Pernikahan Pewaris Tunggal

KEDIAMAN ZAFANO.

PLAKK!!!

Begitu suara tamparan keras mendarat di pipi Darren, setelah tuan Zafano menceritakan semuanya kepada zeen. Dia begitu penuh emosi, dirinya benar - benar sudah tidak bisa harus berkata apa - apa lagi.

"kamu padahal sudah berjanji sama ayah akan menjaga Anna, tapi apa yang kamu lakukan padanya?!!" teriak Zeen dengan penuh emosi.

Darren menundukkan kepalanya dan terdiam merasa bersalah, "Darren jawab pertanyaan ayah?!!!!" teriaknya lagi.

Ratna berada disana hanya menenangkan suaminya, "sabar yah, sabar" ucap Ratna dengan mengelus - elus bahu suaminya.

"maafkan Darren yah, Darren bersalah seharusnya Darren mengatakan sebenarnya dulu sebelum membuat keputusan..." ucapnya dengan bersimpuh di hadapan nya tanpa menatap Zeen.

"percuma kamu meminta maaf, semuanya sudah terlambat..." ucap zeen dan terdiam sejenak.

"Untuk saat ini jangan pernah dulu menemui anna, ayah akan membawa nya pulang kerumah dan merawat nya sampai sembuh" ucap zeen keputusan nya tidak bisa di bantah.

Darren mendengar nya tidak sanggup membayangkan dirinya jauh dari Anna. "Jangan bawa Anna pergi, kumohon jangan yah..." ucapnya dengan meneteskan air matanya.

"Itu hukuman buatmu, karena kamu telah membuat ayah menyesal selama ini menerima perjodohan ini, bagaimana jika Anna tahu. ayah tidak bisa berbuat apalagi terkecuali jika Anna mencintaimu!"

"aku bisa jelaskan yah,"

"tidak perlu lagi, kamu mau menjelaskan nya lebih baik sekarang juga kamu pergi dari hadapan saya... jangan pernah datang kerumah ini lagi sebelum kamu saya panggil, mengerti!" ucap zeen tegas.

Darren benar - benar malu dan bersalah, ia tidak bisa menjaga janji nya dengan keluarga nya selama ini. Seandainya dulu dirinya tidak meminta untuk Elena mencoba bertunangan dengan nya mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi. Apalagi sekarang ia mulai mencintai Anna.

Bagaimana jika dirinya di pisahkan dengan Anna, tidak terbayangkan dirinya akan sesedih apa.

..

Dirumah sakit.

"Anna, bangun nak. ini mama..." Adelia mengenggam tangan Anna, air matanya tidak kunjung reda melihat kondisi Anna belum juga pulih.

"bangun Anna, ayo bangun... mama ingin dengar suara kamu..."delia kembali bersuara.

"hiksss... hiksss... hiksss... Anna bangun" ucapnya.

"permisi, apa keluarga dari Anna bisa keluar sebentar kami mau memeriksanya" ucap seorang dokter datang bersama satu perawat dibelakang nya.

"baiklah," ucap delia keluar.

Diluar sudah ada tuan Zafano, varrel yang tiba - tiba mendengar kabarnya dan Ryan.

Varrel dan Ryan yang mengetahui semua ini benar - benar tidak habis pikir dengan sifat Darren terhadap Anna.

"gue gak tahu harus bicara apa, Anna adek gue dan Darren udah lakuin ini ternyata di belakang Anna."

"Emang brengsek Darren." umpat Varrel.

3 hari kemudian...

Anna sudah siuman semua orang yang berada disana begitu senang, bahwa anna telah siuman. Ratna mendekati anaknya, ia mengelus - elus rambut Anna dengan lembut.

"Anna, mama senang melihat kamu sudah siuman..." ucap Ratna sesekali menciumi kening putrinya.

"ma, semuanya makasih ya sudah mau jagain Anna selama koma" ucap Anna dengan tersenyum.

"sama - sama," ucap delia.

Saat rumah sakit begitu sepi, tidak ada pengunjung yang datang menjenguk Anna. ketiga temannya datang kesana membawa begitu banyak makanan dan buah - buahan Mereka sangat senang mendengar kabar jika Anna sudah siuman dan Ryan yang memberikan kabar itu pada mereka.

"Abe kita kangen banget sama lo" Indri memeluk erat tubuh Anna sampai anna menahan nafas nya.

"Indri cepat lepasin pelukan lo dari Anna , itu Anna nya ngak bisa nafas" ujar alya yang melihat Anna menahan nafas nya dengan pelukan Indri begitu erat.

"maaf, gue benar - benar kangen banget sama lo.." ucap Indri memegang tangan Anna

Anna hanya tersenyum...

"oh ya, anna. kami membawakan buah - buahan sama makanan kesukaan lo nih, " Citra menaruh sekantong plastik buah buahan itu di atas meja.

"kalian ini sampai bawa makanan segala, tapi makasih banyak ya..." ucap Anna tersenyum senang kepada ketiga sahabatnya. Mereka begitu baik dan sayang pada Anna.

"sekarang kita berpelukan," ucap Alya dengan tersenyum memperlihatkan gigi rapihnya itu.

Mereka saling berpelukan, begitu sayangnya mereka kepada Anna.

Kapan juga orang lain bisa punya teman seperti dirinya, bisa dikatakan anna lah orang paling beruntung memiliki teman seperti mereka.

•

•

Jangan lupa like jempolnya dan dukung terus karya aku sekian terima kasih banyak 🌼