NovelToon NovelToon
Waiting For You

Waiting For You

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Identitas Tersembunyi / Romansa / Penyelamat
Popularitas:57.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Andreane

Bagaimana rasanya menikah dengan orang yang tidak kita kenal?
Baik Arsya maupun Afifah terpaksa harus menerima takdir yang telah di tetapkan.

Pada suatu hari, ayah Afifah di tabrak oleh seorang kakek bernama Atmajaya hingga meninggal.
Kakek tua itupun berjanji akan menjaga putri dari pria yang sudah di tabraknya dengan cara menikahkannya dengan sang cucu.

Hingga pada moment di mana Afi merasa nyawanya terancam, ia pun melakukan penyamaran dengan tujuan untuk berlindung di bawah kekuasaan Arsya (Sang suami) dari kejaran ibu mertua.

Dengan menjadi ART di rumah suaminya sendirilah dia akan aman.

Akankah Arsya mengetahui bahwa yang menjadi asisten rumah tangga serta mengurus semua kebutuhannya adalah Afi, istrinya sendiri yang mengaku bernama Rere?

"Aku berteriak memanggil nama istriku tapi kenapa kamu yang menyahut, Rere?" Salah satu alis Arsya terangkat.

"Karena aku_" Wanita itu hanya mampu berucap dalam hati. "Karena aku memang istri sahmu, pak Arsya"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 10

"Urusan apa yang sudah selesai? Pesan buat siapa itu?" Dari sebrang telfon, Prillya memberondong dua pertanyaan sekaligus, Shema sendiri terhenyak mendengar pertanyaan itu.

Pesan? Apakah aku salah mengirim pesan? Batin Shema.

"Halo, Shema! Kenapa diam, hah?"

Sedikit gugup, Shema menelan ludahnya sendiri.

"I-ini bu, maksudnya u-urusan soal paspor milik saya, bu"

"Kok saya nggak percaya sama kamu, ya" Selidik wanita dari balik telfon. "Kamu nggak bohong, kan?"

"Tidak bu. Saya baru selesai mengurus dokumen kepergian saya di Imigrasi"

"Okay, saya akan percaya sama kamu, tapi beri tahu dimana alamat orang yang sudah papah saya tabrak?"

"M-maksud ibu?"

"Rumah gadis malang itu" Tegas Prilly penuh penekanan.

Lebih baik ku beritahu saja, Ririn pasti akan menyelesaikannya.

"Shema!" Sentaknya dengan nada tinggi. Bahkan Shema sampai menutup mata saking kerasnya suara Prilly.

"Jelambar bu"

"Kirim alamat rumahnya lewat pesan, sekarang!"

Panggilan di tutup oleh Prilly.

Sedetik kemudian, Shema berniat mengirim alamat lengkap rumah Afi, tapi ketika sepasang netranya mendapati pesan yang ia kirim ke Afi beberapa menit lalu ia tercenung. Pasalnya dia tak salah mengirimkan pesan.

"Aku nggak salah kirim, kenapa bu Prilly bisa tahu soal pesan yang ku kirim ke nomor nona Afi? Apalagi nona membalasnya" Sepersekian detik perasaannya mendadak was-was. "Duh.. Gimana ini?"

"Atau jangan-jangan_" Dia menggantung kalimatnya sejenak.

"Astaga, apa ponselku di sadap sama bu Prilly? Bagaimana caranya? Kapan dia melakukannya"

"Oh my God!! Untung saja sudah ku ubah nama nona Afi menjadi 'No. Ne' di kontakku"

"Aku harus lebih hati-hati lagi" Shema mendengkus lirih, kemudian buru-buru mengetik pesan yang akan ia kirim ke Prilly, setelahnya ia mengemudikan mobilnya mencari counter ponsel.

"Aku harus beli ponsel yang lain demi bisa berhubungan dengan nona, dan ponsel jadul mungkin lebih baik "

****

Di tempat lain namun di waktu yang sama, Prilly merasa frustasi karena tak mendapatkan informasi apapun mengenai Afifah, dia lantas berniat pergi ke rumah putranya untuk menanyakan langsung pada Arsya, sebab beberapa waktu lalu, saat dia ingin memperjelas, dia tak dapat bertemu dengan Arsya karena mendadak ada urusan sedangkan Arsya sendiri masih berada di kantor.

