Pada jaman kuno ada makhluk yang sangat taat kepada sang penguasa langit. Orang yang di angkat ke langit dan tinggal di bersama Sang Dewa. Ketaatannya sangat dalam hingga merasuk kedalam jiwa, hingga sebuah Dom tercipta yang menjadi sumber kekuatan jiwa baginya. Dengan adanya kekuatan Dom di dalam dirinya, Makhluk itu pun merasa setara dengan makhluk langit lainnya dan mulai melawan kekuasaan langit. Sang Dewa pun marah dan mengusir makhluk itu dari surga ke sebuah Dunia bernama Gaia. Sebuah dunia yang tidak memiliki sihir, hanya ada kekuatan jiwa (Dom) yang di berikan oleh Sang Dewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adam Erlangga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30 - Serangan Tombak Emas
Pertempuran mereka berlanjut cukup lama. Bahkan hanya terlihat Siluet cahaya putih yang bergerak di atas awan.
CTAR CTAR CTAR. Suara petir bergemuruh diatas sana, seakan-akan sedang menyaksikan pertempuran antara Dion dan Rachel.
Lalu, Rachel pun menusukkan pedangnya dengan sekuat tenaga. DRMMRR. Dion pun menangkisnya dengan pedangnya. "HAAAAAII." Rachel pun mengeluarkan seluruh energinya untuk menekan Dion.
Dan, SWOOOSSH. Tubuh Dion pun terpental sangat jauh kebawah tanah dan menghantamnya. BREDMM
"Huh huh huh." suara Rachel yang terengah-engah sambil mengusap darah yang ada di mulutnya.
"Bahkan tanpa kekuatan Gemstone, kekuatannya masih sangat kuat. Bagaimana jika dia memiliki Gemstone, aku bisa terbunuh disini." kata Rachel
Dan dibawah tanah. Dion hanya melamun sambil melihat Rachel yang berdiri diatas udara.
"Apa dia tidak merasakan penolakan di tubuhnya.? Yaa, mungkin karena dia hanya menghempaskan ku saja. Tapi dia berniat ingin membunuhku kan.?. Apa yang harus aku lakukan sekarang. Pada akhirnya aku menemukan seseorang yang mempunyai Permata Suci Paling Indah. Dan kekuatannya itu bisa membantuku untuk melindungi Dunia." kata Dion dalam hati.
Lalu, ia pun berdiri sambil memejamkan matanya.
"Tapi urusanku belum selesai disini. Dan dia berusaha menghalangiku."
Dion pun langsung mengepalkan tangannya dengan sangat gelisah. Dia harus memilih salah satu di antara keduanya. Membersihkan manusia tak berguna, atau mengajak Permata Suci Paling Indah bersamanya.
"Apa kau menyerah.? Aku rasa kau masih memiliki tenaga untuk bertarung." kata Rachel sambil mengarahkan pedangnya kearah Dion
Dion pun langsung berhenti mengepalkan tangannya, dan tiba-tiba Sebuah lingkaran terbentuk di belakangnya. Sebuah tanda berbentuk lingkaran berwarna putih, yang kurang lebih sama dengan milik Rachel.
"Apa.?" Rachel pun langsung terkejut melihatnya. Bahkan tangannya sampai gemetar.
"Ini tidak bisa di percaya. Orang itu memiliki Gemstone, apalagi warna auranya berwarna putih. Ini sangat bahaya, benar-benar sangat bahaya."
Dion pun melayang keatas udara dan menghadap Rachel. lalu ia menatap Rachel dengan serius.
"Kenapa kau melakukan ini.? Kenapa orang sekuat dirimu menindas orang-orang lemah.?" kata Rachel
"Menindas ya. Aku hanya ingin membayar sesuatu yang sudah mereka lakukan. Mungkin kau tidak pernah membayangkannya, bagaimana perlakuan mereka selama ini. Penindasan, perampasan, penyiksaan, bahkan pembunuhan. Kau tidak akan pernah merasakannya." kata Dion dengan tatapan tajam.
