Kultus Iblis telah menunjukkan taringnya, mereka merekrut pengikut di mana-mana. Demi keselamatan Xue Yao yang diincar oleh Kultus Iblis, Xuan Ji membawanya ke Benua Tianwu. Namun, Kultus Iblis ternyata sudah mengakar kuat di sana, sehingga Xuan Ji memutuskan memamerkan kekuatannya.
”Aku adalah Pendekar yang mengalahkan Kaisar Iblis. Jika kalian bosan hidup, datanglah pada Kakek Ji! Dengan senang hati aku akan mengirim kalian ke dunia bawah,” cibir Xuan Ji sembari menyeringai lebar.
Catatan Penulis: Sebelum membaca Xuan Ji Season Tiga, baca dulu Xuan Ji dan Xuan Ji Season Dua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelompok Pengemis
Xuan Ji memutuskan menunda pertemuan dengan murid-muridnya dan akan mencari keberadaan pengikut Kultus Iblis yang memiliki energi spiritual Iblis yang sangat kuat tersebut.
Bibi Hua mengatakan di benua Tianwu ini juga ada kelompok pengemis yang menjual berbagai macam informasi.
Saat ini Xuan Ji berjalan ke arah tiga pengemis yang sedang asyik mengobrol di bawah pohon persik.
Xuan Ji meletakkan satu Koin Emas di mangkuk tempurung kelapa milik salah satu pengemis.
“Apa yang kamu inginkan?” selidik pengemis itu. Tidak mungkin seseorang murah hati memberikan uang sebanyak itu untuk bersedekah, sebab satu Koin Emas setara upah minimum satu bulan di kota Phoenix.
“Apakah ada sesuatu yang mencurigakan di kota Phoenix ini?” sahut Xuan Ji. “Satu lagi informasi tentang Kultus Iblis.”
Ketiga pengemis menoleh ke sekelilingnya, lalu segera berdiri dan menyimpan Koin Emas di mangkuk ke kantong kulitnya.
“Ikuti kami!” seru salah satu pengemis menuntun Xuan Ji ke dalam rumah yang hampir rubuh. Namun, saat rumah itu kamuflase saja, ternyata ada ruang bawah tanah di sana.
Setelah menuruni tangga, mereka bertemu Pria tua berjanggut putih yang ditemani oleh seorang Pendekar Ranah Keabadian.
“Tetua Yan, orang ini ingin informasi tentang Kultus Iblis dan sesuatu yang mencurigakan di kota Phoenix,” kata salah pengemis.
Tetua Yan menatap Xuan Ji dan menggunakan Jurus rahasia mengukur sedalam apa basis Kultivasi Pria di depannya itu. Namun, matanya terbelalak karena energi spiritual berbentuk tsunami yang sangat tinggi menerjang ke arahnya.
“Tetua Yan!” seru Pemuda Ranah Keabadian disampingnya menepuk pundaknya.
“Ah, aku baik-baik saja!” sahut Tetua Yan bernafas lega. Untung saja pemuda itu menyadarkannya tepat waktu. “Silahkan duduk tuan ....”
“Panggil saja aku Mu Ji, senior,” sahut Xuan Ji sambil menangkupkan tinju untuk menunjukkan rasa hormat.
“Mu Ji?” gumam Tetua Yan. “Ah, ternyata Anda adalah leluhur Ji yang membuat Kultus Iblis merubah strateginya.”
Xuan Ji terkejut mendengarnya dan tidak menyangka Kultus Iblis sudah menyadari gerak-geriknya, padahal ia hanya membunuh belasan pengikut Kultus Iblis saja.
“Karena tujuan kelompok pengemis sama dengan leluhur Ji, maka aku akan memberitahu informasi tentang mereka walaupun sedikit,“ kata tetua Yan. “Beberapa hari terakhir kami menangkap para Pendekar yang asal-usulnya tak jelas atau tidak berasal dari Klan-Klan di wilayah tengah. Hasilnya beberapa dari mereka ternyata pengikut Kultus Iblis, karena tiba-tiba tubuh mereka menyusut dan tinggal tulang berbalut kulit saja saat mencoba mengungkapkan rahasianya.”
“Ratusan pengemis juga menghilang di luar Kota Phoenix, tidak ada jejak tertinggal ke mana perginya mereka. Aku curiga mungkin mereka akan merubah strategi dari serangan diam-diam menjadi perang terbuka.”
“Hal itu mungkin karena Sekte Tianzun memiliki seorang murid yang bisa mendeteksi energi spiritual Iblis di tubuh Kultivator, serta akan membentuk Pasukan khusus pemburu pengikut Kultus Iblis yang terdiri dari Seribu Pendekar muda berbakat surgawi.”
Namun, kabarnya pasukan khusus itu baru memulai misi perdananya seratus hari lagi, sebelum itu terwujud Tetua Yan merasa Kultus Iblis akan menyerang Sekte Tianzun. Itulah sebabnya banyak Pendekar yang memasuki Kota Phoenix.
Tetua Yan juga mengatakan ia sudah memberitahu Aliansi Beladiri tentang kecurigaannya itu dan Ketua Aliansi Beladiri sudah menarik kembali para anggota yang menjalankan misi. Klan-Klan besar juga mengirimkan bala bantuan secara rahasia, mungkin mereka ikut berbaur dengan para Pendekar pengembara memasuki Kota Phoenix saat ini.
“Bagaimana dengan evakuasi penduduk?” sahut Xuan Ji teringat dengan wajah-wajah bocah-bocah yang mengemis padanya. Jika perang besar terjadi, maka mereka akan terkena dampaknya.
