Bagaikan petir di siang bolong, Karin yang baru saja menerima perasaan pria yang ia cintai, begitu terkejut ketika mengetahui bahwa pernikahannya dengan orang lain sedang di persiapkan oleh orang tuanya ,bagaimana dengan pria yang ia cintai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisaJm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
“Seharusnya kami yang bertanya, kemana saja kau? Kenapa meninggalkan Karin sendirian setelah ia membantumu membersihkan seluruh apartement mu? Kau bahkan tidak memberinya makan!”
Ucap Rio sontak saja membuat Edgar teringat jika ia belum sempat memesan makanan untuk Karin karena Laura yang tiba tiba meringis kesakitan, pria itu memeriksa sakunya mencari ponsel miliknya namun benda yang ia cari tidak ada disana, ah pria itu lupa jika ponsel nya masih di restoran itu.
”Dimana Karin?”
Tanya Edgar, Davin mengarahkan jarinya kedalam apartement membuat Edgar segera masuk, sedangkan ketiga pria itu hanya saling menatap bingung dengan sikap Edgar, ketiganya pun memilih untuk segera pulang lantaran hari yang sudah gelap, sedangkan Karin tengah mencuci piring setelah memberi makan ketiga teman suaminya itu.
“Karin.”
Ucap Edgar mencari keberadaan gadis itu, Karin tentu saja mendengar suara pria itu namun ia memilih diam, ia masih sangat kesal pada Edgar yang bisa bisanya membohongi Karin, padahal gadis itu sudah sangat kelaparan, beberapa kali Edgar memanggil nama Karin namun gadis itu tak kunjung menjawab, hingga akhirnya Edgar mencari gadis itu kedapur begitu mendengar suara dari arah dapur.
“Kau disini? Kenapa tidak menjawab panggilan ku?”
Tanya Edgar menghampiri Karin namun gadis itu hanya diam tak menghiraukan keberadaan Edgar disana, lebih tepatnya menganggap jika tidak ada Edgar disana, Edgar tentu tahu kenapa gadis itu hanya diam, Edgar mencoba untuk berbicara pada Karin namun gadis itu tetap saja diam dan hanya fokus pada pekerjaannya.
“Karin, aku minta maaf, aku tahu aku salah, aku lupa karena Laura tiba tiba...”
“Sudahlah kak Edgar, Karin tidak ingin mendengar apapun.”
Ucap Karin beranjak pergi dari sana setelah menyelesaikan pekerjaan nya, Edgar hanya menatap punggung Karin yang kian menjauh hingga gadis itu masuk ke dalam kamarnya, Edgar hanya bisa memijat keningnya yang terasa pusing, pria itu kemudian memilih untuk masuk ke dalam kamar lalu membersihkan diri.
Sedangkan Karin yang baru saja masuk kedalam kamarnya kini merebahkan diri diatas ranjang, gadis itu melamun menatap langit langit kamarnya, minta maaf? Semudah itu dia meminta maaf? Tapi yang membuat Karin semakin kesal Edgar lupa memesan makanan untuknya karena wanita itu.
“Seharusnya tidak usah berjanji untuk memesan makanan! Urus saja pacarnya itu!”
Gumam Karin kesal lalu mulai memejamkan matanya, sedangkan Edgar yang baru saja keluar dari kamar mandi segera mengganti pakaian nya, pria itu kemudian keluar dari kamar menuju dapur, jujur saja ia sangat lapar karena belum sempat makan, tapi mereka belum berbelanja tentu tidak ada apapun di dapurnya itu.
Edgar menghentikan langkahnya begitu melewati meja makan, pria itu menoleh ke arah meja makan, keningnya berkerut begitu melihat ada tudung saji diatas meja membuat pria itu segera membukanya, lagi ia dibuat terkejut begitu melihat ada makanan disana tapi bagaimana bisa? mereka belum berbelanja karena Edgar pulang terlambat.
“Aku harus menanyakan nya.”
Ucap Edgar lalu menutup kembali makanan itu dan berjalan menuju kamar Karin, pria itu tak mengetuk pintu kamar Karin dan langsung masuk ke dalam, langkahnya terhenti begitu melihat gadis itu tengah tertidur, namun yang membuat Edgar tidak fokus yaitu posisi tidur Karin yang terlentang membuat dua gunung kembar nya kini menonjol.
“Sial! ada apa denganku?”
Gumam Edgar begitu merasakan miliknya yang mulai bangun hanya karena melihat tubuh gadis itu, Edgar berusaha untuk menahan diri dan kembali melanjutkan langkahnya menuju ranjang Karin, Tangan Edgar kini mulai menyentuh bahu Karin mencoba untuk membangunkan gadis itu yang tengah terlelap.
