Mita Diandra Putri adalah gadis berusia 19 tahun, seorang anak tunggal yang terkenal cerdas dan berprestasi. Dia juga terlahir dari orang tua yang kaya raya, namun dia terlalu larut dalam pergaulan bebas yang pada akhirnya ia terpaksa harus menikah diusia muda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mvin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Pagi ini Raka sudah sibuk menyiapkan sarapan dan bekal untuk Mita. Bahkan bi Sumi pun tidak di izinkan untuk membantu Raka memasak. Raka merasa setelah ada bi Sumi ia tidak pernah lagi memasak untuk Mita. Jadi pagi ini dia ingin membuatkan sarapan dan bekal yang spesial untuk Mita.
" Akhirnya selesai juga". Raka menata piring yang berisi nasi goreng spesial di meja makan dengan sangat hati-hati. Kemudian ia memasukan chicken sandwich yang sudah ia buat ke dalam kotak makan yang akan diberikan kepada Mita. Raka melihat ke sekeliling namun Mita belum juga datang ke meja makan. Akhirnya Raka pun memanggil bi Sumi untuk meminta Mita sarapan bersama Raka.
" Bi Sumi, tolong panggilkan Mita, sarapan udah siap".
" Baik den".
Tok.. Tok.. Tok
" Neng Mita, sarapan sudah siap".
" Aku ga sarapan bi, mau buru-buru berangkat".
" Tapi den Raka minta neng Mita untuk sarapan dulu".
Mita yang masih belum selesai berdandan pun terpaksa membuka pintu dan menitipkan pesan untuk Raka lewat bi Sumi.
" Bi, tolong sampaikan ke mas Raka, aku mau buru-buru ke kampus karena ada kelas pagi dan tolong sampaikan juga kalau aku udah pesan ojek online jadi mas Raka ga usah nganterin aku. Tolong sampaikan ya bi".
" Tapi neng".
Sebelum bi Sumi menyelesaikan perkataannya, Mita menutup kembali pintu kamarnya dan melanjutkan berdandan. Bi Sumi hanya bisa membuang nafas panjang menyaksikan perang dingin antara Raka dan Mita. Mau tak mau, bi Sumi harus menyampaikan pesan dari Mita tadi.
"Maaf den Raka, tadi kata neng Mita ngga mau sarapan karena buru-buru dan neng Mita juga sudah pesan ojek den".
" Ya sudah bi, makasih ya". Raka hanya mengusap wajahnya dengan kasar kemudian pergi menemui Mita sambil membawa bekal. Namun sebelum Raka memberikan bekal kepada Mita, ternyata Mita baru saja pergi bersama ojek online. Raka akhirnya terpaksa sarapan seorang diri, namun ia berencana untuk mengantarkan bekal ke kampus Mita.
...*******...
Di rumah Haura, ia sedang memasukan barang-barangnya ke dalam bagasi mobil. Ia sudah tidak sabar memulai lembaran baru hanya berdua bersama Alula. Haura akan menyetir mobil sendiri sedangkan Alula duduk di car seat kursi belakang. Sebagai ibu tunggal, Haura hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri tapi ia juga merasa kehadiran Raka sangat membantunya untuk keluar dari keterpurukan dan tetap melanjutkan hidup dengan baik. Sebelum berangkat, terlebih dahulu ia mengirim pesan kepada Raka jika pagi ini ia akan berangkat.
[ Raka, aku sama Lula udah mau jalan. Nanti sore kita bisa ketemu ngga?]
Ting, sebuah notifikasi tanda pesan sudah di baca dan terlihat Raka sedang mengetik pesan. Tak berselang lama terdengar sebuah notifikasi pesan masuk dari Raka.
[ Bisa Ra, kita ketemu di mana? ]
[ Di apartemen aja, tapi sebenernya aku mau minta tolong kamu untuk temenin aku belanja barang-barang buat di apartemen. Kira-kira kamu bisa ngga? ]
[ Oke ]
Haura menutup telpon genggamnya, kemudian ia bersiap melajukan mobilnya menuju apartemen.
...*******...
