NovelToon NovelToon
Ninja Rian: Sang Pengantar Paket Dari Surabaya

Ninja Rian: Sang Pengantar Paket Dari Surabaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Jujutsu Kaisen
Popularitas:475
Nilai: 5
Nama Author: Ramos Mujitno Supratman

Judul: Ninja Rian dari Surabaya

(Bab 1: Kehidupan Sehari-hari Ninja Rian)

Di sebuah warung kopi pinggir jalan di Surabaya...

Rian: (meminum es teh dengan santai) “Aku ini ninja loh, tapi kok kerjaanku malah jadi kurir paket, ya?”

Farid (teman Rian): (tertawa kecil) “Ninja dari mana, Ri? Orang Surabaya kok ninja? Ninja itu dari Jepang, bukan?”

Rian: “Lah, ninjanya internasional dong! Mana ada ninja cuma di satu tempat aja. Sekarang kan eranya globalisasi. Ninja Surabaya juga ada.”

Farid: (mengangguk sambil menahan tawa) “Terus, apa jurus andalanmu?”

Rian: (bersemangat) “Jurus kiriman kilat! Paketmu pasti sampai dalam 30 menit atau gratis!”

Farid: “Itu bukan jurus ninja, Ri. Itu ekspedisi.”

Rian: “Eh, jangan salah! Ninja itu kan harus cepat, tak terlihat, dan efisien. Aku kalau kirim paket nggak pernah kelihatan sama orang, tiba-tiba aja paketnya sampai depan rumah! Aku bahkan pakai motor ninja.”

Farid: “Jadi kamu ninja yang pakai motor ninja, gitu?”

Rian: “Lah, iya. Kalau nin

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ramos Mujitno Supratman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Misi Paket Rahasia untuk Presiden

(Bab 4)

Hari itu terasa seperti hari-hari biasa bagi Rian, sang ninja kurir, hingga teleponnya berdering keras. Ternyata ada sebuah misi rahasia yang tak biasa. Paket yang harus dia antar kali ini adalah untuk Bapak Presiden. Sebagai ninja, ini adalah misi tertinggi yang pernah dia dapatkan. Namun, siapa sangka, misi ini penuh dengan kekonyolan!

 

Di rumah Rian...

Rian: (melihat telepon sambil terbengong-bengong) “Apa?! Kirim paket untuk Presiden? Waduh! Ini misi nasional, bro. Kalau gagal, bisa dicari sama intel negara!”

Farid: (datang tiba-tiba sambil minum es teh) “Ri, kirim paket buat Presiden? Kamu serius? Jangan-jangan kamu kena prank?”

Rian: “Nggak, nih beneran. Ada stempel rahasianya dan kode Mission Impossible gitu di aplikasiku. Mana paketnya katanya rahasia negara lagi!”

Farid: “Wah, kalau begitu serius banget, dong. Tapi... kamu yakin bisa? Kan ngirim paket biasa aja kamu sering nyasar.”

Rian: (tersenyum penuh percaya diri) “Farid, ini saatnya dunia tahu bahwa Ninja Rian tak pernah salah dalam menjalankan misi. Ini adalah puncak dari semua petualangan ninja! Kirim paket untuk Presiden, bro!”

 

Rian dengan semangat mengendarai motornya menuju Istana Negara. Dia mengenakan helm ninja kesayangannya sambil sesekali berteriak sendiri untuk menambah semangat.

Rian: (meneriakkan mantra ninja) “Hiaaat! Misi Presiden akan segera sukses! Ninja Rian akan membawakan paket rahasia tanpa hambatan!”

Namun, di tengah jalan, tiba-tiba hujan deras mengguyur tanpa ampun. Jalanan mulai licin dan berlubang.

Rian: (berbicara sendiri sambil melaju) “Hujan ini adalah ujian! Tidak ada yang bisa menghentikan seorang ninja! Tidak hujan, tidak badai!”

(Namun, di saat itu, sebuah motor ojek online yang dikenal Rian muncul di sebelahnya.)

