NovelToon NovelToon
The Marriage Of Moon And Dew

The Marriage Of Moon And Dew

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: dzataasabrn

Terlahir dari orang tua yang membenci dirinya sejak kecil, Embun Sanubari tumbuh menjadi laki-laki yang pendiam. Di balik sifat lembut dan wajah tampannya, tersimpan begitu banyak rasa sakit di hatinya.

Ia tak pernah bisa mengambil pilihannya sendiri sepanjang hidup lantaran belenggu sang ayah. Hingga saat ia memasuki usia dewasa, sang ayah menjodohkannya dengan gadis yang tak pernah ia temui sebelumnya.

Ia tak akan pernah menyangka bahwa Rembulan Saraswati Sanasesa, istrinya yang angkuh dan misterius itu akan memberikan begitu banyak kejutan di sepanjang hidupnya. Embun Sanubari yang sebelumnya menjalani hidup layaknya boneka, mulai merasakan gelenyar perasaan aneh yang dinamakan cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dzataasabrn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Small Business

Radit menatap Ramon dengan tatapan jengah. Ia masih kesal karena usulan bodoh Ramon soal pertandingan tempo hari. Bagaimanapun juga, Sanu harus menjalani operasi dan dirawat di rumah sakit selama berminggu-minggu karena ide gilanya itu.

Semenjak absennya Sanu dari kampus, banyak kabar burung yang beredar soal kesehatan pria tersebut lantaran saat itu banyak yang menyaksikan Sanu jatuh pingsan dengan kepala penuh darah.

Beberapa orang mengatakan bahwa Sanu sudah mati, beberapa lainnya percaya bahwa Sanu masih hidup dan sedang memulihkan diri. Lagipula, siapapun yang berani mengatakan bahwa Sanu mati akan langsung dihadiahi bogem mentah dari Radit, oleh karena itu banyak di antara mereka mulai menutup mulutnya dan membicarakan topik mengenai Sanu secara sembunyi-sembunyi.

"Kau masih marah padaku?" Ramon berjalan cepat, mencoba menyejajarkan langkah kakinya dengan Radit yang meluncur cepat di lobby rumah sakit.

"Menurutmu saja," Radit tidak mempedulikan Ramon yang nampak menunjukkan wajah sedih. Ia juga tidak menyangka hal semacam ini akan terjadi pada Sanu.

Mereka menyusuri lorong rumah sakit itu dengan cepat karena Radit membawa sebuah berita penting untuk Sanu.

Usai tiba di depan kamar Sanu, Radit memutar gagang pintu itu dengan perlahan lantaran ia takut menganggu istirahat Sanu. Usai pintu itu resmi terbuka, berapa terkejutnya Radit saat menyaksikan Saras yang sedang duduk di ranjang Sanu sembari memangku sebuah tablet. Sanu duduk di sebelah gadis itu seraya mengunyah sepiring apel potong di tangannya.

Melihat kedatangan Radit yang diikuti oleh Ramon di belakangnya, Sanu tersenyum cerah dan menyambut mereka untuk masuk.

Radit mengangkat sebelah alisnya dengan penuh tanda tanya, "Apa-apaan ini? Kenapa gadis jalang ini ada di sini?"

Saras memberengut kesal usai mendengar perkataan Radit, "Siapa yang kau sebut gadis jalang, huh?"

Radit tersenyum meremehkan sembari menggaruk kepala botaknya yang tidak gatal, "Tidak ada gadis lain selain kau di sini, bodoh. Tentu saja jika kau memang merasa masih gadis."

Sanu menghela napas panjang. Sebenarnya sejak Sanu siuman, Radit terus melontarkan kalimat-kalimat buruk soal Saras. Bahkan saat Sanu berniat memberitahu Saras dimana keberadaannya, Radit sangat menentang hal itu.

Saras menaikkan sebelah alisnya, wajahnya terlihat garang dan siap mencakar siapapun yang ada di depannya, "Kau mau diam atau kutonjok sekarang juga?" desis Saras dengan ekspresi datar yang sangat mengerikan.

Radit menelan ludahnya dengan susah payah, "Y-ya baiklah. Aku membawa kabar penting untukmu, Sanu. Kita harus membicarakan ini segera."

