Kisah satu keluarga yang memiliki ilmu spiritual dan memiliki khodam pendamping dari bangsa Jin. Namun tanpa diduga itu juga terus berlanjut hingga ke anak cucu mereka.
Lalu apakah yang terjadi pada anak cucu mereka? Apakah bisa terlepas dari perjanjian dengan bangsa Jin?
Simak terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. M yanie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SILUMAN KERA PART 1
Suasana begitu mencengkam, Aji masih kesurupan sesuatu yang tidak tau itu apa, seperti orang yang kesetanan dan bertingkah layaknya seperti hewan.
"Aji, ini Ayah Nak, sini turun sayang sama Ayah." Ayah mencoba membujuk Aji agar mau turun dari atap.
Aji masih menatap tajam kearah bayi yang tidak lain adiknya sendiri.
"Bayi itu yang akan menjadi permaisuri di Kerajaan Iblis kelak dimana tempat kami berada." Dengan suara yang begitu parau Aji mengatakan sesuatu yang membuat kaget seisi ruangan itu.
"Apa maksudmu wahai iblis yang terlaknat?"
"Itulah perjanjian Kakek moyang kalian terhadap kami, Dia akan menyerahkan garis keturunannya jika yang lahir di Malam Jumat Kliwon." Dengan kepala yang digerak-gerakan kesana kemari, kini justru Aji bertingkah seperti Kera.
"Jika Dia anak perempuan maka akan dijadikan permaisuri di Kerajaan Kami, tapi jika laki-laki dia akan menjadi budak untuk kami." Aji kian bertingkah layaknya kera yang mengerikan.
Kakek Danu mulai angkat bicara. "Kami tidak akan pernah sudi untuk bersekutu kepada kalian bahkan menyerahkan cucu-cukuku itu tidak akan pernah terjadi." Jawabnya.
"Mau tidak mau, itulah yang terjadi karena perjanjian itu sampai mati dan tidak bisa terputus kecuali kalian mati."
"Lancang sekali mulutmu iblis terkutuk, cepat keluar dari tubuh anakku." Kini Ayah mulai murka.
Aji menggaruk-garukan badannya persis sekali seperti kera, namun matanya berubah menjadi merah dan wajahnya terlihat sangat menyeramkan.
"Jika aku keluar dari tubuh anak ini, bisa saja Dia mati."
"Kamu berbohong, itulah Jin yang selalu berbohong dan penuh tipu daya." Ayah kini merasa geram.
"Lebih baik aku berada di tubuh anak ini, coba kalian bayangkan jika aku keluar dia akan mati, apa kalian mau anak kalian mati?"
"Kamu hanyalah Jin kafir yang penuh dengan tipu muslihatnya." Ayah kini duduk bersilah dan mengeluarkan Benda yang dari tadi dia simpan di sakunya.
Ayah mulai merapalkan mantra yang entah mantra apa! Ayah mencoba untuk melawan Siluman Kera itu.
Siluman kera justru semakin bringas dan melompat kesana-kemari sambil tertawa, karena apa yang dilakukan Ayah seakan tidak berpengaruh kepadanya.
"Dasar manusia BODOH kau sendiri yang menyekutukan Tuhanmu, tapi kalian bersikap layaknya manusia yang mulia padahal kalian tak ubahnya seperti seonggok manusia yang menjijikan."
"Kalian mengaku beriman tapi Ayat suci kalian permainkan dengan mudahnya, Benda yang kamu pegang itu mengandung racun untuk hidupmu tapi kau menggunakan Ayat suci untuk mantranya."
Ayah mencoba melempar keris itu yang diketahui itu adalah keris naga runting, namun justru Ayah terpental dan badanya terbentur tembok.
Ayah memegangi dadanya yang terasa sakit ketika terbentur tadi.
"WHAHAHA.. kalian adalah manusia busuk, Ayat suci yang seharusnya kalian jaga tapi justru kalian permainkan, kalian menyebut kalian adalah calon penghuni surga? CUIHH.. Bahkan kalian tidak ada bedanya dengan bangsa kami."
Ustadz Ilham kini sudah bangkit kembali, walau masih dengan rasa sakit yang dia dapatkan tadi.
"Hai kamu Jin yang terkutuk, lebih baik kamu kamu bertaubat sebelum Rabbku menghukummu."
"WHAHAHA.. " Siluman kera itu justru tertawa ketika mendengar penuturan Ustadz Ilham.
"BISMILAHIRRAKHMAN NIRROHIM." Uztadz Ilham kini mencoba lagi membaca surah-surah ruqiah sesuai tuntutan Rasulullah.
Tapi Aji justru meniru setiap bacaan yang dibaca ustadz Ilham, itu membuat yang lain kebingungan.
