NovelToon NovelToon
One Day With You

One Day With You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / One Night Stand / Playboy / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: IamLovelyvi

Baron adalah mimpi buruk di mata Evelyn sejak pertama kali mereka bertemu. Berharap tidak bertemu lagi dengan Baron, namun takdir berkata tidak. Bagaimana mungkin Evelyn tidak trauma, dengan mata kepalanya sendiri ia melihat Baron bercinta dengan pacarnya. Lalu bagaimana jadinya Evelyn malah terikat dengan Baron seumur hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IamLovelyvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 30

Baron menatap Evelyn lekat penuh peringatan, "Kau mengerti?"

Karena Evelyn tidak menjawab, Baron mengangkat alisnya, "Atau apakah kau sedang mencoba cara melarikan diri?" pertanyaan Baron sungguh ironi seolah ia mengetahui rencana Evelyn.

Evelyn menggeleng untuk membantah pertanyaan itu. Seketika Baron menyeringai. Evelyn benar-benar masih tidak mengenal dirinya dengan baik. Setelah semua intimidasi dan ancaman yang dilakukan, gadis itu masih mencoba lari dengan bantuan pihak ketiga.

Pertemuan Evelyn dengan Devano Rodriguez tentu sudah dia ketahui, bahkan ia mendengar semua percakapan mereka dari perekam mini yang disimpan di tas Evelyn secara diam-diam. Sebentar pun Baron tidak pernah melepas Evelyn dari pengawasannya.

"Baguslah kalau begitu. Jika kau menurut maka semua akan baik-baik saja."

Baron bangkit dari atas pangkuan Evelyn. "Pergilah ke kamarmu dan istirahat."

Evelyn tidak bergerak. Jika dulu Evelyn tidak tahan berlama-lama bersama Baron, maka kali ini tidak. "Apakah aku bisa meminta bantuanmu?"

Baron menajamkan tatapannya. Sejak mengenal gadis ini, Evelyn hampir tidak pernah meminta bantuannya. Gadis ini selalu mandiri dalam hal apapun. Tapi kali ini Evelyn meminta bantuannya dan itu membuatnya cukup penasaran.

"Sejak kau menjadi milikku seluruh keperluanmu akan menjadi tanggungjawabku. Aku tidak akan pernah membuatmu merasa kekurangan dalam hal apapun. Dan jika kau memiliki masalah atau hal yang mengganggumu maka aku akan jadi orang pertama menyingkirkan mereka. Jadi jangan pernah bertanya, katakan saja apa yang kau mau." balas Baron.

Evelyn mengangguk, ia mengakui Baron selalu bertanggungjawab terhadap dirinya selama Charles pergi, bahkan Baron berperan sebagai ayah yang posesif baginya.

"Mama kandungku sudah sangat lama meninggal, tapi aku merasa Mama belum tenang di alam sana. Hampir setiap malam aku selalu memimpikan kejadian saat seorang perempuan datang ke rumah dan menyiksa Mamaku yang sedang sekarat. Tapi aku tidak mengingat wajahnya, yang kuingat hanya suaranya karena saat itu aku masih kecil." terang Evelyn.

"Jangan bilang kalau kau meragukan penyebab kematian Bibi Alea?" meski tidak sempat merasakan kehadiran ibunya, setidaknya Baron pernah disayangi oleh Alea. Sebelum Ellen datang, Alea juga sangat akrab dengan Nenek Han. Tapi sayang wanita itu tidak berumur panjang.

"Aku tidak tahu. Tapi mimpi itu seolah memberikan tanda bahwa aku harus menyelidikinya. Sebenarnya aku ingin meminta bantuan Papa, tapi saat ini dia masih sibuk dengan penyembuhan Mama Ellen. Aku tidak ingin menambah bebannya dengan keraguanku yang belum jelas."

Baron mengangguk paham. Dengan perusahaan penyidikan yang dia punya, masalah ini dapat dipecahkan dengan mudah. Selain dapat meretas keamanan di berbagai belahan dunia, mereka juga dapat menyelidiki kejadian yang terjadi di masa lampau. Apalagi keluarga Charles memiliki rekaman kehidupan yang jelas dan dapat diselidiki.

"Aku akan membantumu. Mungkin dalam beberapa hari kau akan mendapat jawabannya." balas Baron.

"Terima kasih."

"Hanya ucapan terima kasih?" Baron mendelik tidak terima.

"Jadi dengan apa aku membalasmu? Lagi pula kau belum berhasil membantuku, ada baiknya kau meminta balasan saat hasilnya sudah keluar."

