Perjalanan Cinta Alwi yang harus terhalang oleh restu dari orang tua Bunga yang merupakan anak dari pensiunan tentara.
Semenjak ayahnya meninggal, Kehidupan Alwi sangat penuh dengan ujian karena dia harus merawat ibunya yang sedang dalam keadaan sakit dan harus berobat jalan. Dia tak bisa melanjutkan kuliah karena biaya.
Alwi hanya bekerja sebagai seorang office boy di salah satu kantor.
Dia harus bisa mencari uang untuk kehidupannya sehari-hari, biaya berobat ibunya, dan juga menabung untuk mimpi pernikahannya dengan Bunga..
Dibalik susahnya Alwi, ada sosok perempuan cantik bernama Salma yang setiap hari mengurus Ibu Alwi yang sedang sakit dengan sangat tulus, hingga suatu hari ibunya ingin sekali Alwi mempunyai perasaan kepada Salma karena ibu nya tau kisah cinta Alwi dan Bunga takkan bisa di satukan.
Apakah Alwi akan memiliki Bunga yang dia anggap sebagai cinta sejati ?, atau Salma yang semakin hari semakin menunjukkan ketulusan cintanya.
mari ikuti kisahnya !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tresna Agung Gumelar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehangatan Yang Mulai Tumbuh
Suasana di rumah
Bunga dan ibunya Alwi telah pulang berbelanja dari pasar tradisional. Mereka sudah berada di dapur untuk bersiap masak.
"Bunga, kamu istirahat saja dulu. Kamu pasti capek kan?"
Ibunya bicara sambil melihat Bunga yang langsung sibuk dengan barang belanjaannya.
"Aku nggak capek ko Bu, kayanya aku udah lama nggak masak. Mending ibu saja yang istirahat aku bisa sendiri ko."
"Ah kamu ini. Memangnya kamu tahu Alwi suka masakan yang seperti apa?"
"Em enggak tahu sih Bu, tapi seingat aku mas Alwi itu suka banget sama capcay goreng."
"Dari mana kamu tahu kalau Alwi suka capcay goreng?"
Ibunya sedikit heran kenapa Bunga bisa ingat dan tahu makanan kesukaan anaknya.
"Aku ingat Bu, dulu mas Alwi tiap ngajak aku makan di luar pasti dia pesannya nasi goreng kambing atau enggak capcay goreng."
"Hah? Bunga kamu sudah bisa mengingat itu semua?"
Ibunya langsung menghampiri Bunga karena baru tahu kalau Bunga saat ini sudah mulai bisa mengingat sesuatu.
"Kenapa memang Bu? Ibu pasti aneh ya melihat aku jadi kaya gini?"
"Enggak sayang, ibu senang kamu bisa kembali lagi. Kamu sudah bisa mengingat sesuatu, ibu bahagia sekali."
Ibunya Alwi langsung memeluk Bunga dengan perasaan haru, mata mereka berdua pun jadi berkaca-kaca.
"Alwi memang benar-benar obat buat kamu, Maafin kesalahan ibu sama Alwi yah sayang, ibu sama Alwi akan terus berusaha membuat kamu kembali lagi, kamu sama sekali nggak pantas menerima kesakitan yang seperti ini, kamu ini anak yang baik, dulu ibu sudah lama mengenal kepribadianmu."
Ibunya menangis sambil membelai rambut Bunga.
"Ibu sama mas Alwi nggak pernah salah ko, papa yang salah. papa yang jahat Bu, papa yang sudah membuat aku jadi seperti ini."
Bunga tiba-tiba kesal dan mengingat kembali kepahitannya waktu dulu.
"Udah udah ya jangan pernah ingat kejadian itu lagi, yang penting sekarang kamu sudah sehat sudah bisa kembali seperti semula. Di sini ada ibu sama Alwi yang akan terus menjagamu."
"Tapi papa jahat, papa tega menjual aku kepada temannya. Sekarang papa udah mati kan Bu beneran? Aku takut dia ke sini lagi."
Bunga tiba-tiba sangat ketakutan sambil memeluk ibunya Alwi.
"Sayang kamu tenang ya, papa kamu nggak akan pernah ke sini lagi, dia sudah tenang di alam sana. Di sini yang ada cuma ibu sama suamimu Alwi. Ibu jamin kamu di sini akan bahagia yah. Nggak akan pernah ada lagi kesedihan."
Ibu menenangkannya sambil mengusap air mata Bunga yang terus berjatuhan.
"Benar? ibu janji kan sama aku, ibu nggak bohong kan?"
"Ibu nggak bohong sayang, udah ya kamu sekarang tenang, kamu itu sekarang anaknya ibu, jadi siapapun yang coba menyakitimu dia harus berhadapan dulu sama ibu."
Bunga langsung sedikit tersenyum mendengar ibunya Alwi berbicara seperti itu. Kini dia sedikit tenang.
"Sekarang kamu istirahat dulu ya mendingan. Nanti saja masaknya, lagian kalau masak capcay harus dadakan sayang, suamimu kan pulangnya nanti sore, kalau dimasak sekarang nanti dingin nggak akan enak."
"Hmm, tapi kan buat makan kita berdua juga Bu nanti siang."