Sanu membenarkan posisi duduknya dan menegakkan punggungnya, lantas mengangguk antusias , siap mendengarkan informasi dari Radit.

Radit terdiam seraya menatap Sanu dengan tanda tanya, "Apakah si kutu ini akan tetap ada di sini?" ujarnya seraya menunjuk ke arah Saras.

Saras menggertakkan giginya, ia meletakkan tablet dari pangkuannya ke atas ranjang dan bersiap untuk berdiri ke arah Radit saat Sanu meraih lengannya untuk tetap duduk, "Biarkan Saras di sini. Dia kan istriku."

Saras tersenyum bangga dengan senyum dan hidung mengembang. Ia kembali duduk dan menyilangkan tangannya di dada. Menatap kepada Radit seolah dia adalah seekor anjing kecil. Radit memberengut sebal sementara Ramon yang masih berdiri di dekatnya nampak tersenyum jahil.

"Baiklah jika itu maumu. Aku ingin menyampaikan bahwa Sarasvati Group mendapatkan investasi dari orang yang aku tidak tahu siapa, tetapi nominalnya sungguh sangat besar. Lebih dari cukup untuk membangun tiga gedung pencakar langit dan membayar semua karyawannya selama dua puluh tahun. Kau bisa mengembangkan tiga bisnismu itu dengan lebih cepat sekarang," Radit menjelaskan hal tersebut seraya menyerahkan beberapa lembar print out berisikan angka-angka dan beberapa informasi kepada Sanu.

"Sepertinya dia tertarik dengan prospek bisnismu yang sangat terbuka, kau juga membuat proposal mu dengan sangat rinci sehingga membuat siapapun yang melihatnya tidak akan tahan untuk tidak memberikan dana. Selain itu, inovasi yang kau berikan juga menarik minat mereka. Aku telah memberikan data-datanya pada pegawaimu," Radit memberikan sebuah tablet kepada Sanu dan memberinya waktu untuk memeriksa perkembangan bisnisnya ini.

Selama Sanu sakit, Radit menghandle tugas Sanu dan membantunya menyelesaikan beberapa tugas penting. Karena sejak kecil Radit sudah terbiasa membantu bisnis batu bara milik ayahnya, ia adalah orang yang sangat bisa dipercaya oleh Sanu untuk menghandle perusahaan barunya itu.

Di sisi lain, Saras terlihat bingung menyimak percakapan Radit, Sanu, dan juga Ramon. Ketiganya terus bertukar bicara dan membahas sebuah bisnis yang mereka panggil 'Sarasvati Group'. Hal itu membuat Saras bertanya-tanya, bisnis apa dan milik siapakah itu.

Usai belasan menit berbincang dengan Radit dan Ramon, Sanu menyadari tatapan bingung Saras yang sejak tadi seolah tak mengerti apa yang mereka bicarakan. Sanu tersenyum samar kemudian mengusap rambut Saras dengan perlahan, "Apakah kamu ingin tahu apa yang sedang kami bicarakan?"

Saras memutar tubuhnya, menatap ke arah Sanu dan mengangguk antusias, "Tolong jelaskan dengan bahasa bayi agar aku mengerti." ujarnya dengan semangat.

Sanu tertawa kecil kemudian menunjukkan tablet di pangkuannya kepada Saras, "Apakah kamu ingat saat aku pergi ke Singapura untuk mengikuti kompetisi bisnis?" Sanu menunggu reaksi Saras. Setelah mendapatkan anggukan dari istrinya itu, Sanu melanjutkan.

"Saat itu, aku memenangkan kompetisi itu. Sebagai hadiahnya, mereka memberikan aku modal yang cukup besar untuk merealisasikan ide bisnis yang sudah aku buat. Selama dua bulan ini aku mempersiapkan banyak hal untuk membangun bisnis itu. Karena Ramon dan Radit sudah berpengalaman membantu bisnis keluarga mereka, aku banyak meminta bantuan mereka selama ini. Jadi, maafkan aku ya karena aku sering sibuk sendiri. Pikiran dan tenagaku banyak tersita untuk bisnis ini. Dan sekarang bisnis ini sudah berjalan hampir satu bulan," Sanu memandang ke arah Saras yang nampak memahami penjelasannya.