“Karin!”
Ucap Edgar sedikit meninggi setelah beberapa kali mencoba untuk membangunkan nya, Karin menggeliat lalu membuka matanya begitu merasa tidur nya terganggu oleh seseorang, Karin memicingkan mata nya menatap pria dihadapan nya itu, sontak saja ia terkejut dan segera bangun dari tidurnya.
“Kak Edgar? Apa yang kakak lakukan disini?”
Tanya Karin, Edgar hanya diam mendadak ia tidak fokus begitu melihat tali bra Karin yang terlihat, ah sialan kenapa dia jadi lemah begini? Karin yang merasa bingung dengan Edgar sontak sajak menatap tubuhnya, gadis itu sontak menarik pakaiannya keatas begitu menyadari jika tali bra nya kelihatan.
“Dasar mesum!”
Sentak Karin pada Edgar, pria itu sontak saja memalingkan wajahnya begitu tahu jika ia tertangkap basah oleh Karin, Karin kemudian menyilangkan kedua tangannya di dada seraya menatap tajam Edgar.
“Jangan kepedean, kau pikir aku tertarik dengan milikmu yang rata itu?”
Ucap Edgar lagi lagi mengejek Karin.
“Aku kesini hanya ingin bertanya, bagaimana bisa kau memasak padahal kita belum belanja?”
Tanya Edgar membuat Karin memutar bola matanya malas, bisa bisanya pria itu membangunkan nya hanya untuk menanyakan hal itu?
“Karin sudah berbelanja kebutuhan dapur dengan kak Adrian, puas? Sekarang keluar lah!”
Ucap Karin ketus, sedangkan Edgar tentu saja terkejut mendengar penjelasan gadis itu, apa maksudnya ia sudah berbelanja dengan Adrian? Jadi maksudnya ia dan Adrian pergi berdua begitu?
“Apa maksudmu? Dan ya bagaimana bisa mereka datang kesini? Kenapa kau tidak memberitahuku?”
Lagi Edgar bertanya membuat Karin sangat kesal.
“Menghubungi kakak? Karin sudah mencoba menghubungi kak Edgar karena Karin sudah sangat kelaparan tapi kak Edgar tidak menjawab panggilan Karin karena terlalu sibuk dengan pacar kak Edgar! Dan soal teman teman kak Edgar itu, Karin juga tidak tahu karena mereka tiba tiba saja datang kesini! Beruntung ada kak Adrian yang menyadari jika Karin kelaparan jika tidak bisa saja Karin mati kelaparan disini!”
Jelas Karin membuat Edgar terdiam, mendadak ia merasa bersalah tapi ia juga merasa kesal karena gadis itu terus saja menuduh nya dan Laura yang tidak tidak padahal Laura benar benar sakit.
“Tidak begitu Karin, Laura tiba tiba saja sakit perut saat kami akan makan siang, jadi aku..”
“Sakit? Kak Edgar yakin dia benar benar sakit? Atau dia hanya sengaja agar kak Edgar tidak mengingat Karin yang menunggu makanan datang?”
Potong Karin membuat Edgar benar benar tidak terima dengan tuduhan Karin.
“Hentikan Karin, jaga ucapanmu!!”
Sentak Edgar dengan nada tinggi membuat gadis itu sedikit terkejut, Karin menatap Edgar yang kini tengah menatap tajam dirinya.
“Tapi bisa saja yang Karin katakan itu benar kan?”
Plak!
Satu tamparan mendengar di pipi Karin, gadis itu memegang pipinya yang terasa panas lalu menatap Edgar yang kini menatap nya dengan tatapan marah.
“Sebelum menuduh Laura, sebaik nya kau berkaca, kau yang berada dengan tiga pria yang tidak kau kenali di apartement ini, bisa saja kau melakukan hal yang tidak tidak dengan mereka bertiga! Buktinya kau bahkan berani pergi dengan Adrian padahal kau....”
“Edgar! jaga ucapanmu! Kau yang memiliki pacar tapi kenapa aku yang kau tuduh?”
Pekik Karin tak terima jika Edgar menuduhnya yang bukan bukan lantaran ia tak melakukan apapun dengan ketiga pria itu, justru mereka yang menjaga dan menolong Karin.
Edgar yang mendengar ucapan Karin pun memilih untuk keluar dari sana lalu segera masuk ke dalam kamarnya, sedangkan Karin segera mengunci pintu kamarnya lalu menghempaskan tubuhnya diatas ranjang, gadis itu menangis tersedu-sedu mengingat ucapan Edgar padanya.
“Ibu, Ayah.. Karin rindu kalian..”