entah kenapa, author selalu tertarik dengan cerita transmigrasi. jadi, pembacanya author jangan bosan ya hehehe....😁😁
kali ini. kisah ini menceritakan seorang Narita yang tiba-tiba saja menjadi seorang ibu dari dua anak lelaki.
hidup tubuh yang di tempati oleh Narita ini, sama sekali tidak mendapatkan perhatian dari suaminya. ia juga melakukan segala macam cara untuk mendapatkan perhatian suaminya, sampai akhirnya Narita mengambil alih tubuh itu.
lalu bagaimana kah kisah selanjutnya ?. ikuti terus ya guys 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Alexander marah
suasana di ruangan Alexander tidak kondusif. akibat dari kehadiran Laura di sana. Alexander merasa risih dan tentu saja saat ini ia sedang marah-marah.
"Apa-apaan kamu hah..!! bisa nggak, kamu itu jadi perempuan berharga sedikit.!!"ucap Alexander dengan marah.
Ia cukup geram mengalami situasi ini. Alexander ingin mengatakan sesuatu, namun sebelum ia mengatakannya, Alexander kembali teringat dengan nyonya Tamara yang pernah mengatakan bahwa sudah tidak memaksanya lagi untuk menjalin hubungan dengan Laura.
"Oh, iya siapa yang menyuruhmu datang ke kantorku.?"tanya Alexander memastikan bahwa kedatangan Laura bukan campur tangan dari mamanya. Alexander juga memasang ekspresi dingin di wajahnya. tak ada ekspresi wajah bersahabat yang ia tunjukkan seperti sebelum-sebelumnya.
mendengar pertanyaan itu Laura pun berusaha tersenyum. tentu tidak ada yang menyuruhnya datang ke kantor Alexander. Iya datang sendiri, demi membahagiakan kekasih hatinya. Namun sepertinya Laura akan meminjam nama nyonya Tamara sebagai kambing hitam.
mendapat pertanyaan seperti itu, Laura pun langsung menjawab.
"Lex, kamu kok nanyanya gitu sih? tentu saja yang menyuruhku ke sini adalah tante Tamara." ucap Laura sedikit memasang tampang menyedihkan. mendengar ucapannya itu Alexander tidak percaya begitu saja. Alexander pun segera mengeluarkan handphonenya.
ia akan memastikan sendiri, bahwa nyonya Tamara benar tidak menjodohkannya lagi dengan Laura.
"Oh baiklah kalau begitu... aku akan menghubungi Mama dan menanyakan perihal ini..."ucap Alexander masih dengan suara dingin dan datarnya.
mendengar nyonya Tamara disebut, Laura menjadi gelagapan. Ia tidak menyangka bahwa Alexander saat ini sudah tidak mudah dibodohi. namun Laura tidak berniat untuk menghentikan Alexander menghubungi nyonya Tamara. Laura yakin kalau nyonya Tamara pasti akan membantunya.
"silakan saja lex. Aku tidak bohong.."ucap Laura dengan santai. tanpa menunggu lama Alexander pun langsung menghubungi nyonya Tamara. di seberang sana terdengar panggilan masuk.
Tut...
"halo Lex...!!"seru nyonya Tamara di seberang telepon.
"halo ma, Mama di mana sekarang? Apa benar Mama yang menyuruh Laura untuk datang ke kantorku lagi.?"tanya Alexander to the point dan sedikit ketus dengan ibunya. nyonya Tamara yang mendengar namanya dijual seperti itu tidak terima, Siapa juga yang menyuruh perempuan murahan itu untuk kembali mendekati anaknya.
bisa-bisanya perempuan itu menggunakan namanya untuk mendekati putranya.
"apa !!! Siapa yang mengatakan itu?!!"tanya nyonya Tamara sedikit berteriak. Alexander mengerutkan keningnya tatkala mendengar keterkejutan ibunya. Iya yakin bahwa sang Mama pasti tidak menyuruh Laura untuk datang menemuinya di kantor seperti yang ia lakukan yang sudah-sudah.
"tentu saja Laura, calon menantu yang Mama idam-idamkan" ucap Alexander menyindir sang Mama serta mengatakan dan meningkatkan kata menantu yang diidam-idamkan.
mendengar ucapan Alexander seperti itu, nyonya Tamara sedikit mencibir.
"cih, Mama tidak pernah menyuruh Laura datang menemui kamu. dan apa kamu bilang tadi ? menantu yang Mama idam-idamkan? Ya itu dulu, tapi sekarang mama tidak Sudi menganggapnya atau menjadikannya sebagai menantu mama, itu tidak akan pernah terjadi."tekan nyonya Tamara.
nyonya Tamara sadar, Iya tidak mungkin menjodohkan anaknya yang sangat sempurna ini kepada perempuan yang gampangan. Anastasya saja yang hanya terjebak bersama Alexander dianggap pelacur, dan itu pun hanya sekali kejadian. lalu apa kabarnya dengan Laura yang berkali-kali melakukannya itu pun dengan sadar. Oh tidak bisa...
mendengar ucapan nyonya Tamara Alexander semakin heran. kenapa tiba-tiba mamanya berubah. tanpa mengatakan apapun lagi Alexander langsung mengakhiri panggilannya dengan sepihak. sangat terkesan tidak sopan kepada orang tuanya.
