Kisah anak Vira dan Aldi (Novel berjudul Pembalasan Istri CEO manis) Aris Bima Pradana.
Gimana rasanya kehilangan orang yang dicintai terlebih dialah yang jadi penyebabnya sendiri?
Di tambah ada bayi yang tidak berdosa kehilangan ibunya? Malah dia membenci anaknya sendiri?
Belum penuh ujiannya harus menuruti orang tuanya dengan menikahi adik dari istrinya? Kembarannya?
Penasaran, langsung baca ya, inget jangan numpuk bab ya.
Simak kisah menghalu Author, jangan lupa like.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Aris sudah memberikan izin Liana membawa Dira membantu temannya itu.
Liana dan Dira di jemput setengah jam kemudian di lobi apartemennya.
"Kamu tinggal disini? Lalu ini siapa?" Shine bingung.
"Ini anak mendiang kakakku, aku yang merawatnya saat ini." jelas Liana.
"Kamu kerja, Na?" Tanya Shine lagi yang sedang mengemudi.
"Kerja ga, jagain Dira aja. Karena itu kewajibanku," jawab Liana.
"Ya terserah kamu aja, Na. Kita udah sampai yuk turun," pinta Shine yang sudah berhenti di parkiran pusat bumbu dapur yang sangat terkenal.
"Mana daftar bumbunya?" pinta Liana dengan Dira di stoller.
Shine memberikan daftar panjang yang diberikan orang rumahnya, Dira yang senang melihat di dalam banyak bubuk yang bertaburan dan yang basah basah.
"Ole, ole," sorak Dira.
"Sebaiknya pakai masker, Sayang. Bisa bersin bersin," ucap Liana yang memasangkannya di telinga anaknya itu. Begitupun dengan Liana dan Shine.
Setengah jam berada di dalam dan telah di bayar di meja kasir oleh Shine, baru ketiganya keluar dari pusat bumbu itu.
"Untung aku minta bantuan padamu, ini sangat banyak dan beda macamnya. Buat aku sendirian disini pasti paling tidak satu hari di dalam, memang pintar aku ajak dirimu, Na," pujiannya Shine hanya untuk dirinya sendiri, sungguh lucu.
"Iya, tapi kamu harus menggantinya dengan ke taman yang di kota. Dira pasti menyukainya," ucap Liana.
"Tidak masalah, tapi aku drop kalian dulu disana. Nanti aku menyusul kalian karena bumbu ini harus segera di bawa ke rumah," ucap Shine.
"Ok," jawab Liana.
Masuk dan mengemudikan mobilnya menuju taman yang walau siang hari tetap tidak panas dan masih ada angin sepoy sepoynya. Pernah sekali Liana kesana, tapi gagal karena Aris mengajak pulang.
Semoga saja kali ini tidak ada drama lagi, batin Liana.
Sesampainya di sana Liana turun dan membawa Dira menuju ke area dalam taman.
"Tunggu aku ya," pinta Shine.
"Oke," jawab Liana saat turun tadi.
Membawa Dira mengelilingi taman dan juga mengajaknya bicara agar Dira terus tersenyum dan sangat antusias, berhenti di tempat duduk yang kosong dan Dira ternyata sudah terlelap karena angin yang sepoy sepoy.
"Ya ampun Dira, kamu tidur. Mama jadi sendiri," oleh Liana.
Liana membuka hpnya dan foto Dira yang tidur disana tengah terlelap lalu di kirim ke ponsel suaminya.
"Mas, aku di taman yang waktu itu, Dira lagi tidur pulas," pesan Liana.
"Dasar pelakor!" umpat wanita yang di belakangnya dan juga menarik kerah bajunya.
Sontak saja Liana terjatuh dan terkejut. Bangkit dan menengok ke dalam tempat Dira yang ternyata masih tertidur.
Untung ga ke bangun karena nenek lampir! Batin Liana.
"Jangan teriak yang membuat orang seolah aku buruk!" bentak Liana seperti macan yang telah di ganggu.
Banyak orang yang berkumpul disana dan menyaksikan Lidya yang berteriak seolah dia tersakiti.
"Memang benar kamu pelakor yang merebut milik kakakmu sendiri, sahabatku kamu buat mati dan anak serta suami kamu rebut. Jika bukan pelakor kejam apa namanya!" lebih berani lagi Lidya melakukan hal itu.