"Jadi selama ini kamu sering keluar rumah karena mengurus bisnis ini?" Saras menengok ke arah Sanu.

Sanu tersenyum dan mengangguk pelan, "Iya, aku sering keluar rumah karena itu. Maafkan aku ya."

Saras menggeleng kuat, "Kamu tidak perlu meminta maaf. Justru aku sangat bangga kepada kamu!" Saras mengusap pipi Sanu dengan lembut saat alisnya bertaut secara tiba-tiba dengan dahi mengerut, "Tapi kenapa Saravati Group?" Saras melanjutkan.

Sanu terdiam sejenak, ia seperti sedang berpikir dan sesekali mencoba melihat ekspresi Saras.

"Aku mengambil nama itu berdasarkan namamu. Kuharap kamu tidak barah atas sifat lancangku," Sanu menatap Saras dengan sedikit perasaan cemas. Ia takut Saras akan marah atau tersinggung karena Sanu memakai namanya sebagai nama perusahaan tanpa meminta izinnya terlebih dahulu.

Sejujurnya Sanu sudah berkali-kali mencoba mengatakan hal ini kepada Saras, tetapi ia terlalu takut untuk berbicara pada istrinya itu. Mengajak berbicara Saras saja sudah cukup menganggu bagi istrinya itu, apalagi meminta izin untuk hal semacam ini.

Namun, reaksi yang diberikan Saras nyatanya sangat berbeda dari apa yang dibayangkan Sanu. Gadis itu terlihat berkaca-kaca dengan bibir gemetar, "Dan kenapa kamu menggunakan namaku?"

Sanu kembali terdiam, setelah berpikir selama beberapa detik mengenai apa yang harus ia katakan, Sanu berkata pelan, "Aku menamainya dengan namamu agar setiap kali aku bekerja, aku mengingat bahwa semua ini semata-mata didedikasikan untuk kamu. Aku berpikir bahwa aku akan selalu semangat bekerja karena kamulah alasan terbesar aku mendirikan perusahaan ini."

Saras kembali meneteskan air mata bahagia. Ia tidak menyangka bahwa perasaan Sanu padanya ternyata sebesar ini. Membuat perusahaan dengan menggunakan namanya? Sungguh sebuah pembuktian besar atas perasaan Sanu padanya.

Saras hendak mengalungkan tangannya kepada leher Sanu saat mendengar dering telephon milik Sanu. Laki-laki itu melihat Saras selama beberapa waktu sebelum meraih ponselnya dari nakas.

Sanu melihat nama yang tertera di ponsel itu dan menautkan kedua alisnya.

Layla?

1
thieewiee
semangat kk
thieewiee
menyala author Q/Drool/
sisdelb: aaa maacii kaak🥰
total 1 replies
Aisyah Siti
nextt kak
thieewiee
lope lope sebakul buat autor udah crazy up
sisdelb: 😭😭 jadii semangat nulisnya karena pada antusias minta updatee. makasii banyak yaa buat supportnyaaa, lopee sekebon💞
total 1 replies
Culprit Heart
yaampun saras kamu janga Nethink duluuu
Culprit Heart
ya Tuhan😭😭😭 Author beneran isunya tendang pelecehan mulu yaaa
sisdelb: sorryy kaak😭. sejujurnya aku mau bikin reader kita aware aja sama isu sexual abuse karena aku pun pernah ngalamin hal serupa. entah itu orang asing atau orang terdekat, kita pokonya harus selalu aware dan waspada
total 1 replies
Culprit Heart
ati ati kemakan omongan sendiri neng
Culprit Heart
kocak banget😭
Culprit Heart
hahahaha sanuu gemes banget dah
Culprit Heart
wkwk avvvv
Culprit Heart
beneran cowok langka
Culprit Heart
astogenggg naksir ini mah
Culprit Heart
wkwkw jokes bapak bapak bgt jir
..
lanjuut
..
udah lama gk bca cerita author ini. menarik dan bikin penasaran
Culprit Heart
gaya penceritaannya bagus
Culprit Heart
lanjuttt thoorr
Culprit Heart
hahahah ketawanya ang ang ang dong😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!