Sebelum baca cerita ini, ada baiknya baca sekuel Penyesalan Ayah Dari Anak-anak Ku, lanjut ke cerita MY First Love Is A Mafia, lalu Satu Malam di tahun Baru, terlebih dahulu. Supaya alurnya nyambung.
Daniella Katherina tidak pernah menyangka kalau dia hanyalah anak kandung seorang pembantu yang bekerja di kediaman orang tua angkatnya. Orang tua angkat yang selama ini Daniella anggap sebagai orang tua kandungnya.
Daniella merasa tidak pantas menikah dengan sang kekasih yang notabenenya adalah salah satu pewaris Gultom group. Daniella memutuskan pertunangan mereka dan pergi keluar negeri meninggalkan sejuta luka di hati Prince Ocean Arnold. Putra pertama Karina Fransiska Arnold.
Bertahun-tahun berpisah membuat api dendam tumbuh membara di hati Sean. Hingga pertemuan pertama mereka di acara reunian kampus membuat Sean tanpa berperasaan mempermalukan Daniella hingga menjadi bahan olok-olokan banyak orang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Setibanya di lorong sebuah ruangan ICU. Daniella melihat ibunya ternyata juga ada disana. Entah mengapa tiba-tiba timbul perasaan takut dan panik menyerang hati dan pikirannya.
"Ma, mengapa Mama ada di rumah sakit?" tanya Daniella dengan wajah pucat.
"Nyonya Karina dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami serangan jantung. Sekarang keadaannya sudah lebih baik. Tapi, dokter bilang Nyonya Karina masih harus dirawat secara intensif di ruangan ICU." kata Xia Fei mengelus pundak putrinya.
"Ayo, masuk." ajak Sean menatap Daniella dengan tatapan lembut.
Daniella cukup bingung melihat perubahan Sean. Ia juga tidak melihat tatapan kebencian di kedua bola mata pria itu seperti sebelumnya.
"Masuklah. Nyonya Karina menunggu kalian." ujar Mama Daniella tersenyum tipis. Namun, tatapan sedih Xia Fei membuat hati Daniella berdetak kencang. Ia merasa sedang berada di situasi yang tak biasa.
Daniella akhirnya masuk bersama Sean ke dalam kamar ICU yang ditempati Karina.
Karina langsung tersenyum melihat kedatangan keduanya.
"Ta-tante..." gumam Daniella dengan suara terbata-bata. Ia cukup terkejut melihat Karina terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.
"Kemarilah..." lirih Karina dengan tatapan teduh.
Daniella menatap Sean beberapa saat sebelum melangkah mendekati ranjang rawat Karina.
"Tante kenapa bisa seperti ini?" tanya Daniella dengan suara bergetar. Ia tidak menyangka wanita sekuat Karina juga bisa down seperti itu.
Karina tersenyum tipis melihat wajah khawatir Daniella.
"Usia Tante tidak lagi muda. Penyakit apapun bisa datang tanpa diminta." jawab Karina menatap wajah Daniella dengan tatapan yang sangat teduh.
"Tante tidak tahu kapan ajal akan menjemput Tante. Meskipun besar keinginan Tante melihat anak-anak Tante menikah dan memiliki kehidupan yang bahagia bersama istri dan anak-anak mereka kelak."
"Tante pasti sembuh. Asalkan Tante bisa hidup sehat dan menjaga pola makan Tante." kata Daniella menggenggam tangan hangat Karina.
"Bolehkan Tante minta sesuatu?" tanya Karina dengan bibir pucat.
Sean dan ayahnya tidak bisa lagi membendung air mata mereka mendengar perkataan Karina. Karena pertanyaan itu membuat mereka takut, cemas dan sedih secara bersamaan.
Daniella mengangguk dengan cepat.
"Menikahlah dengan Sean."
Deg
Permintaan Karina membuat tubuh Daniella membatu. Ia tidak menyangka kalau Karina akan meminta Daniella menikah dengan Sean.
"Tante ingin menyaksikan pernikahan kalian dalam waktu dekat." lanjut Karina membuat bibir Daniella terkunci. Ia tidak tahu harus menjawab apa.