Rachel pun hanya terkejut mendengarkannya.
"Aku tidak tau, kau berasal dari mana, dan aku juga tidak tau urusanmu dengan mereka apa. Tapi aku tidak akan berhenti sebelum kekaisaran ini hancur, dan aku akan tetap membunuh pemimpin mereka meskipun kau menghalangiku." Kata Dion.
SWOSSH. Pedangnya pun di hempaskan kearah Rachel. Dan Matanya pun bersinar berwarna putih.
"Apa kau menyimpan dendam pada mereka.? Apa seperti ini cara yang kau gunakan.?" sahut Rachel.
"Hm, kau tidak akan mengerti perasaanku." kata Dion.
Lalu, ia pun tiba-tiba menyerang Rachel. "Ha.?" Rachel pun menangkis dengan pedangnya TRANG.
"Berhentilah, masih ada cara lain." kata Rachel.
"Bagaimana rasanya jika kau di tinggalkan oleh orang yang kau sayangi. Dan bagaimana rasanya jika orang-orang di sekitarmu di bunuh.?." kata Dion.
SWOSSH. Rachel pun terpental belakang dengan sangat cepat. Dan Dion pun tiba-tiba berada di sampingnya.
"Mereka adalah sekumpulan orang Penindas yang merugikan orang lain. Kau tidak akan pernah membayangkannya." kata Dion.
Lalu, ia pun menghempaskan pedangnya ke tubuh Rachel. TRANG.. "HIAAAA." teriak Rachel sambil menghempaskan pedangnya.
TRANG TRANG TRANG.
Seperti biasa, mereka bertarung dengan sangat Epik diatas udara. Dan sesekali, Dion berkata sesuatu kepada Rachel.
...
Dibawah tempat pasukan kerajaan Riu. Seikii, Denny dan semua prajurit yang ada di kawasan Clan Siwa, sedang melihat pertarungan itu dengan tercengang.
Lalu, Teo pun berdiri sambil melihat Rachel yang bertarung. "siapa orang itu sebenarnya. Bagaimana bisa dia memukul mundur Tuan Putri, bahkan bertarung dengan seimbang dengannya saat Tuan Putri menggunakan Gemstonenya."
"Tuan, siapa kalian.?" tanya Seikii kepada Teo
"Aku sudah tidak mood berurusan dengan kalian. Segera tarik kembali pasukan kalian semua, dan hentikan perang ini. Atau kami dari kerajaan Neverland akan mengambil sikap secara militer kepada kalian." kata Teo dengan tatapan yang tajam.
"Kerajaan Neverland.?" sahut Seikii.
"Tidak kusangkan mereka juga bergerak kesini. Tapi, mereka mencoba melindungi kami dari serangan bocah itu. Apa yang sebenarnya terjadi." kata Seikii dengan terkejut.
"Kita bahas masalah itu setelah pertempuran ini selesai. Dan jangan harap kau bisa selamat setelah ini." kata Teo dengan mengancam.
Seikii pun hanya terdiam seribu bahasa.
...
Diatas udara.
"Haiii." suara Rachel yang terus menyerang Dion dengan sekuat tenaga.
TRANG TRANG TRANG. Bahkan udara sampai retak berkali-kali, dan sesekali pertempuran itu juga merobek udara.
"Apa kau bisa membayangkan, bagaimana perasaanmu ketika melihat seorang ibu yang meninggal sambil menyusui bayinya ?" kata Dion.
Rachel pun hanya terdiam dan berfokus melawan Dion. Tapi didalam hatinya, ia juga merasakan kesedihan dari perkataan Dion yang di ucapkan padanya.
"Cukup basa-basinya. Dan berhentilah." kata Rachel
"Yang berhenti disini adalah kau. Kau mencoba menghalangiku." sahut Dion.
TRANG.
"Jika aku tidak menghentikan mu, kau bisa membunuh semua orang yang ada disini." kata Rachel.