Dodi: (tertawa) “Wih, bro! Lagi mau ke mana nih, kayaknya penting banget?”

Rian: “Hah! Ini misi super rahasia, Dodi! Jangan tanya banyak-banyak!”

Dodi: (tertawa) “Rahasia apaan? Kamu bawa paket buat Presiden, ya?”

Rian: (tercengang) “Eh, kok kamu tahu?!”

Dodi: “Lah, kan tadi aku liat di aplikasi juga. Tapi aku nggak ambil, karena susah banget harus masuk Istana segala. Gila kali! Pasti banyak aturan yang ribet.”

Rian: (tersenyum penuh percaya diri) “Makanya, itu misi buat ninja, bukan buat ojek online biasa!”

Dodi: “Hah, kita lihat aja nanti! Jangan sampai kamu nyasar, bro, Istana Negara kan gede. Jangan-jangan kamu malah masuk ke kandang rusa.”

 

Beberapa waktu kemudian, Rian tiba di depan gerbang Istana Negara, dengan motornya yang penuh lumpur karena hujan. Seorang petugas keamanan berjaga di pintu depan.

Petugas Istana (Pak Agus): “Mas, ada keperluan apa ya? Ini bukan tempat sembarangan, loh.”

Rian: (dengan semangat tinggi) “Saya Rian, kurir ninja. Ada paket penting untuk Bapak Presiden!”

Pak Agus: (mengernyitkan dahi) “Ninja? Presiden? Emangnya ini film laga?”

Rian: “Bukan, Pak. Ini serius! Saya punya paket rahasia. Lihat nih, ada stempel resminya.”

(Rian menunjukkan kode rahasia di paketnya. Pak Agus mendekati paket itu dan memeriksa dengan cermat.)

Pak Agus: “Oh, iya. Ini benar. Tapi, ada prosedurnya, Mas. Harus melewati beberapa pos dulu. Dan nggak boleh sembarangan bawa motor ke dalam.”

Rian: (kebingungan) “Hah? Tapi saya harus kirim cepat, Pak! Waktu adalah segalanya. Ninja tak boleh terhambat prosedur!”

Pak Agus: (tertawa kecil) “Di sini semua pakai prosedur, Mas. Ninja juga harus tertib.”

(Rian mengangguk, walau di dalam hati dia merasa ribet. Dia kemudian diberi izin masuk ke pos pemeriksaan pertama, di mana dia harus melewati alat pemindai dan beberapa penjagaan ketat. Semua peralatan ninja-nya, seperti bom asap dan bintang lempar, disita.)

Petugas Keamanan 2 (Pak Budi): “Mas, bom asap ini nggak boleh dibawa masuk. Apalagi bintang ninja. Ini istana, bukan lapangan latihan silat.”

Rian: (merasa kecewa) “Tapi itu alat kerjaku, Pak. Bagaimana kalau ada halangan?”

Pak Budi: “Halangan apa? Ini istana, Mas, bukan arena balap. Silakan lanjut, paketnya aman di sini.”

(Dengan perasaan sedikit canggung, Rian akhirnya melewati pemeriksaan dan tiba di depan Istana Presiden. Seorang ajudan presiden yang sangat serius muncul untuk menerima paket.)

Ajudan Presiden (Pak Anton): “Mas, ini paket untuk Presiden. Tolong jangan macam-macam.”

Rian: “Iya, Pak. Saya cuma kirim paket. Tapi... boleh saya ketemu langsung sama Bapak Presiden? Cuma buat selfie aja, Pak. Momen langka, gitu loh.”

Pak Anton: (melotot) “Ini bukan tempat buat minta selfie, Mas! Silakan tinggalkan paket dan kembali.”

(Rian merasa gagal dalam usahanya untuk bertemu Presiden. Namun, tiba-tiba pintu Istana terbuka, dan keluarlah sosok yang tidak dia sangka-sangka.)

Presiden: (tersenyum kecil) “Ada apa ini? Siapa yang kirim paket? Kamu kurirnya?”