Pernikahan sang putra yang belum ia ketahui benar-tidaknya, sungguh membuatnya sangat terusik.

"Kabur kemana gadis itu?" Prilly bertanya-tanya di tengah menyetirnya. "Apa benar yang di katakan para tetangganya kalau dia pergi ke luar pulau? Kalau iya itu bagus, putraku bisa terhindar dari gadis itu, tapi aku tetap harus memastikannya. Aku tidak terima putraku satu-satunya menikah dengan gadis yang asal usulnya nggak jelas. Apalagi, katanya ibunya meninggal gara-gara kena AIDS. Ish ish... Amit-amit" Ia bergidik ngeri.

"Bisa-bisanya papah menjodohkan Arsya dengan gadis yang jauh dari kata layak. Apa kata teman-teman sosialitaku nanti" Wanita itu masih bicara sendiri dengan nada datar khas miliknya "Aku akan terima gadis mana saja meski miskin sekalipun, tapi tidak dengan dia. Sudah miskin, ibunya mantan pelacur, entah cantik atau enggak. Memalukan!"

Hampir satu jam berkendara, tahu-tahu mobilnya sudah sampai di kawasan elit milik Arsya. Begegas Prilly membuka pintu gerbang menggunakan remot yang dia juga memilikinya selain Arsya.

Setelah gerbang terbuka mobil pun masuk. Wanita itu keluar dan langsung memasuki rumah putranya tanpa mengetuk pintu lebih dulu. Selain remot pagar, dia juga memiliki kunci rumah.

"Loh, siapa kamu?" Tanya Prilly ketika ada seorang wanita di ruang tengah.

"Bu!" Respon Afi sedikit tercenung.

Kaget sudah pasti, tapi yang paling parah adalah rasa takut yang tiba-tiba naik drastis.

Dia yang sedang membersihkan sofa yang berdebu, langsung berdiri dengan tangan saling bertaut, serta kepala sedikit tertunduk seakan sedang menutupi ketakutannya.

"Kamu siapa?" Ulang Prilly, nadanya sangat ketus, selaras dengan ekspresi di wajahnya yang terkesan sinis.

"Saya ART di sini, bu" Jawab Afi, takut-takut. Sekuat tenaga ia berusaha menormalkan detak jantungnya yang berdetak sangat kuat.

"Baru?" Tanyanya masih dengan ekspresi datar.

"Iya bu, baru beberapa hari"

Tatapan mata Prilly benar-benar menghujam, menelisik tubuh Afi yang tinggi semampai tapi sayang wajahnya tampak kusam, dan itu membuat Afi kian ketakutan.

"Siapa namamu?" Tanyanya lagi.

"Nama saya Rere, bu"

"Kerja yang benar, jangan genit sama majikan!"

"Baik bu" Balas Afi menundukkan kepala penuh ramah. Bersamaan dengan itu, bunyi ponsel yang ada di tangan Prilly terdengar sampai ke telinga Afi. Spontan diapun melirik benda itu yang kini sedang di hadapkan tepat di wajah Prilly.

Detik berikutnya, masih dengan raut wajah dingin tak tersentuh Prilly berkata.

"Buka gerbang, calon istri anak saya datang" Diam sejenak, Afi berusaha mencerna kalimat wanita di hadapannya kemudian melirik ke arah luar.

"Tunggu apa lagi?" Sentaknya ketika Afi hanya termenung dengan pikiran bercabang.

"B-baik, bu" Dia akhirnya melangkahkan kaki sedikit berlari.

Selang lima menit, Afi kembali masuk membawa beberapa paper bag dari wanita bernama Silvia. Wanita cantik dengan rambut mengeriting, serta penampilan yang di lengkapi aksesoris yang melekat di tubuhnya seakan sangat serasi bila di sandingkan dengan pria bernama Arsya.

Detik itu juga kepercayaan diri Afi menurun hingga di level paling bawah.

Mungkinkah dia bisa menaklukan hati Arsya, atau mampukah dia bersaing dengan Silvia dan menjadi wanita satu-satunya di hati pria yang sudah menjadi suaminya.

"Ah, sepertinya kemungkinan itu sangat kecil" Gumam Afi menciut. Tangannya bergerak meletakkan barang bawaannya di atas meja makan. Oleh-oleh dari Silvia yang isinya adalah makanan kesukaan Arsya.

