Alya Nadira adalah gadis cantik imut, ceria, humoris,jujur,dan sering membuat orang di sekitarnya tertawa,namun dibalik senyum dan keceriaannya,terpendam luka dalam dan beban berat yang ia tanggung sendiri.
kemudian datanglah 3 cowo dalam kehidupan Alya Nadira, si tukang bolos tengil tapi jujur,si jutek cuek tapi diam diam perhatian dan si ketua geng motor yang di takuti di jalanan namun sangat tergila gila pada Alya.
siapakah 3 cowo tersebut,dan siapakah diantara mereka yang bisa melihat penderitaan Alya,pada siapa kah Alya menambatkan hatinya, jangan lupa mampir baca....☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cinta liya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MILA SALAH SANGKA.
Albar menghubungi ayah Alex.
"Halo ..." Telfon tersambung.
"Iya halo, ini papahnya Kak Alex yah .?" Tanya Albar.
"yes." Jawab Brayen.
Albar pun menjelaskan pada Brayen bahwa anaknya terkena luka tembak dan sekarang ada di rumah sakit,walaupun Brayen orang inggris tapi dia juga bisa banyak bahasa termasuk indonesia.walupun logatnya tetaplah khas orang inggris.
Brayen yang mendengar kabar anaknya tertembak langsung bergegas merencanakan menuju ke Indonesia malam itu juga hanya saja paling cepat mungkin besok sore baru sampai.
Setelah telfon tertutup. Ada telfon masuk yang tertera nama Ryan disana,Albar pun menjawab telfon itu.
"Halo Lex, Loh ada dimana? Nih Riki udah siuman." Ucap Ryan yang memang tidak tau keadaan Alex.
"Halo, ini Kak Ryan yah? "Tanya Albar.
"Iyah, ini siapa? Ko bukan suara Alex.?" Tanya Ryan lalu melos spiker hape nya.
"Ini Albar kak ,Adiknya Kak Alya,Kak Alex nya lagi di UGD kak,kena luka tembak." Ucap Albar yang seketika membuat Ryan Andre dan Riki terkejut.
"Hah ... ! Tertembak ...! " Seru Ryan disambut khawatirnya Riki dan Andre yang kini serius memperhatikan dan mendengarkan suara Albar dari ponsel.
"Gimana kejadian nya?" Tanya Andre.
"Kakak kesini aja,nanti kita jelasin." Ucap Albar.
"Loh Dirumah sakit mana.?"Tanya Ryan lagi.
" Albar ada di rumah sakit Dr Soetomo kak."jelas Albar
"Ooo masih rumah sakit yang sama.Ya udah gue kesitu." Ucap Ryan.
Ryan pun bergegas menuju ruang UGD dan menemui Alya juga Albar.Sedangkan Andre tetap bersama Riki.Setelah Ryan sampai disana Alya pun menjelaskan perkara dan kejadian kronologinya,sedangkan Albar masih sibuk dengan pikirannya,dia tidak tau apa yang harus dia lakukan dan katakan.Albar takut masalahnya tak sesederhana,dia bahkan tidak berani mengatakan apapun pada kakaknya Alya.
Ryan kemudian mengingat kejadian penembakan Alex yang di halau Riki dengan badannya.memikirkan ciri ciri sang penembak yang mirip,apakah orang sama atau bukan?
Hal itu pun semakin mengganggu pikiran dan perasaan Albar memikirkan harus bagaimanakah dia akan bersikap pada Alya dan Alex.
Jawabannya adalah bukan yang menembak Riki,melainkan orang lain, Mahendra akan menjadi kambing hitam atas segala pembunuhan yang terjadi pada orang terdekat Alex yang dibunuh oleh agen rahasia yang menjadi andalan Angga.termasuk pembunuhan ibu Alex yang sudah tiada satu tahun lalu.
Itulah tujuan terbesarnya,Ryan yang tidak tau tujuan si mafia,tentu saja menghubungkan perkara itu dengan kejadian kejadian yang menimpa Alex dan Riki.
Dokter keluar ruangan Alex terselamatkan dia pun di pindahkan ke ruangan VVIP.Alya duduk di samping Alex menunggunya siuman.
"Pah ,cepet pulang pah,kita harus pulang malam ini juga." Ucap Mila pada Hendi suaminya.
" Kenapa mah, ko mamah buru buru banget,katanya sekalian mau jalan jalan besok." Ucap Hendi terheran heran dengan sikap istrinya yang seperti nggak sabaran dan terkesan panik.
"Nggak jadi,udah deh pah jangan banyak tanya,ikut aja kenapa sih." Ucap Mila kesel.
"Loh ... Bukannya gitu mah,papah kan juga pengen tau alasannya." Ucap Hendi masih sabar semakin heran dengan sikap istrinya itu.
"Mamah males jelasinnya pah,entar aja kalau udah dirumah." Ucap Mila tambah kesel.
"Ya udah ,papah siap siap dulu yah." Ucap Hendi ngalah dari pada tambah ribet nantinya.