Aji kini tepat berada di depan Ustadz Ilham yang dari tadi di atap.
Aji mencoba melawan Ustadz Ilham yang masih terus melantunkan Ayat-ayat suci.
Tapi ustadz lLham badannya malah terangkat ke atas dan tanganya memegangi lehernya yang seperti tercekik.
Aji berubah menjadi orang yang menakutkan dengan mata merah dan gigi bertaring, serta kuku yang panjang.
Aji menjulurkan tanganya ke arah ustadz Ilham berada sehingga tubuh Ustadz Ilham semakin naik keatas dan seakan-akan ada yang mencekik lehernya, terlihat gurat di leher dan wajahnya yang menandakan betapa kerasnya cekikannya.
"Si..siapa kamu?" Tanya ustadz Ilham yang masih sempat bertanya dalam keadaan tubuhnya melayang di udara dan leher yang seperti tercekik.
"Lepaskan anak itu, Dia tidak tahu apa-apa tentang perjanjian kalian dengan kakek moyangnya.
Tak habis akal ustadz Ilham masih berusaha melantunkan Ayat-ayat suci AL-Qur'an.
"Innalladzina kafaru bi'ayatina saufa nushlihim nara, kullama nadlijat juluduhum baddalnahum juludan ghairaha liyadzuqul-'adzab, innallaha kana 'azizan ḫakima
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."( Surah An-Nisa ayat 56)
Aji terpental dan tubuhnya terlempar ke bawah yang membuatnya muntah darah, begitu juga Ustadz Ilham yang terjatuh dari atas karena sudah terlepas dari belenggu Jin.
"UHUKKK.. UHUKKK." Ustadz terbatuk karena efek dari cekikan Jin yang menjeratnya yang diketahui dia menyamar seperti siluman kera.
"AJIIII.." Ibu mulai menangis meraung meliat anaknya yang muntah darah.
"Ya Allah nak bangun sayang ini Ayah, maafin Ayah sayang." Ayah menangis sambil memangku Aji yang bersimbah darah di mulutnya.
"AAAAAAAKKKHHH.. Ya Allah apa salah anakku yang tidak berdosa ini? Hiks.. hiiks." Ayah menangis sejadi-jadinya dan menyalahkan dirinya sendiri.
Kakek Danu mendekat ke tubuh Aji dan mengecek pernafasannya. "Dia masih hidup Broto, cepat bawa dia ke Rumah Sakit." Dengan dibantu oleh pak Amir akhirnya mereka semua pergi ke Rumah Sakit.
***
Sesampainya di Rumah Sakit Aji pun kini dalam perawatan Dokter, begitu juga Ibu dan bayi yang baru lahir untuk diperiksa oleh Dokter.
Akhirnya mereka sedikit bernafas lega karena mereka mengira sudah selesai kejadian mengerikan yang menimpa keluarganya.
Entah mengapa itu semua terjadi kepada keluarga SOEDIBJOE yang mungkin semua orang tahu keluarga itu adalah orang-orang yang beragama dan sholeh.
Tapi seakan-akan kejadian yang baru mereka alami adalah kutukan dan karma untuk mereka.
"Hiks.. hiks bagaimana ini Ayah? Aji belum sadar juga!" Ibu menangis dalam pelukan sang suami yang sama-sama kalutnya.
"Kita berdoa saja Bu, agar tidak terjadi apa-apa kepada anak kita yah!" Ayah berusaha menenangkan Ibu yang masih menggedong bayi di tanganya dalam keadaan yang masih lemas akibat melahirkan dan syok tentunya.
"Broto, Ayah mau berbicara denganmu di luar."
"Iyah, Ayah.." Broto pun akhirnya mengikuti Ayah di belakangnya.
PLAAAKKKK...
"Dasar anak tidak tahu diri kamu, sudah puas kamu melihat keluargamu yang menjadi korban karena perbuatanmu?" Entah mengapa kakek tiba-tiba menampar Ayah.
"Maaf Ayahanda.. Broto tidak akan mengulanginya lagi!"
***
Sebenernya apa yang sudah di lakukan oleh Ayah sehingga Dia ditampar oleh kakek Danu?
semangat
Subroto nampak dilema, entah harus membuang benda itu atau tidak. Tapi, jika di buang, dia sedikit tidak rela.
Kalau seperti kata-kata di atas, mungkin bisa sedikit baik
Itu mungkin sedikit lebih bagus
Setelah tanda titik, awali dengan huruf besar
Spasi
Mungkin ga perlu ada tanda , di kalimat (Ketika Subroto)
Itu bisa di gabung aja (Ketika Subroto mencari kunci lemari itu)
/Grin//Grin//Grin//Grin//Grin/......