"Rere!" Teriak Prilly, dua wanita beda generasi itu saat ini sedang duduk di ruang tengah sembari mengobrol.

"Iya, bu!" Afi yang berada di ruang makan segera berlari menghadap ibu dari majikannya.

"Ada lemon?" Prilly sedikit mendongak.

"Ada, bu!"

"Buatkan kami lemon tea ice, jangan terlalu manis"

"Baik, bu!"

Ketika Afi hendak berbalik, namanya kembali di panggil.

"Rere!" Kali ini Silvia yang menyebut namanya.

"Iya, mbak"

"Apa kamu bilang? Mbak?" Sambar Prilly menatap Afi dengan sinis. "Nona, panggil dia nona, dia juga akan menjadi majikanmu nantinya"

"B-baik bu" Jawabnya. "Ada apa, nona?" Jari-jari Afi yang menyatu teremas sangat kuat. Ada sedikit geram dalam hatinya atas sikap yang di tunjukkan oleh Prilly.

Afi pikir mentang-mentang dia orang kaya, dia jadi begitu berkuasa.

"Di dalam paperbag warna ungu ada kacang almond kesukaan tante Prilly, taruh di wadah dan bawa kesini"

"Baik, nona"

"Satu lagi" Kata Silvia, nadanya sedikit ramah namun tetap terkesan angkuh. "Jam berapa Arsya pulang?"

"Kalau senin sampai kamis jam tujuh malam, kalau jum'at jam lima sudah sampai rumah" Mendengar jawaban Afi, otomatis mata Silvia melirik jam yang tergantung di dinding.

"Sebentar lagi berarti"

"Betul, nona"

Saat ini jam memang sudah menunjuk pada pukul setengah lima. Itu artinya setengah jam lagi Arsya akan sampai di rumah.

"Apa ada yang lain lagi?" Tanya Afi sebelum benar-benar membalikkan badan.

"Itu saja, cukup" Balas Silvia. Afi pun langsung pergi menuju dapur.

Tak butuh waktu lama, minuman serta kacang almond pesanan Prilly dan Silvia pun siap. Afi sedikit malas sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi, ini sudah menjadi pilihannya, menyamar menjadi ART di rumah suaminya.

"Silakan, bu Prilly, nona!"

"Hmm" Jawab Prilly. Benar-benar tak ada kesan hangat sedikitpun.

"Saya ke dapur dulu, bu"

Bukannya merespon, dua wanita itu malah kembali sibuk dengan obrolan seriusnya. Afi yang merasa tengah di bicarakan, dia berinisiatif untuk menguping obrolan mereka.

Wanita itu berdiri di samping lemari kaca tempat untuk penyimpanan berbagai macam koleksi moge dan mobil mainan milik Arsya.

"Benar-benar nggak ada yang tahu dia kemana, tante?"

"Nggak ada sayang, tante dan anak buah tante sudah tanya-tanya ke semua tetangganya, tapi mereka bilang nggak tahu, mereka hanya tahu gadis malang itu pergi membawa koper, dan nggak tahu kemana tujuannya"

"Kira-kira kemana ya, tante?"

"Entahlah, tante juga nggak tahu" Afi masih diam sambil mencuri dengar pembicaraan mereka.

"Pas tante tanya ke sekolah tempatnya mengajar juga mereka bilang nggak tahu. Jangankan kemana dia pergi, fotonya saja pihak sekolah nggak ada yang menyimpannya, aneh kan?"

"Masa si tente, apa jangan-jangan itu memang sudah di rencanakan gadis itu"

"Tante juga was-was soal itu. Takutnya ini kerjaan Arsya, dia tahu kalau tante nggak merestui pernikahannya, jadi dia menyembunyikan gadis itu dari tante"

"Katanya mereka belum menikah, tante" Sergah Silvia.

"Iya, maksudnya kalau benar mereka menikah, syukur-syukur berita pernikahan itu nggak benar"

"Tapi kalau benar gimana, tante?"

"Kita cari sampai dapat wanita yang sudah Arsya nikahi, kita lenyapkan saja dan buang jasadnya ke laut"

Mendengar kalimat yang keluar dari mulut Prilly, rasa takut dalam diri Afi samakin menggelora. Dia bahkan sampai tak mampu berdiri tegap bak tak memiliki tulang. Ponsel yang sedang ia pegang di tangannya untuk merekam pun jatuh seketika.

Prang...

