Sinopsis :
Mozea Cantika alias Zea, si hijaber sekolah yang galak dan tidak suka pelajaran matematika. Alzio Ray alias Zio, si kapten basket ganteng dengan tubuh jangkung, hidupnya sempurna nyaris tidak ada celah. Apa jadinya jika dua orang ini dipaksa menikah karena perjodohan orangtua mereka?.
Di sekolah mereka saling membenci, bahkan saling panggil dengan nama ledekan yaitu si keong dan si kodok. Di rumah mereka harus berakting menjadi pasangan suami istri muda yang romantis untuk menyenangkan hati orangtua mereka. Meski demikian Zea dan Zio sepakat merahasiakan pernikahan mereka dari teman-teman di sekolah.
Kata orang benci dan cinta adalah rasa yang sangat tipis perbedaannya. Mungkin karena terbiasa bertengkar dan bersama, tumbuhlah rasa cemburu dihati mereka, sebuah rasa tidak suka jika milik diri di ambil orang lain. Akankah Zea dan Zio menyadari rasa cinta mereka masing-masing? Dan memberikan cucu seperti yang diharapkan kedua orangtua mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11 : Sah
"Bagaimana apa bisa kita mulai?" tanya penghulu.
"Silahkan pak penghulu," jawab kakek Adi.
"Saudara Alzio Ray, jabat tangan saya," kata penghulu. Zio menuruti perkataan penghulu.
Hafiz memberikan wewenang kepada penghulu untuk menikahkan putrinya. Jika dia menikahkan putrinya sendiri, Hafiz tidak bisa menahan tangisnya karena terharu. Berat bagi Hafiz melepas putri kecilnya untuk menikah. Terlebih putrinya masih muda. Kalau bukan karena bujukan istrinya dan rasa hormatnya pada kakek Adi, dia pasti akan menunggu beberapa tahun lagi untuk menikahkan Zea dan Zio.
"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau Alzio Ray bin Rangga Ray dengan Mozea Cantika binti Hafiz dengan mas kawin uang 500 juta dibayar tunai."
"Saya terima nikah dan kawinnya Mozea Cantika binti Hafiz dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."
"Bagaimana saksi?" tanya penghulu.
"Sah," jawab kedua saksi, di ikuti oleh orangtua Zea, orangtua Zio, kakek Adi dan beberapa tamu undangan yang hadir. Akhirnya Zea dan Zio sah menjadi suami istri secara agama.
Zio melingkarkan cincin kawin di jari manis Zea. Kemudian Zio mencium kening Zea dengan hangat. Saat mencium kening Zea, Zio teringat hari pertama dirinya bertemu Zea. Saat ulang tahunnya ke-10. Hari itu adalah hari mereka diperkenalkan oleh kedua orangtua mereka.
Zio awalnya biasa-biasa saja bertemu Zea, malah dia ilfeel dengan Zea karena gadis berusia 10 tahun seperti Zea benar-benar jelek, kurus dan hitam. Namun, saat membuka kado dari Zea, betapa bahagianya Zio, kado itu berisi sekotak coklat. Karena gigi Zio saat itu sedang bermasalah, orangtuanya melarang Zio makan coklat, padahal dia sangat ingin memakannya. Kado itu membuat Zio bahagia, dia bisa makan coklat sepuasnya diam-diam sampai habis.
Saat bertemu Zea untuk kedua kalinya, Zio mengutarakan pada Zea bahwa dia ingin makan nasi goreng tapi orangtuanya melarang karena makanan itu berlemak, tidak baik untuk kesehatan, Zio hanya diperbolehkan makan makanan yang dimasak koki rumah mereka, namun Zea malah mengajak Zio makan nasi goreng diwarung dekat rumah mereka. Berkat Zea, Zio bisa memakan apapun yang ingin dia makan. Tanpa ketahuan orangtuanya.
Jika bersama Zea, Zio bebas dari pengawasan orantuanya, karena orangtua Zio percaya penuh pada Zea. Berkat itu juga setiap bersama Zea, Zio bebas melakukan apapun. Seperti bermain seluncuran sampai kotor, menangkap kodok di danau kecil belakang rumah Zea dan mandi di sungai saat keluarga Zea membawanya ke kampung halaman kakeknya.
Tanpa diketahui oleh Zea, Zio bahagia setiap bersamanya, dia suka pada Zea. Zio juga tau kalau Zea suka padanya, karena itu Zea selalu memberikan apa yang Zio mau secara diam-diam, demi membuat Zio bahagia. Walau dulu Zea jelek, tapi karena perhatian dan sikap baik Zea, Zio tetap suka padanya. Namun Zio tidak pernah menunjukan rasa sukanya. Bahkan Zio kerap ketus dan dingin, karena Zio tipe remaja yang tidak bisa menunjukan rasa sukanya.
Saat ulang tahun Zea ke-13, orangtua mereka melakukan pengumuman, bahwa mereka akan dijodohkan. Sebenarnya Zio senang dengan perjodohan mereka, karena Zio bisa melakukan apapun yang dia suka jika bersama Zea. Dia bebas menjadi dirinya sendiri. Namun Zio berpura-pura mengatakan tidak, karena sikap Zio memang suka jual mahal. Zio bilang Zea jelek, oon, bau ketek, kurus, hitam, tidak cocok dengan dirinya yang ganteng dan wangi. Tanpa sadar, perkataan Zio melukai hati Zea. Sejak saat itu, Zea tidak mau bermain lagi dengan Zio. Menjauhnya Zea dari hidup Zio membuat Zio kehilangan. Zio kehilangan sosok Zea yang selalu membuatnya bahagia.
Di sekolah, Zio sengaja selalu membuat Zea marah untuk menarik perhatiannya. Namun Zio sukses membuat Zea semakin membencinya. Zio sengaja menjadi cowok terkeren di sekolah untuk membuat Zea tertarik padanya, tapi Zea tidak tergoda. Malah cewek lain yang mengejar-ngejarnya. Sialan, usaha Zio tidak berhasil. Walau setiap usahanya tidak berhasil, Zio tetap mempertahankan sikap jual mahalnya, karena harga diri Zio sangat tinggi. Mengajak Zea bertengkar setiap saat, adalah cara Zio menarik perhatian Zea.
"Zea, bagi gue, Lo itu putri keong kesayangan gue, andai Lo tau siapa yang ada di hati gue," batin Zio.
Setelah selesai bertukar cincin, acara intipun selesai. Tinggal acara jamuan sederhana dan bersalaman dengan pengantin.
"Tatapan itu gak bisa boong. Apa benar Zio suka sama Zea?" batin Nina.
"Hidup gue bakal hancur punya suami kaya dia. Dia pasti ngajak gue ribut mulu tiap hari. Apes banget sih hidup gue," batin Zea.
Lo itu udah kalaaaaaah jauuuh banget dari Zea...
udah la move on,kek gak laku aja jadi perawan...
putus satu ya cari lagi...
plong kan rasanya....