"Gitu ke dari tadi pah." Ucap Mila sembari membantu suaminya mengemas barang barangnya.
"Cepet pah ...! Seru Mila.
"Iya ... Ini lagi di cepet_tin,sabar dong mah ..."Ucap Hendi menahan pusing.
"Udah udah cepet cepet ...! Seru Mila lagi semakin tak sabar membuat Hendi berkali kali menghela nafas dalam dalam menghadapi sikap istrinya kalau lagi ada maunya suka buru buru.
PAGI HARINYA .... Sekitar jam 6 pagi Kevin sudah siap dengan seragam sekolahnya,sekarang ia sedang sarapan pagi.
"KEVIIIIIIIIIN....!!"
Pekik Mila di pagi hari mengejutkan seluruh penghuni rumah termasuk suaminya yang kini berada di sampingnya.Apalagi Kevin sampai menumpahkan susu yang hampir saja ia minum, saking kagetnya mendengar teriakan sang mama.
"MAMAH ...salam dulu,langsung teriak aja." Ucap Hendi kesel melihat tingkah Mila yang tiba tiba teriak.
Mila terdiam sejenak. " O iya." Ucapnya lalu tersenyum membuat suaminya menggelengkan kepala penuh sabar.
"Assalamualaikum ..." Ucap Hendi dan Mila berbarengan.
"Wa"Alaikum salam ..." Jawab Kevin dan BI Inah.
"Mamah kenapa sih mah,susu Kevin tumpah nih, untung nggak kena seragam." Ucap Kevin dengan wajah keselnya.
Mila bukannya merasa bersalah dia malah mendekat dan menjewer telinga Kevin.
"Aaaa duh aduh mah, Ko Kevin di jewer sih mah.?" Ucap Kevin terkejut dengan sikap ibunya,begitu juga dengan Hendi dan BI Inah.
"Ada masalah Apa sih mah,ko sampe Kevin di jewer gitu ..."Tanya Hendi berusaha meraih tangan yang menjewer,tapi di tampik oleh Mila.
"Iya Bu... Kasian den Kevin nyaa ..." sambung BI Inah.
"Anak papah nih yah, harus tanggung jawab." Ucap Mila yang di sambut bingungnya Kevin Hendi dan BI Inah.
"Tanggung jawab apaan sih mah,perasaan Kevin nggak buat ulah hari ini."Ucap Kevin.
"Ayo ikut mamah."Ucap Mila menarik tangan Kevin, Kevin pun reflek menahan tarikan Mila.
"Mau Kemana mah.?" Tanya Kevin semakin bingung.
"Mau ngelamar Alya,terus besoknya nikah" Ucap Mila dengan tegas.
"HAAAAA ....!! Pekik ke 3 orang yang kini ada di hadapan Mila terkejut bukan main.
"Tunggu tunggu mah,Kevin bingung deh mah, maksud mamah apa sih.?Tanggung jawab apa coba.?" Kevin semakin bingung dengan tingkah mamah nya.
Bukannya tidak suka melamar Alya hanya saja status mereka masih sekolah dan belum siap untuk hubungan secepat itu, jangankan pacaran nembak aja belom apalagi ini langsung ngelamar,terus Nikah waduuuh ya pastinya Kevin nggak siap lah.
"Ini apa ? Mila menunjukan foto Alya dan Kevin yang berciuman di atas sofa.
Mulut Hendi dan Kevin membulat sempurna .
"Mamah dari mana dapet foto itu.?" Tanya Kevin. Yang kini di tatap tajam juga oleh Hendi.
"Itu cuman kecelakaan mah pah ..." Jelas Kevin.
"Kecelakaan juga harus tetep tanggung jawab."Jelas Mila lebih tegas di sambut anggukan Hendi yang juga masih bingung sebenarnya.
"Maksud mama gimana sih mah.?" Tanya Kevin bingung.
"Sekarang jujur sama mama,kamu setelah itu ,lakuin apa lagi hm ...? Tanya Mila memicingkan matanya,salah sangka pada Kevin mengira anaknya sudah menyentuh Alya.
"Ya ampun mah ... Itu kejadiannya nggak seperti yang mamah pikirin." Ucap Kevin.
"Itu Kevin sama Alya nggak sengaja jatuh dalam posisi seperti itu,setelah itu Alya pulang mah,kita nggak ngapa ngapain."Lanjut jelas Kevin
Mila menatap Bi Inah ,dan di sambut anggukkan Bi Inah yang membenarkan ucapan Kevin.
"Kenapa nggak bilang sih bi." Bisik Mila amat pelan pada Bi Inah.
"Ooo .. Sekarang Kevin ngerti,mamah kira Kevin apa apain Alya.?" Ucap Kevin disambut tatapan Mila yang mengarah pada Inah.
"Kenapa mamah liat bi Inah." Ucap Kevin penuh curiga
"Wah wah ... Sekarang Papah ngerti,BI Inah kan yang foto,pasti disuruh mamah ..." Ucap Hendi kesel menatap istrinya dan BI Inah.