Rian: (langsung berdiri tegak) “Iya, Pak! Saya Ninja Rian dari Surabaya! Ini paket super rahasia untuk Bapak!”

Presiden: (tertawa kecil) “Ninja dari Surabaya, ya? Keren juga. Ya sudah, terima kasih atas paketnya. Apa isinya, nih?”

Rian: “Maaf, Pak, saya nggak tahu. Katanya rahasia negara.”

Presiden: (tertawa) “Oh, kamu benar-benar menjalankan tugas, ya? Bagus itu. Terus, mau selfie tadi, katanya?”

Rian: (kaget) “Eh, beneran boleh, Pak?”

Presiden: “Ya, asal cepat saja. Saya juga ninja... ninja dalam hal ngurus negara.”

(Rian tertawa bersama Presiden, dan mereka berdua berfoto. Rian merasa ini adalah puncak karir ninjanya sebagai kurir. Namun, saat hendak pulang, tiba-tiba telepon Rian berbunyi lagi.)

Farid: “Ri, paket buat Presiden udah sampe? Bagus. Eh, tapi katanya paket itu cuma isi sambel bawang langganan Presiden, lho. Katanya favorit beliau.”

Rian: “Sambel bawang?! Jadi paket rahasia yang aku kirim itu... cuma sambel?”

Farid: “Iya, bro. Tapi tenang aja, kamu sekarang ninja resmi negara! Gokil, kan?”

Rian: (tertawa kecil sambil menepuk dahinya) “Ya ampun... misi besar-besaran ini cuma buat kirim sambel bawang.”

(Meski kecewa, Rian tetap tersenyum. Setidaknya, dia berhasil menjalankan misi dengan sukses dan punya selfie dengan Presiden. Misi kali ini mungkin bukan tentang penyelamatan dunia, tapi setidaknya dia belajar satu hal: ninja juga perlu kirim sambel bawang.)

 

Tamat

Petualangan berikutnya, siapa tahu? Mungkin Rian akan menghadapi tantangan yang lebih aneh lagi, atau mungkin... kirim paket ke luar angkasa!

(Bab .5 Ninja Rian vs Maling Motor)

Setelah misi paket rahasia untuk Presiden, Rian merasa hidupnya kembali tenang. Seperti hari-hari biasanya, ia menjalankan tugasnya sebagai ninja kurir di Surabaya. Tapi hari ini, tugasnya bukan hanya sekadar mengantar paket, melainkan juga mempertahankan motornya yang hampir diambil maling!

 

Suatu pagi di jalanan Surabaya...

Rian: (berbicara sendiri di atas motornya sambil menunggu lampu merah) “Hari ini sepertinya lancar banget. Cuaca cerah, nggak ada hujan tiba-tiba, dan... eh, bentar. Kok kayak ada yang aneh?”

(Rian melirik ke arah sekeliling. Di seberang jalan, ada dua orang pria yang tampak mencurigakan dengan helm hitam besar. Mereka terus melirik ke arah motornya.)

Rian: (berpikir) “Wah, feeling ninja gue mengatakan ada yang nggak beres. Ini pasti ada sesuatu yang bakal terjadi. Apa mereka maling motor?”

(Benar saja, saat lampu hijau menyala dan Rian melaju, salah satu dari pria itu mulai mengikuti motornya dengan kecepatan pelan. Rian yang sudah curiga, mempercepat laju motor, tapi kedua pria itu tak mau kalah. Mereka terus mengejar!)

 

Beberapa blok kemudian, Rian memutuskan berhenti di sebuah warung pinggir jalan untuk istirahat dan memesan kopi. Kedua pria itu juga berhenti, tapi tetap mengawasi dari jauh.

Rian: (sambil minum kopi) “Oke, ini pasti maling motor. Tapi mereka nggak tahu, mereka berhadapan dengan Ninja Rian—bukan kurir biasa!”