"Iya nanti saja, sekarang kan masih pagi. Yuk ah mending kita nonton TV sekarang. Suka ada acara seru loh pagi-pagi gini."
"Hm yaudah deh, ayo Bu!"
Bunga pun terbangun dan mengajak ibunya Alwi menuju ruang keluarga.
Mereka berdua pun menonton acara televisi berdua.
Pagi itu Bunga dan ibunya Alwi sangat akrab, mereka sering bercanda sudah layaknya seperti anak dan ibunya. Kadang mereka sedih sama-sama karena menonton film sedih. Kebahagiaan pagi itu membuat hati bunga semakin tenang dan melupakan memori-memori pahit di dalam pikirannya.
Sore pun tiba.
Tin tin tin
Suara klakson mobil Alwi terdengar dari dalam rumah.
Bunga yang sudah menunggu di ruang tamu dari satu jam yang lalu langsung berlari ke luar rumah menyambut suaminya.
Alwi hari ini pulang terlambat karena dia agak sedikit sibuk di kantornya. Alwi pulang pukul 18:15.
Bunga langsung membukakan pintu garasi dengan raut wajah yang sangat ceria.
Setelah mobil masuk dan Alwi turun, Bunga langsung mencium tangan suaminya itu.
"Aduh seneng banget kayanya?"
Tanya Alwi dengan hati tenang melihat istrinya tersenyum ceria.
"Seneng dong, kan yang aku tunggu-tunggu dari pagi sudah pulang."
"Aduh kasian, maafin aku ya kalo pulangnya lama."
Ucap Alwi sambil mengusap rambut Bunga.
"Nggak papa ko, kamu kan kerja bukan pergi kaya dulu."
"Hmm dasar, yaudah kita masuk yuk, ibu ada di dalam?"
"Ada lagi nonton tv, Oh iya aku udah masak makanan kesukaan kamu loh."
Mereka ngobrol sambil arah masuk rumah.
"Oh ya? Memang tahu aku sukanya makanan apa?"
"Tahu dong, lihat saja nanti pokoknya. Tapi kamu belum makan kan?"
"Aku belum makan, malah udah laper banget ini."
Jawab Alwi sambil memegang perutnya.
"Aduh kasihan, tapi kamu mandi dulu ya terus ganti baju, aku udah siapin perlengkapannya di atas tempat tidur. Habis itu kita makan sama-sama deh."
"Hmm oke sayang, pengertian sekali ternyata istriku ini ya."
"Iya dong, siapa dulu Bunga gitu loh."
"Haha dasar."
Di tengah rumah, Alwi pun salim kepada ibunya, kemudian dia langsung bergegas mandi. Sementara Bunga dan ibunya Alwi menunggu di ruang keluarga.
Setelah Alwi selesai, mereka pun berkumpul di meja makan. Bunga langsung menyiapkan makanan untuk suaminya di dalam satu piring.
Alwi : "Wah, ada makanan kesukaan aku nih!"
Alwi senang karena ada capcay goreng yang masih panas yang Bunga sediakan.
Ibu : "Ini ide istrimu loh Wi, dia yang masak semuanya."
Ibunya memuji sambil tersenyum menatap Bunga.
Alwi : "Ah yang bener?"
Ibu : "Beneran Wi, Bunga hebat loh dia bisa tahu dan ingat makanan kesukaan kamu. Ibu saja tadi sampe nggak nyangka."
Alwi : "Benar sayang kamu ingat semuanya?"
Bunga : "Iya benar, dulu kan kamu suka banget makan capcay goreng selain sama itu tuh nasi goreng kambing yang hampir tiap malam kamu ajak aku makan itu."
Alwi : "Masyaallah, makasih ya sayang, aku seneng dengernya."
Bunga : "Iya sama-sama, Tapi aku juga di bantu ibu ko masaknya, jadi kamu juga harus bilang makasih sama ibu."
Alwi : "Iya deh, makasih ya Bu, ibu pasti hari ini sudah buat Bunga seneng seharian."
Ibu : "Iya sama-sama, Iya dong dari tadi kita ngobrol-ngobrol terus bercanda berdua di rumah. Pokoknya seru banget iya kan Bunga?"
Bunga : "Iya seru banget tahu, pokoknya aku sayang banget sama kalian berdua."
Alwi : "Alhamdulillah aku seneng dengernya. Yaudah sekarang kita makan ya, sebelum makan kita baca doa dulu sama-sama. Ayo!"
Setelah selesai baca doa, mereka pun makan bersama dengan penuh suka. Bahkan mereka sambil tertawa-tawa menghibur satu sama lain.
Alwi merasa Bunga benar-benar sudah kembali seperti biasa lagi, sudah tak ada lagi kesedihan dalam raut wajahnya. Yang ia lihat saat ini senyuman cantik yang membuat perasaan cintanya mulai tumbuh kembali. Walaupun kadang Alwi mengingat Salma yang jauh di sana yang sampai saat ini dia juga adalah istrinya.
/Facepalm//Facepalm/
/Facepalm/
/Shy/
/Proud/
/Facepalm/
mungkinkah aku meminta,,
kisah kita selamanya,,,
tak terlintas dalam benakku, bila hariku tanpamu,,
Sabar ya Wi, semua itu ujian
aku mampir Thor, semangat🔥
kenalin aku author baru nih🤗
/Smug/