"Aku akan menikahi wanita mana pun yang bisa meluluhkan hati anakku!" Itulah pengumuman yang dibuat oleh Eza. Putra dari lelaki yang dikenal sebagai duda +1.
Karena salah satu orang terkaya di negaranya, sayembara Arkan menjadi viral. Padahal sayembara itu bukan atas kemauannya, melainkan karena ulah sang anak. Ratusan wanita mengantri untuk ikut sayembara. Sampai seorang perempuan yang sangat mirip mendiang ibunya ditemukan oleh Eza. Nama gadis itu adalah Beby. Gadis tomboy yang mendaftar sayembara karena taruhan. Alhasil Eza meminta Arkan untuk menikahi Beby. Masalahnya adalah, Beby ternyata sangat muda, dia masih menginjak kelas dua SMA.
Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah Arkan akan tetap menikahi Beby demi anak semata wayangnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraliv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 - Revisi Daftar Kontrak
...༻✿༺...
"Maaf, aku tidak bermaksud mentertawakanmu," ungkap Arkan.
"Terserah deh." Beby memutar bola mata jengah. "Terus gimana? Kau setuju kan?" tanyanya.
"Begini, sebenarnya kita tidak harus menikah. Kalau kau butuh uang, aku bisa membantumu dengan sukarela," tutur Arkan.
"Bukankah itu namanya sumbangan? Aku tidak mau mengambil uang tanpa pamrih. Karena aku tak mau merasa berhutang budi padamu!" balas Beby. "Bukan kah lebih baik melakukan hal yang saling menguntungkan satu sama lain? Apalagi ayah dan ibumu sepertinya sudah mengira kalau kita punya hubungan khusus," sambungnya.
"Andai kita menikah, lalu bagaimana dengan sekolahmu?" Arkan melipat tangan ke depan dada.
"Ya tidak apa-apa selama kita bisa merahasiakan hubungan serapat mungkin. Itu bisa dilakukan kalau kita bekerjasama dengan baik. Lagi pula Eza sepertinya ngebet sekali ingin menjadikanku ibunya. Sebagai ayah yang baik, bukankah kau merasa harus membahagiakannya?" ujar Beby.
"Kau yakin bisa menanggung semua resikonya?" Arkan memastikan.
"Iya. Lagian kau juga akan menanggungnya bersamaku kan?" tanggap Beby.
Arkan terdiam sejenak. Ia menatap Beby sambil berpikir. Dirinya berpikir tidak ada salahnya menikah dengan Beby. Terlebih itu adalah hal yang paling di inginkan Eza sekarang.
Arkan juga ingin melihat bagaimana jadinya Beby menjadi seorang ibu. Dia yakin Beby akan kewalahan. Saat itulah Eza bisa melihat sikap asli Beby. Dengan begitu, mereka pasti akan saling membenci. Arkan pun bisa bebas dari semuanya.
Senyuman merekah di wajah Arkan. Ia membayangkan hubungan Eza dan Beby tidak akan berjalan baik.
"Oke. Aku setuju dengan idemu. Tapi izinkan aku merevisi daftar ini," ucap Arkan seraya mengangkat kertas berisi daftar aturan yang dibuat Beby.
"Idih! Pakai revisi segala. Ya udah deh, Om!" sahut Beby.
Arkan mendengus kasar. Ia kembali melayangkan tatapan seriusnya. "Bisa nggak jangan panggil aku Om? Kakak kek," tukasnya.
"Bukannya apa ya. Tapi kau seumuran dengan pamanku. Jadi aku panggil Om," balas Beby.
"Mulai sekarang, berhentilah memanggilku Om! Lagian kita akan menikah kan?" timpal Arkan.
"Iya deh, Kak Arkan... Puas?" ujar Beby.
Arkan menggelengkan kepalanya. Dia segera fokus merevisi daftar kontrak nikahnya dengan Beby.
"Kau bisa duduk dulu!" titah Arkan. Beby lantas duduk ke sofa.
Beberapa menit berlalu, Arkan akhirnya selesai dengan daftarnya. Dia segera ikut bergabung dengan Beby duduk ke sofa.
"Dengar! Hal pertama yang aku revisi adalah bagian kontak fisik. Ini bisa dilakukan kalau keadaan mendesak. Misalnya seperti membuktikan hubungan atau hal lainnya," jelas Arkan.
"Oke. Tapi jangan pernah mencoba mengambil kesempatan dalam kesempitan!" Beby menegaskan sambil mengacungkan jari telunjuk.
"Kau pikir aku lelaki serendah itu?" tanggap Arkan tak terima.
Beby memutar bola mata jengah. Ia tak menanggapi ucapan Arkan tersebut.
"Selanjutnya, aku ingin kau merubah penampilanmu saat tinggal di rumah kami nanti. Aku juga ingin kau merahasiakan identitasmu sebagai anak SMA dari keluargaku," kata Arkan.
"Kenapa?" tanya Beby.
"Kalau orang tuaku tahu aku menikahi anak SMA, mereka pasti akan mengamuk. Mengerti?" balas Arkan.
"Oke." Beby lantas setuju
"Terakhir, aku ingin kau memperlakukan Eza dengan baik. Pokoknya kau harus jadi ibu yang baik untuknya. Kau sanggup kan melakukan itu?"
"Aku akan belajar. Tapi berapa lama aku harus begitu? Tidak mungkin selamanya kan?"
"Menurutku kita bisa bercerai saat kau sudah tak membutuhkan uang lagi dariku. Saat itulah kau harus membuat Eza membencimu. Deal?" Arkan mengulurkan tangannya ke arah Beby.
"Deal!" Beby menyambut tangan Arkan. Keduanya bersalaman sebagai tanda saling setuju untuk bekerjasama.
arkan sa ae.. otak nya langsung berharap beby pake bikini🤭🤣🤣