. Sungguh tega. Sebelum menikah mas adam dengan janji-janji manis nya membuat aku begitu bahagia. Tapi kenyataan nya mas adam mengingkari janji suci pernikahan kami. Ironis.
Pernikahan yang akan berumur 5 tahun mungkin akan kandas dalam waktu cepat. Nahkoda kapal sudah melabuhkan kapal nya ke dermaga yang lain. Entah apa alasan yang membuat mas adam memutuskan untuk menikah lagi.
Apa karena anak?? Bukan kah kami sudah berusaha untuk mengecek kesuburan kami. Dan kami di nyatakan subur.
Di tahun ke 2 pernikahan kami. Ibu mertua sering menyindir ku untuk kehadiran seorang cucu. Bukan kah semua diatur oleh Yang Maha Esa.
Sering kali pihak keluarga mas ada mencemooh kan aku. Dan bilang kalau aku "mandul". Segitu kejam kata-kata yang mereka ucap kan.
Mas adam hanya diam tanpa membela istri nya. Belum lagi dengan gaji mas adam. Hampir lima puluh persen penghasilan adam di pegang sama ibu mertua. Dengan dalil untuk kuliah putri dan kebutuhan di rumah. Sedangkan jatah bulan ku harus di bagi lagi buat bensin dan pegangan mas adam.
Sedangkan untuk biaya lain nya mas adam seakan lepas tangan. Ingin kembali bekerja mas adam dan ibu tidak mengijinkan. Beruntung aku mempunyai hobi membaca novel. Aku mencoba untuk belajar menulis novel dengan dibantu beberapa penulis yang aku ikutin di sosial media.
Awal nya sulit. Tapi aku tetap mencoba dan alhamdulillah semua novel yang aku buat di terima oleh pencinta novel. Dan penghasilan aku lumayan.
Tok.. tok.. tok..
Bunyi ketokan pintu membuyarkan lamunan ku.
"Ya bi". Jawab ku sambil membukakan pintu
"Makan siang sudah siap non".
"Yuk bi makan bareng-bareng sekalian ajak yang lain. Makan sama-sama di meja makan." Ajak ku.
"Baik non. Bibi panggil yang lain dulu ya" jawab bibi sambil berlalu untuk memanggil orang yang berkerja di rumah ini.
Walaupun mereka pekerja sedang kan aku pemberi kerja. Tidak pernah sedikit pun aku merendahkan mereka. Itu ajaran yang selama ini papa dan mama ajarkan kepada ku sejak dini hingga sekarang aku terapkan.
Sehabis makan siang aku pamit ke bibi ummah untuk ke salah satu pusat furniture. Membeli beberapa furniture . Setelah semua ke beli. Aku langsung melanjutkan ke mall terbesar di kota. Untuk membeli baju dan segala macam kawan-kawan nya. Dari yang murah hingga yang mahal. Semua tergantung kenyamanan.
Aku bukan wanita yang suka menghabiskan uang banyak untuk barang-barang branded tanpa ada manfaat nya. Apa lagi di beli hanya untuk di pamerkan. Oooh tidak. Bukan gaya ku.
Setelah semua kebeli. Aku langsung menuju salah satu perawatan. Sudah lama aku tidak melakukan perawatan dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Sambil perawatan aku mulai me-list pesanan yang masuk ke dalam aplikasi media sosial dan mengirimkan nya ke sofi.
Alhamdulillah baru beberapa hari jualan ku banyak di minati oleh banyak orang. Mungkin nanti aku akan membuka usaha ku sendiri. Atau mungkin joint dengan sofi.
Selesai perawatan dengan tubuh yang fresh dan rambut yang aku smooting dan warnai. Penampilan baru cukup membuat ku tersenyum tak lupa ku foto dan membagikan nya ke sosial media serta aplikasi gagang telp.
Sesampai nya di rumah. Mas adam menelepon menanyakan kabar dan keadaan ku. Entah angin apa yang membuat mas adam menghubungiku duluan. Biasa nya aku yang menghubunginya nya.
("Halo may") ucap mas adam
("Ya assalamualaikum mas") jawabku
("Eeh.. wa'alaikum salam may. Lagi dimana sekarang may dan lagi ngapain??")
("Lagi di rumah mas. Di kamar. Kenapa mas")
("Kamu gak habis kemana-mana kan may") ucap mas adam.
Dengan alis mengkerut tumben.
("Aku habis dari mall mas sekalian ke salon. Kenapa mas?")
("Oh habis beli perlengkapan di rumah ya may. Emang banyak keperluan rumah yang habis")
("Iya mas. Banyak kebutuhan rumah yang habis. Tumben mas nanya ada apa nih?")
("Uang belanja kurang gak may?? Kalau kurang mas tambahin.")
("Oh boleh mas kalau mas mau kirim")
("Ya udah. Mas transfer ya sekarang")
("Baik mas. Makasih ya mas")
("Jangan kemana-mana dirumah aja. Tunggu mas pulang. Bye sayang")
("Iya mas.. bye mas")
Klik.
Ting. Bunyi notifikasi m-banking dengan total 20juta. Wow.... Tumben..
Lumayan rezeki anak sholehah..
("Uang nya udah masuk makasih ya mas") dengan hati yang senang.
("Sama-sama sayang. Ingat jangan macam-macam. Tunggu mas di rumah.")
Hahahahah... yang macam-macam siapa coba. Kan situ yang mau menikah lagi. Langsung ku matikan layar dan bergegas membersihkan diri lalu menuju dapur untuk membantu bi ummah mempersiapkan makam malam kami.
Aku minta bi ummah untuk memasak makanan kesukaan ku. Ayam bakar dengan sambal pedas dan lalapan nya. Tak lupa perkedel daging. Dan minum nya air putih dan kopi moccacino.
Setelah makan aku langsung gosok gigi dan istirahat karena besok akan banyak kerjaan yang menanti ku. Merenovasi rumah. Menggantikan furniture lama dengan yang baru ku beli serta menata halaman belakang yang luas untuk ku tanami bunga. Serta menambah kolam ikan untuk mempercantik halaman belakang tak luput tempat untuk bersantai dan kursi untuk istirahat setelah berenang.
Dengan waktu yang singkat aku ingin mengubah rumah ini menjadi rumah impian ku selama ini.