Dion pun hanya terdiam. "Jadi itu adalah prioritasnya saat ini.".
"HAAAA." Dion pun memukul perut Rachel dengan sangat kuat, dan Rachel menangkisnya dengan pedangnya. DRMMMM. "Uuuhh."
Rachel pun terpental sangat jauh. Dan Dion masih berdiri di tempatnya, lalu ia memejamkan matanya.
Awan-awan di langit mulai berkumpul, dan Sambaran petir pun mulai terlihat. CTAR CTAR.
Dalam hitungan detik, muncul 5 Tombak emas keluar dari atas langit. Tombak itu keluar tepat di atas Seikii dan pasukannya.
"Ha.?" Rachel yang melihatnya pun langsung panik, karena dibawah sana ada Teo yang berdiri menunggunya.
SWOOOSH. Rachel pun melesat sangat cepat kearah Dion dan menyerangnya.WUING WUING SRAAA.
Sebuah pedang raksasa berwarna putih terbentuk di belakang Rachel. "Hentikaaaaan." dalam sekali hempasan, pedang raksasa itu pun melesat ke arah Dion.
Pedang milik Rachel pun menghantam tubuh Dion. "Aaargh" bahkan ia sampai memuntahkan darah. Dan dalam waktu yang sama. Tombak emas milik Dion pun melesat kebawah sana.
SWOSSH SWOOSH.
Rachel yang melihatnya pun langsung melesat kearah Teo sambil mengulurkan tangannya. Namun itu sia-sia, tombak-tombak itu melesat lebih cepat.
Dalam Slow Motion. semua orang yang ada di sekitar Seikii pun langsung berlari berhamburan menyelamatkan diri mereka masing-masing. Dan Seikii hanya melihat tombak itu mengarah ke arahnya.
BREDMMMM Ledakan pun terjadi dibawah sama.
"Tidaaaaaak." Teriak Rachel yang melihat Teo di hantam oleh puluhan tombak. Bahkan ia sampai meneteskan airmata.
Dion pun hanya melihatnya saja.
"Mungkin ini yang kau inginkan, aku hanya membersihkan pemimpin mereka bersama dengan orang yang ada di dekatnya. Masih ada ratusan ribu prajurit yang masih hidup disana." kata Dion dalam hati.
"Hiks hiks." Rachel pun menangis disana.
Dan Dion hanya terdiam sambil melihat Rachel yang menangis.
"Kenapa, kenapa kau melakukan ini.?" sahut Rachel dengan sedih.
Ia pun langsung menatap Dion dengan sangat tajam. Dan kebencian muncul didalam dirinya.
"Kau, kau sudah membunuh orangku. Dia pamanku, adik dari ayahku." kata Rachel dengan marah, tubuhnya pun bersinar cukup terang, lalu ia bersiap membuat sebuah formasi yang sangat kuat.
"Aku tidak bisa memaafkan mu." kata Rachel.
Lalu. "Sudah Cukup. Urusanku sudah selesai." kata Dion. Lingkaran di punggungnya pun langsung menghilang. Dan ia juga mengangkat kedua tangannya dihadapan Rachel.
Rachel yang melihatnya pun langsung terkejut.
"Aku tidak akan membunuh orang tak bersalah." kata Dion, ia pun turun menghampiri Lisa yang sedang menunggunya.
Lalu Rachel melihat di balik asap dari efek ledakan tombak dibawah sana. Ia melihat Teo masih utuh sambil melihat ke arahnya dan ia juga melihat ada sebuah Barrier yang mengelilingi tubuhnya
"Huh huh, aku kita aku akan mati." kata Teo.
"Paman.?" kata Rachel yang masih dalam mode bertarung. Lalu, ia melihat Dion yang menghampiri seorang gadis disana.
Tiba-tiba, kekuatannya pun melebur seperti tertiup angin, dan lingkaran yang ada di punggungnya pun mulai menghilang.
...