(Rian pura-pura tidak sadar, tapi dia mulai merancang rencana. Dia dengan sengaja memarkirkan motornya agak jauh dari tempat duduknya, agar terlihat lebih mudah dicuri.)

Rian: (berbisik sendiri) “Ayo, coba ambil motorku kalau berani. Ini jebakan, bro.”

(Benar saja, salah satu dari pria itu mulai bergerak mendekati motor Rian dengan langkah-langkah pelan. Rian yang sudah siap dengan jurus ninjanya, mengintip dari balik pohon.)

Maling 1 (Joko): (berbisik pada rekannya) “Woy, ayo cepetan! Orangnya lagi duduk, nggak bakal nyadar.”

Maling 2 (Soleh): “Iya, iya. Tapi hati-hati, bro. Motor ini kayaknya punya orang penting. Lihat tuh helmnya ada logo aneh.”

Joko: “Halah, apaan sih. Ini paling kurir biasa. Yuk, eksekusi!”

(Joko mulai mencoba membuka kunci motor Rian menggunakan alat khusus. Sementara Soleh berjaga-jaga. Rian, yang mengintip, merasa ini adalah waktu yang tepat.)

 

(Rian tiba-tiba melompat ke udara dengan jurus andalan ninjanya. Dengan gerakan super cepat, ia mendarat tepat di samping motornya tanpa suara. Maling-maling itu sama sekali tidak sadar!)

Rian: (berbisik dari belakang mereka) “Kalian cari sesuatu?”

Joko & Soleh: (kaget, langsung meloncat mundur) “Wah! Siapa nih? Kok tiba-tiba ada orang?!”

Rian: (memasang pose ninja) “Aku Rian, ninja kurir dari Surabaya! Dan ini motorku. Kalau kalian mau motor ini, kalian harus berhadapan denganku dulu!”

Joko: (tertawa) “Ninja kurir? Halah, becanda apa, sih? Nih motor bisa kita ambil kapan aja, ninja-ninjaan nggak ada gunanya di sini.”

Soleh: “Iya, bro. Kita ini maling profesional, nggak takut sama kurir. Sana ambil motormu aja kalau bisa.”

Rian: “Oh, kalian mau coba? Aku kasih kalian kesempatan untuk kabur sebelum terlambat.”

(Bukannya kabur, Soleh justru berusaha mendekati Rian sambil memasang wajah mengancam.)

Soleh: “Udah deh, nggak usah sok jago. Serahin motor ini, dan kita bakal pergi dengan damai.”

(Soleh mencoba menarik jaket Rian, tapi tiba-tiba Rian mengeluarkan jurus andalannya: melemparkan bintang ninja yang selama ini dia sembunyikan di kantongnya!)

Rian: (berteriak) “Jurus Bintang Ninja Ultra Cepat! Hiaaat!”

(Bintang ninja Rian melesat dan mengenai helm Soleh, membuatnya jatuh tersungkur ke tanah.)

Soleh: (mendesis sambil kesakitan) “Aduh! Apa-apaan ini?! Itu bintang lempar beneran?!”

Joko: (melotot) “Wah, kita nggak berhadapan sama kurir biasa, bro! Dia beneran ninja! Ayo kabur!”

(Tapi sebelum mereka sempat kabur, Rian mengeluarkan bom asap dari kantong kecilnya, melemparnya ke udara, dan dalam sekejap, asap tebal mengepung mereka.)

Rian: (tertawa dalam asap) “Ini cuma peringatan kecil. Kalau kalian nekat, aku akan mengejar kalian sampai ke ujung Surabaya!”

(Saat asap mulai menghilang, Joko dan Soleh sudah lari terbirit-birit meninggalkan Rian dan motornya. Orang-orang di warung hanya bisa terheran-heran melihat aksi Rian.)

Bu Siti (Pemilik Warung): “Ya ampun, Mas! Itu tadi ninja beneran? Apa saya lagi mimpi?”

Rian: (sambil memungut kembali bintang ninjanya) “Bukan mimpi, Bu. Ini cuma tugas sehari-hari seorang ninja. Dan hari ini, motorku selamat!”