"cih !! kamu berbohong kepadaku Laura, Mama sama sekali tidak menyuruhmu untuk datang menemuiku di sini. tapi kamu datang dengan sendirinya. kamu camkan ini baik-baik, mulai sekarang jangan berani-berani kamu menginjakkan kakimu di kantorku. dan mulai sekarang kamu jangan pernah mendekatiku lagi, karena sampai kapanpun aku tidak akan pernah kembali padaMu dan tergoda dengan bujuk rayumu."ucap Alexander memperingati Laura, sambil menunjuk-nunjuk mata Laura.
Laura yang mendengar penuturan itu pun menjadi syok. Bagaimana mungkin nyonya tamara sudah tidak mendukungnya lagi. Bagaimana mungkin nyonya Tamara sudah tidak mau menganggapnya sebagai menantu yang ia idam-idamkan. Ada apa ini sebenarnya ?
"Apa maksud kamu Lex. kamu jangan seperti ini kepadaku, Tak tahukah kamu. Aku sangat mencintaimu. tolong jangan katakan itu padaku."ucap Laura berusaha meraih tangan Alexander. namun lagi-lagi Alexander malah menepis tangan Laura itu.
ini adalah pertama kalinya Alexander menepis tangannya. namun tentu saja Laura tidak mau menyerah, demi rencananya yang sudah ia susun bersama Kevin, Laura akan mencoba bertahan dan menyelidiki terlebih dahulu.
"Baiklah kalau begitu. mungkin kamu butuh waktu sendiri, kalau begitu aku akan keluar. tapi ingatlah, aku pasti akan kembali lagi."ucap Laura. setelah mengatakan hal itu Laura pun langsung meninggalkan ruangan Alexander. sepeninggalan Laura, Alexander pun langsung memanggil asistennya Ferry.
"Ferry, segera ke ruanganku sekarang.!!"ucap Alexander dengan tidak sabaran. moodnya hari ini benar-benar rusak gara-gara perempuan yang bernama Laura. setelah mengatakan hal itu, Ferry pun langsung bergegas menemui dan memenuhi panggilan sang atasan.
tok tok tok suara pintu diketuk
"masuk" terdengar suara perintah dari dalam ruangan. tanpa menunggu lama, Ferry pun langsung memutar gagang pintu itu dan masuk ke ruangan Alexander. saat Ferry masuk ia memperhatikan raut wajah sang atasan begitu tidak enak dipandang. Ferry juga tidak mengetahui bahwasanya Laura datang ke kantor Alexander.
"Ada apa Tuan,? Kenapa sepertinya raut wajah Tuan sangat tidak enak dipandang. apakah terjadi sesuatu tuan?"tanya Ferry mulai mengepoi atasannya. Alexander yang mendengar Ferry begitu cerewet langsung melemparkan tatapan tajam kepadanya. melihat itu Ferry langsung menelan salivanya.
( Apa aku salah ngomong ya, Kenapa tuan memandangku dengan tatapan tajam seperti itu. ih ini sangat mengerikan... ) batin Ferry. Ferry merunduk tidak berani melihat kepada sang atasan. apalagi tatapan Alexander itu seolah-olah ingin membunuhnya.
"fer perintahkan semua satpam yang ada di kantor ini. jangan sampai membiarkan perempuan yang bernama Laura memasuki gedung ini walaupun sedikit. Jika ia terlihat dalam jarak yang masih jauh segeralah kusir dia. aku serahkan urusan ini kepadamu."ucap Alexander dengan suara datarnya. Ferry pun mengerutkan keningnya. iya berpikir Apakah Nona Laura ke sini.
"Maaf sebelumnya tuan. Apakah Nona Laura ke sini tuan"?"tanya Ferry dengan tampang bodohnya. Alexander Pun menghilang nafas. iya benar-benar harus ekstra menghadapi asistennya yang kadang-kadang soplak ini.
"Iya Ferry.... kalau Laura tidak ke sini mana mungkin aku memerintahkan kamu melakukan hal itu. peka sedikit kenapa sih..."ucap Alexander mulai kehilangan kesabarannya.
mendengar ucapan sang atasan Alexander pun langsung mengatupkan bibirnya. Iya tahu bahwa saat ini atasannya sedang dalam mode tidak kesabaran. saat ini atasannya mengalami status emosi tingkat tinggi, jika dipaksakan maka emosi itu akan meledak dan dapat merugikan dirinya sendiri.
***bersambung***
𝐞𝐡 𝐭𝐩 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐭𝐚𝐫 𝐠𝐤 𝐚𝐝𝐚 😁😁
𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐭𝐲𝐩𝐨 𝐦𝐮 𝐭𝐡𝐨𝐫
𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐚𝐝𝐚 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐤𝐞𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚.... 💃💃💃💃💃
𝐂𝐄𝐎 𝐤𝐨𝐤 𝐩𝐞'𝐚