Tetua Yan menghela napas panjang sambil menggelengkan kepala. “Kalau penduduk dievakuasi, maka Kultus Iblis akan melarikan diri atau malah menargetkan para penduduk. Ketua Aliansi Beladiri dan Ketua Sekte Tianzun sepakat membiarkan Kultus Iblis memasuki Sekte agar pertarungannya terjadi di sana serta meminimalisir korban jiwa dari penduduk biasa.”
“Itu memang strategi yang bagus kalau Kultus Iblis akan melakukan seperti yang kalian perkirakan, bagaimana jika mereka malah menyerang penduduk biasa lebih dulu untuk memancing murid-murid Sekte Tianzun keluar?” sahut Xuan Ji.
Tetua Yan hanya tersenyum masam. Pihaknya sudah memikirkan hal itu, tetapi mau bagaimana lagi. Demi memusnahkan Kultus Iblis hingga ke akar-akarnya pengorbanan besar pasti tak terelakkan, karena momen saat ini saja Kultus Iblis berkumpul dan melakukan serangan bersama. Biasanya mereka hanya menyergap atau menyerang sebuah Klan, kemudian melarikan diri saat bala bantuan datang.
“Andai saja ada seni beladiri yang bisa merasakan energi spiritual Iblis,” gumam Xuan Ji.
Saat ini untuk mengetahui keberadaan mereka adalah jika pengikut Kultus Iblis itu mengeluarkan energi spiritual Iblisnya atau dengan membedah jantung mereka. Jika ia melakukan hal kedua, maka Pendekar tak bersalah mungkin akan menjadi korban. Tidak mungkin seseorang bisa hidup jika jantungnya di belah.
“Apakah leluhur Mu Ji ingin bergabung dengan kami? Aku akan mempertemukanmu dengan Ketua Aliansi Beladiri, sehingga leluhur Mu Ji mengetahui strategi yang dibuat oleh Aliansi Beladiri,” kata Tetua Yan.
Xuan Ji menggelengkan kepala dan menjawab, “Aku lebih suka bergerak sendiri. Kira-kira kapan mereka akan menyerang?”
“Menurut perkiraan kami Lima hari lagi, saat penerimaan murid Sekte Tianzun nanti,” sahut Tetua Yan.
Xuan Ji mengangguk pelan, berarti ia masih memiliki waktu luang cukup lama.
Mereka berbincang-bincang cukup lama hingga matahari terbenam, lalu Xuan Ji segera berpamitan dan pulang ke penginapan Bibi Hua.
“Apakah leluhur Mu Ji itu kuat, Tetua Yan?” tanya Pemuda Ranah Keabadian penasaran.
Tetua Yan mengangguk setuju dan berkata, “Kedalaman Kultivasi-nya setara dengan Ketua Aliansi Beladiri dan Ketua Sekte Tianzun.”
“Jadi, dia memang sudah hidup seribu tahun, bukan membual yang mengaku-ngaku sebagai seorang leluhur,” sahut pemuda itu takjub, karena leluhur Mu Ji itu tetap awet muda atau tidak menjadi tua seperti leluhur-leluhur yang ada di benua Tianwu dan dinasti Xuan.
“Kalian bantulah leluhur Ji itu, jika dia membutuhkan kekuatan kalian maka langsung bantu tanpa perlu meminta ijin padaku!” seru Tetua Yan pada tiga pengemis yang membawa Xuan Ji ke ruang bawah tanah tersebut.
Tetua Yan sendiri adalah Tetua kelompok pengemis yang bertanggungjawab atas wilayah timur kota Phoenix.
“Nak, ayo kita pergi. Ketua pasti sudah menunggu kita di markas!” seru Tetua Yan segera berdiri dan berjalan menuju pintu ke saluran air bawah tanah.
Pemuda Ranah Keabadian itu segera melapisi tubuhnya dengan energi spiritual angin agar tidak mencium bau anyir selokan.
Untuk mencegah banjir saat musim hujan, kota Phoenix membangun banyak saluran air bawah tanah. Para pengemis sering menggunakan saluran air itu sebagai jalan rahasia mereka.
...***...
Sementara itu di Sekte Tianzun, Xue Yao sedang merajuk karena dipaksa tinggal di asrama bersama ratusan Pendekar Ranah Kaisar Surgawi calon pasukan khusus pemburu pengikut Kultus Iblis. Mereka tidak boleh berkeliaran dan dijaga ketat oleh para Tetua. Hanya Mu Xian yang diperlakukan istimewa, karena ia adalah pengantin baru.
“Ih, kenapa sih Master tidak menjemputku, katanya dia ada di kota Phoenix?” keluh Xue Yao berguling-guling di kasurnya.
Li Ruoqing yang satu kamar dengan Xue Yao hanya tersenyum saja. Dia juga tidak tahu di mana Xuan Ji tinggal di kota Phoenix ini, karena ia hanya mengatakan ke mana akan pergi saja.
“Sabarlah Yao‘er, Tetua Ji pasti akan menjumpai kita. Mungkin saat ini beliau sedang memburu pengikut Kultus Iblis,” sahut Mu Qingqing. Sementara Hua Yuerong hanya menjadi pendengar terbaik dan semakin penasaran seperti apa sosok leluhur Mu Ji.
“Hmm, kakak Li Ruoqing, apakah kamu akan menerobos ke Ranah Keabadian? Padahal baru beberapa saat yang lalu Kakak Ruoqing menyerap Pil Surgawi!” seru Xue Yao dengan mata terbelalak dan tidak menyangka murid tak langsung gurunya itu sangat berbakat sekali.
kakek legend dilawan /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
luar biasa