Baron malah terkekeh, "Aku tidak seperhitungan itu sampai meminta balasanmu. Sudah menjadi tugasku membantumu karena kau adalah milikku." Pria itu tidak pernah lupa mengulangi kalimat itu. "Tapi aku butuh isi ulang baterai agar aku dapat mengerjakan tugas baruku dengan baik."

"Baterai apa?"

Baron menyeringai sambil menunjuk bibirnya, "Aku ingin dicium olehmu Nona Lawrence."

Evelyn menganga mendengarnya,"Maaf, tapi kita tidak sedekat itu sampai aku harus menciummu." tolak gadis itu.

"Baiklah kalau kau tidak mau. Tapi jangan salahkan aku jika aku memaksa sehingga bercak merah akan bertambah di lehermu."

Jika Baron memaksa menggunakan tenaganya, maka jelas ia tidak akan sanggup melawannya. "Jangan memaksaku melakukan hal yang tidak kusuka." bantah Evelyn.

"Jika tidak ingin dipaksa maka lakukan sendiri." Baron malah membalikkan ucapannya membuat Evelyn geram.

Ketika dalam situasi normal, Baron terlihat mempesona dengan penampilan yang selalu sempurna. Aura intimidasi yang melekat dalam dirinya membuat orang lain berpikir dua kali mengajaknya bicara. Kharisma pria itu sangat menggelora, sehingga kemana saja dia pergi selalu menjadi pusat perhatian semua orang.

Namun kharisma pria itu tidak ada artinya saat berada di depan Evelyn. Baron sangat menggilainya hingga menggunakan segala cara untuk meluluhkan gadis itu. Seperti saat ini, ia mengemis ciuman Evelyn di saat banyak wanita yang akan dengan senang hati melakukannya. Penolakan Evelyn membuat harga dirinya jatuh di depan gadis itu.

"Baron..." Evelyn mendesis kesal.

"Baiklah kalau tidak mau." pria itu mendekati Evelyn.

Sebelum Baron berhasil menangkapnya, lebih dulu Evelyn mendorong dadanya. "Baiklah. Aku akan melakukannya."

Baron tersenyum puas, lalu menutup matanya. "Baiklah. Aku akan menutup mataku dan menanti ciumanmu." tanganya bersedekap di dada sambil bersandar di sofa.

Evelyn menghela nafas, otaknya yang selalu mencari cara untuk melarikan diri dari kamar ini terus bekerja. Dalam gerakan secepat kilat, Evelyn berlari dari sofa menuju pintu kamar. Langkah kakinya membuat Baron membuka matanya. Wajah pria itu kecewa ketika Evelyn berada di ambang pintu kamarnya dan siap melarikan diri.

Baron mengerang kesal saat Evelyn telah pergi dan raib dari permainan kecilnya. Namun beberapa detik kemudian ia tersenyum tanpa sadar. Baron tidak sadar tingkah Evelyn yang selalu sulit ditebak membuatnya senang.

Baron kembali lagi ke meja kerjanya untuk melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Di layar laptopnya tertulis nama sebuah perusahaan besar di negaranya. D'Corps Company, sebuah perusahaan yang sama besar dengan perusahaan keluarga Badger. Sebuah perusahaan yang sebelumnya tidak pernah menarik perhatian Baron selain karena kekuasaannya.

Mereka tidak pernah bersinggungan sebelumnya, namun dalam beberapa waktu ke depan akan terjadi perang antara keduanya.

"Devano Rodriguez." Baron melantunkan nama pewaris perusahaan tersebut. "Lancang sekali kau mengusik kehidupanku." di wajah Baron tersirat keinginan besar untuk menghancurkan pria itu.

Baron memahami Devano Rodriguez dengan mudah. Devano bukanlah orang yang gemar mencampuri urusan orang. Jika pria itu memilih terlibat itu artinya Devano tertarik pada orang tersebut. Ya, Baron telah mencium gelagat Devano. Devano bahkan telah bergabung ke perusahaannya demi mengusik dirinya, padahal dulunya pria itu tidak pernah tertarik dalam dunia bisnis.

Menyadari bahwa wanitanya sedang diincar oleh pria lain, jelas Baron tidak akan tinggal diam. Terkadang Baron sangat kesal memikirkan bahwa Evelyn sangat sempurna sehingga banyak pria yang menyukainya. Baron tidak terima bedebah-bedebah itu mengagumi keindahan wajah Evelyn. Ia begitu egois sehingga ingin menikmati kecantikan gadis itu seorang diri.

Tapi Baron juga tidak sadar diri. Ia tahu cara paling ampuh meluluhkan Evelyn adalah dengan hujanan cinta yang tulus tanpa membuat wanita itu sesak karena kekangannya.

1
Km Manik
kak belum ada lanjutanya y
Km Manik
kak kok belum ada lanjutanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!