"Suara apa itu tante?" Tanya Silvi, keduanya kompak menoleh ke arah dapur.

Di sana, secepat kilat Afi mengambil kembali ponsel yang sempat jatuh dan langsung melangkah menuju dapur.

Dengan jantung bergetar serta keringat dingin yang sudah membanjiri tubuh, Afi berusaha menormalkan ekspresi di wajahnya seraya menyimpan ponselnya.

Sangat berharap Prilly tak tahu isi di dalam ponsel miliknya.

Bersambung

1
Asri
siapa itu? arsya kah?
sryharty
duuuh pasti Arsya ini,,semoga Arsya
mau mendengarkan Alasan Afi pergi ke Kanada
sedikit aku
Sri Wahyuni Abuzar
dan pria itu ternyata arsya...penjelasan apa yang akan di sampaikan ifa pd arsya..
yaa rabbi..pasti serba salah kaan ifa nya...arsya yakin kepergian ifa di dalangi oleh sang mama...dan mama prilly bersiap lah untuk kehilangan arsya 😃😃
Ainisha_Shanti
Alhamdulillah... pak Arsya tahu planning busuk Mama nya, sebab tu mengelabui Mama nya dengan alasan keluar kota. good job pak Arsya
N I A 🌺🌻🌹
wah afi kamu ketahuan mau kabur🤭 yo wis lah di tgu flash back nya
Rubyred
ibu meetua yg kejam jangan pulak nnt emak bilang mentunye yg maoknoergi sendiri bukan die yg nyuruhnye emaklah mak lampir
Sugiharti Rusli
apa Arsya tahu yah tentang rencana mamanya tuk mengirim Afifah ke Kanada
Salim S
iru arsya ya..? ayo fi jujur sama arsya apa yang kamu bicarakan sama prilly...arsya pasti mau mendengarkan semua cerita mubdan dia pasti percaya jangan main kabur2 an mulu,setiap ada masalah kabur ga bakalan selesai lah...percaya pada suamimu dia bukan orang yang picik kaya emaknya...
Puspita
semoga itu Arsya,trus afi gak jadi pergi sendiri,jadilah hanimun hehe
Syirfa Ratih
smga bnr" itu Arsya..malas bgt kl ceritanya sm kyak sinetron ikan terbang..plis y thor...jgn ada pisah"in mereka,,🥺
Asri
hayyah, menunggu reaksi arsya waktu pulang dari Singapura saja lah 😅
sryharty
ya Allah Ka ane sedikit syekaliii
N I A 🌺🌻🌹
afi pergi trus hamil trus bbrp tahun kemudian ketemu sama arsya dan udah punya anak terus kayak kisah novel pada umumnya😂
di tunggu karma prily
Salim S
udah gitu doang...?dikit amat..?!nunggunya sampai lumutan loh..mending kamu jujur fi ceritakan pertemuan kamu dengan s prilly kasihan arsya dia nggak melakukan kesalahan tp selalu menderita dia udah bucin sama kamu...jangan sakiti arsya lagi dengan meninggal kannya...jujur sama pasangan itu lah kunci keutuhan rumah tangga
Sugiharti Rusli
semoga aja kamu hamil yah pas pisah sama Arsya
Asri
hah, beneran jadi korban, silvia? kena aids gak tuh? 🫣
Salim S
tinggal jujur aja sama arsya,tahu ibu mertua mu manipulatif dan licik belum tentu srnua yg dia ceritakan semuanya benar atau hanya ingin membuatmu merasa bersalah dan meninggalkan arsya tanpa harus ribut dengan anaknya...arsya bukan orang picik dia pasti akan mengerti dan tetap menerimamu karena dia tulus mencintaimu..
sryharty
kalo aku jadi Afi pun akan mumet ,,
afi pergi pasti lg dalam keadaan hamil
duuuh kasihan banget seh fi hidup kamu

awas Arsya jangan sampe kamu mau di nikah kan sama si ulet bulu Silvia,,dia pembawa virus
enak kan sil senjata makan tuan
itu mama nya Silvia bener2 bikin gedek
Ainisha_Shanti
femikiran yang sangat dangkal
N I A 🌺🌻🌹
entahlah fi, apa nasib mu bakal sama kayak tokoh2 lain nya, berpisah terus hamil setelah bbrp tahun ketemu sama suami dg anak yg sdh kau lahirkan sendirian🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!