Dan banyak orang menggunjing secara terbuka menghina dan mencibir Liana saat ini. Liana menghela nafasnya agar tidak marah dan terpancing hal yang tidak benar adanya.
Tapi tunggu dia mengatakan , aku yang membuat kak Laura meninggal. Atau jangan jangan dia yang melakukannya. Aku harus minta Mas Aris selidiki ini.
"Kenapa diam sekarang! Benar kan yang aku katakan!" bentak lagi Lidya yang semakin berani dan maju saat ini mengarah pada Dira.
"Pergi! Kamu pelakor biar aku yang mengurus anak sahabatku!" dorong Lidya ke Liana tapi ternyata yang terjatuh adalah Lidya.
Brug!
"Sial!" kesal Lidya.
"Kamu mau mengatakan aku apapun aku diam! Tapi saat kamu akan melikai anakku langkahi mayatku dulu!" ucap Liana yang mendorong Lidya kembali dan terjatuh.
"Lihatlah! Pelakor kejam ini sangat jahat padaku yang ingin menyelamatkan anak sahabatku dari genggaman pelakor kejam!" teriak Lidya mencari pembelaan lagi.
Batu kecil dan sampah di lemparkan ke arah Liana namun dengan sigap Liana menutup strollernya agar Dira tetap aman dan baju Liana sudah kotor.
"Lidya dengarkan ini!" Liana yang tidak tahan saat ini harus mengeluarkan hal yang akan membalikkan keadaan.
Liana yang membalikkan badannya dan juga mendengarkan rekaman malam itu saat Aris memberikan penjelasan tentang siapa Lidya.
Laura di jebak Lidya secara tidak langsung untuk menggagalkan pernikahannya denganku dulu. Tapi sayangnya aku yang akhirnya bersama di malam yang panjang itu.
Lidya adalah sahabat baiknya yang ternyata menyukaiku juga. Segala cara agar Laura di buang olehku dan gagal menjadi istriku. Bahkan cara kotor malam kelam itu di lakukannya. Laura bukan wanita yang baik sepertimu, Liana. Bar adalah hal yang biasa di keluar masuk. Sejak SMA dia sudah tidak suci dan aku menerimanya. Kedekatan kami itu sangat nyata dan memberikan dampak baik padanya yang akhirnya bisa lepas dari dunia malam.
"Stop! Itu tidak benar!" berontak Lidya.
Namun orang disana kini beralih memandang hina pada Lidya.
"Pelakor yang gagal malah mau mengusik yang sah!" cemooh pengunjung yang lainnya. Banyak lagi yang lain lebih sadis dan jahat mulut mengatakan sesukanya disana.
Liana menghela nafas dan mematikan rekaman yang membuat Lidya hancur dan di permalukan karena dirinya sendiri yang membuat ulah yang sama.
Ingin memiliki Aris namun tidak bisa jadi hal yang jahat dan mempengaruhi publik adalah senjata yang sering Lidya lakukan tapi kali ini dia gagal total oleh Liana.
Di tempat yang tidak jauh saat ingin mendekat namun di urungkannya.
Kamu hebat, memang pantas kamu jadi tambatan hatiku
Terus saja menonton dan melihat kehebatan membalikkan keadaan yang terpuruk hingga menang telak lagi. Bahkan orang yang sempat menghina malah berbalik memuji kesabaran dan keberanian wanita itu.
"Shine? Dia disini," ucapnya yang akhir ya memilih pergi dari sana. Karena memang belum waktunya ia datang pada wanita idamannya.
"Na, kamu kenapa? Baju kamu kotor? Dan siapa dia?" Bingung Shine.
"Udah ayo antar aku pulang saja," ucap Liana yang mendorong stollernya.
Lidya yang sudah lebih kotor dan bau lagi akibat masa yang disana terus menerus melemparkan padanya.
"Jangan tanya dulu, aku lagi males jawab," pinta Liana yang baru duduk di bangku mobil samping Shine.
Aku melewatkan apa ya? Aku jadi bingung sendiri? Ada yang bilang pelakor atau ada juga yang bilang jahat? Aduh kok aku pusing jadinya. Harus bagaimana ini aku? Batin Shine yang bingung.
...****************...
Terima kasih atas dukungan dan menanti setiap up mommy ya.
Like dan komentarnya di tunggu ya
kasihan sX km, d culik 2X dlm kurun waktu yg brdekatan....