(Rian kembali ke motornya dengan penuh kemenangan. Meski tadi harus menghadapi maling motor, ia berhasil menjaga motornya tetap aman. Hari itu, Rian merasa misi ninja yang satu ini adalah yang paling memuaskan.)

 

Tamat

Petualangan Rian sebagai ninja kurir belum berakhir. Siapa tahu, mungkin di lain waktu dia harus menghadapi tantangan yang lebih besar lagi, mungkin kali ini dengan... mafia motor?

(Bab 6: Pertarungan dengan Mafia Motor)

Setelah sukses menggagalkan usaha pencurian motornya, Rian merasa puas. Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Beberapa hari kemudian, rumor tentang sebuah mafia motor yang menguasai jalanan Surabaya mulai menyebar. Mereka dikenal sangat berbahaya dan siap melakukan apa saja untuk mempertahankan kekuasaan mereka.

---

Di warung kopi tempat Rian sering nongkrong...

Farid: (menyeruput kopi) “Ri, kamu sudah dengar tentang mafia motor yang lagi bikin onar di kota? Mereka nggak segan-segan nyerang kurir, lho!”

Rian: (mengernyit) “Mafia motor? Wah, itu bisa jadi masalah. Kita harus segera menghentikan mereka sebelum semakin banyak yang jadi korban.”

Farid: “Tapi gimana? Mereka terkenal kejam, bro. Kita bukan ninja yang bisa melawan mereka dengan mudah.”

Rian: (menggenggam tangan) “Tapi aku ninja! Jika tidak kita yang melawan, siapa lagi? Kita harus melindungi kurir dan warga!”

(Rian yang bersemangat langsung berencana untuk menyelidiki keberadaan mafia tersebut. Dia memutuskan untuk menyamar dan mencari informasi.)

---

Di jalanan Surabaya...

Rian mengenakan jaket kulit dan helm yang lebih keren, berusaha terlihat seperti pengendara motor biasa. Dia mengamati sekelilingnya, berharap bisa menemukan jejak mafia itu. Beberapa jam kemudian, dia melihat sekelompok pengendara motor dengan tato mencolok dan sikap menantang berkumpul di pinggir jalan.

Rian: (berbisik pada dirinya sendiri) “Ini dia. Saatnya ninja beraksi.”

(Rian menyelip di antara para pengendara dan mendengarkan pembicaraan mereka.)

Mafia 1 (Budi): “Kita harus ambil alih wilayah ini! Kurir-kurir ini harus tahu siapa bos di sini!”

Mafia 2 (Tono): “Iya! Nggak ada yang bisa ngelawan kita! Kita udah rampok banyak motor, ini tinggal nambah koleksi!”

(Rian merasa ada sesuatu yang harus dilakukan. Dia mengumpulkan keberanian dan melangkah maju.)

Rian: “Kalian berani-beraninya mengganggu orang-orang tidak bersalah! Apa kalian pikir kalian bisa begitu saja merampas?”

(Semua mafia langsung menoleh dengan kaget, termasuk Budi dan Tono.)

Budi: (tertawa sinis) “Siapa nih bocah? Berani-beraninya sok pahlawan? Ini wilayah kita!”

Rian: “Aku Rian, ninja kurir Surabaya! Dan aku tidak akan membiarkan kalian terus berbuat jahat!”

---

(Budi dan Tono saling pandang sebelum mereka berdua tertawa terbahak-bahak.)

Tono: “Ninja? Hahaha! Mau apa kamu? Pertarungan ini akan berakhir cepat!”

Rian: “Bukan begitu! Mari kita buktikan siapa yang lebih kuat. Kalau aku kalah, aku akan menyerahkan motorku. Tapi jika aku menang, kalian harus berhenti mengganggu warga!”

Budi: “Tantangan yang menarik! Kita lihat siapa yang lebih hebat!”