Setelah membalas pesan dari Haura, Raka masih terus menunggu Mita di depan kampusnya. Namun Mita sepertinya sudah masuk kelas karena telponnya tidak bisa dihubungi, jadi ia memutuskan untuk menemui Mita langsung di kelasnya. Raka mencari kelas Mita namun ia malah berputar-putar di gedung tersebut, namun tak lama ia bertemu dengan Tasya yang kebetulan lewat. Tasya menghampiri Raka yang terlihat sedang kebingungan.
" Mas ganteng eh maksudnya mas Raka, lagi ngapain di sini? ".
" Tasya, kebetulan sekali. Saya mau cari Mita tapi ga tau dia dimana, soalnya telponnya ga bisa di hubungi".
" Oh, kayanya Mita udah masuk kelas deh mas. Kalau boleh tahu mas Raka ada perlu apa? ".
" Mm ini, Mita lupa bawa bekal jadi saya anterin kesini".
" Kalian masih berantem? ".
" Hmm ya begitulah, ya udah saya titip sama kamu aja ya".
" Ya udah boleh". Raka menyerahkan tas berisi kotak makan yang sudah di siapkan Raka.
" Makasih ya Sya, jangan lupa bekalnya tolong di kasih ke Mita ya".
" Iya siap tenang aja".
Tasya melambaikan tangan kepada Raka yang akan menuju ke tempat parkir. Tasya memperhatikan Raka hingga Raka sudah tidak terlihat dari pandangan mata. Kemudian ia pergi ke kelasnya yang tidak jauh dari sana.
Waktu istirahat pun tiba, Mita sudah keluar dari kelasnya. Ia pergi menuju taman kemudian duduk disana sambil sesekali meregangkan ototnya karena ia merasa kelas pagi ini begitu panjang dan melelahkan. Tiba-tiba Tasya datang menghampiri Mita dan duduk di samping Mita.
" Nih, bekal dari suami tercinta". Tasya meletakan tas berisi kotak makan di bahu Mita.
" Dari mas Raka? ".
" Ya iya lah siapa lagi".
" Kapan dia kesini? ".
" Tadi pagi ga sengaja ketemu. Dia lagi nyari lo tapi ga ketemu, katanya hp lo juga mati jadi yaudah dia titip ke gue".
" Ngapain si repot-repot segala".
" kalau ga mau buat gue aja, gue juga pengen di perhatiin kaya gitu. Aah bikin meleleh deh".
" Meleleh, emang lo ice cream".
" Hadeh susah deh ngomong sama lo. Tapi lo itu beruntung banget dapetin Raka, selama ini lo selalu merasa ga pernah di perhatikan sama orang tua. Tapi lihat sekarang, lo punya suami yang begitu perhatian dan tulus sama lo. Mau punya suami kaya gitu juga tapi apa masih ada ya?".
" Hmm mangkanya cari jangan asyik sendiri terus".
" Lo kan tahu gue trauma, gue takut malah dapet suami kaya papa. Mending ga usah punya suami"
" Huss jangan kaya gitu Sya, gimana pun dia tetap papa kamu".
" Iya iya". Tasya hanya tersenyum miring jika mengingat perlakuan papanya kepada Tasya.
" Ya udah kita makan bareng aja yu".
" Emang boleh?".
" Boleh dong Sya".
" Makasih Ta, lo emang sahabat terbaik gue".
" Sama-sama Tasya sayang". Tasya memeluk Mita dengan erat kemudian mereka melanjutkan makan siang bersama dengan bekal dari Raka.
...*******...
Di kantor Raka, ia baru selesai rapat dengan karyawannya. Tiba-tiba telpon genggamnya berdering, dari layar telponnya ia tahu jika Haura yang menelponnya. Kemudian ia mengangkat telpon dari Haura tersebut.
" Halo Haura? ".
" Iya Raka, kamu di kantor kan? ".
" Iya kenapa Ra? ".
" Aku ada di depan kantor kamu, kamu bisa keluar ga? ".
" Hah dari mana kamu tahu kantor aku? ".
" Dari kartu nama kamu, aku belum ke apartemen tadi aku langsung kesini".
" Ya udah kamu tunggu disana ya".
" Oke ".
Haura sengaja datang ke kantor Raka karena ia ingin meminta bantuan Raka. Setelah ia menghubungi Raka, Haura dan Alula menunggu Raka tepat di depan kantor Raka. Tak berselang lama, Raka sudah datang dan menemui Haura.