(Mereka sepakat untuk bertarung di area yang lebih terbuka, di sebuah lapangan kosong di pinggir kota. Rian menyiapkan diri, sementara mafia motor bersiap dengan keangkuhan mereka.)

---

Di lapangan...

Rian berdiri tegak, memusatkan perhatian dan mengingat semua jurusnya. Sementara itu, Budi dan Tono sudah bersiap dengan gaya agresif.

Rian: “Siap? Ayo!”

(Pertarungan dimulai! Rian menghindar dengan lincah saat Budi menyerang dengan tinju keras. Ia melompat dan menghindar, kemudian balas menyerang dengan jurus tendangan ninja yang cepat.)

Budi: (terkejut) “Wah, ternyata dia nggak bisa diremehkan!”

(Rian terus bergerak cepat, melakukan kombinasi serangan yang membuat kedua mafia terdesak. Dia bahkan melempar bintang ninja ke arah Tono, membuatnya terjatuh.)

Tono: (sambil mengeluh) “Aduh, ini sih bukan pertarungan, ini perampokan!”

(Namun, Budi tidak mau kalah. Ia menarik Rian dan mendorongnya ke tanah.)

Budi: “Kamu harus membayar untuk semua ini!”

(Rian merasa terdesak, tetapi dia tidak menyerah. Dia berusaha bangkit dan melihat sekeliling, mencari inspirasi.)

Rian: “Aku tidak akan kalah! Ninja tidak pernah mundur!”

(Dengan semangat baru, Rian melakukan serangan balik dengan semua tenaga yang tersisa. Dia berhasil mendorong Budi menjauh dan kembali menghadapi Tono.)

Rian: “Ingat, ini bukan hanya untukku, tapi untuk semua kurir di Surabaya!”

(Dengan satu gerakan cepat, Rian menghindari serangan Tono dan melontarkan satu bintang ninja terakhir. Bintang itu tepat mengenai helm Tono, membuatnya terjatuh ke tanah.)

---

(Dengan kedua mafia yang terjatuh dan terkapar, Rian berdiri di tengah lapangan, mengangkat tangan sebagai tanda kemenangan.)

Rian: “Sekarang, kalian semua harus berhenti! Pulanglah dan ubah jalan hidup kalian!”

(Mafia yang lain mulai mundur, menyadari bahwa mereka tidak bisa melawan ninja yang bersemangat dan gigih.)

Budi: “Oke, oke! Kita nggak akan ganggu lagi. Kita cari jalan lain.”

(Rian merasa lega, dia berhasil mengusir mafia motor dan melindungi kota. Dia pun kembali ke motornya dengan rasa bangga.)

---

Di warung kopi setelah pertarungan...

Farid: “Wah, Ri! Dengar-dengar kamu berhasil melawan mafia motor? Gila, kamu jadi pahlawan kota, bro!”

Rian: (tersenyum) “Ya, tapi ini semua berkat latihan dan semangat ninja. Dan juga karena bantuan kalian semua!”

Farid: “Kita harus rayakan! Yuk, kita beli kopi dan bakso!”

(Rian pun merayakan keberhasilannya, menyadari bahwa menjadi ninja bukan hanya soal kekuatan, tetapi juga tentang melindungi orang-orang di sekitarnya.)

---

Tamat

Petualangan Rian sebagai ninja kurir masih berlanjut. Apa tantangan selanjutnya? Mungkin petualangan yang lebih gila, atau misi yang lebih seru menanti di depan!

1
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
Hai semua...
gabung yu d Gc Bcm..
d sini ada event menarik beserta reward juga ad mentor senior yg bs bimbing
caranya mudah wajib follow aku sebagai pemilik Gc Bcm ya.
Terima kasih.
anggita
ikut ng👍like aja+ hadiah ☝iklan. terus berkarya tulis moga lancar novelnya👌.
anggita
Ninjanya suroboyo.. mungkin ninja berdarah bonek 😁🙏
jamalnurcahya17
semangat 🤙🔥
Ramos Mujitno Supratman: makasih Master
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!