"Apa kamu tidak mau?" tanya Karina dengan suara parau.
Daniella tetap diam Karina otaknya tiba-tiba blank mendengar ucapan Karina. Bagaimana mungkin mereka menikah dalam waktu dekat. Apa lagi rasa sakit yang Daniella torehkan masih begitu membekas di hati Sean.
"Sayang..." lirih Karina menatap suaminya.
Ocean yang paham maksud tatapan istrinya langsung melangkah membuka nakas dan mengambil sebuah kotak kecil berwarna biru disana.
"Sean adalah anak pertama kami. Aku akan mewariskan cincin pernikahanku kepadamu. Jika kamu mau, maka kamu bisa memakai cincin ini di jari manis mu." kata Karina setelah suaminya memberikan kotak cincin itu kepada Daniella.
"Tante, jangan seperti ini. Ella yakin Tante pasti sembuh." sahut Daniella dengan suara lirih menatap wajah sedih Karina.
"Tante menderita penyakit jantung koroner selama setahun ini. Tante sudah tidak kuat menahan rasa sakit ini selama satu tahun lebih. Jika Tante tutup usia secara mendadak. Tante berharap sebelum hari itu tiba. Tante bisa melihat kalian kembali bersama dan menikah."
"Tante tahu kekhawatiran kamu. Keluarga Tante tidak pernah sekalipun memandang seseorang dari statusnya. Meskipun kamu terlahir dari anak seorang pembantu ataupun anak seorang kriminal. Keluarga Tante akan tetap menerima kamu tanpa memandang status kamu. Yang penting satu hal. Kamu mencintai putra kami dengan tulus, begitu juga sebaliknya."
"Tante..." lirih Daniella dengan mata berkaca-kaca.
"Bisakah kamu mengabulkan permintaan Tante?" tanya Karina dengan suara lirih.
"Sean--"
"Sean belum pernah menjalani hubungan dengan wanita mana pun. Tante yakin Sean masih sangat mencintaimu seperti lima tahun lalu." potong Karina menatap mata sembab putranya. Untuk kedua kalinya Karina melihat sisi lemah putranya.
Daniella menarik napas dalam-dalam sebelum mengambil satu keputusan yang akan mengubah hidupnya.
"Baiklah. Daniella akan menikah dengan Sean. Tante tidak usah khawatir. Asalkan Tante bisa sembuh." kata Daniella meneteskan air mata.
"Terima kasih." ujar Karina bernapas lega.
"Sean, kemarilah." panggil Karina menatap putra pertamanya. Meskipun Sean terlahir kembar. Namun, Sean akan tetap menjadi anak pertama di keluarga Gultom. Karena Sean yang paling pertama lahir diantara kedua kembarannya.
Karina meminta putranya memasang cincin berlian yang ada di dalam kotak biru ke jari manis Daniella.
Tanpa membantah. Sean membuka kotak itu dan mengambil sebuah cincin berlian yang tersimpan di dalamnya. Ia memasang cincin itu di jari manis Daniella.
"Tante bisa tenang melihat kalian menikah dan kembali bersama." gumam Karina dengan air mata berlinang.
Tak beberapa lama pintu terbuka dari luar. Dari balik pintu Karina melihat Orlando menatapnya dengan air mata berlinang.
"Kenapa Madre tidak bilang kalau lagi sakit?" tanya Orlando berlari memeluk ibunya.
"Madre tidak mau membuat kamu khawatir." kata Karina tersenyum tipis mengelus kepala putra bungsunya.
Hiks
Hiks
Hiks
"Madre pasti sembuh. Orlando sudah mencari pengobatan terbaik untuk Madre."
"Untuk sementara waktu kalian akan Orlando kirim ke sebuah desa asri di China. Disana ada dokter yang ahli dalam pengobatan tradisional. Pikiran Madre akan lebih tenang jika hidup bebas tanpa beban pikiran. Dokter itu merupakan saudara kandung rekan kerja Orlando." ujar Orlando tanpa mau melepas pelukannya. Ia benar-benar takut kalau Karina akan meninggalkannya.
"Baiklah. Madre akan menuruti perkataan kamu." kata Karina membuat Orlando bernapas lega.
Nica tak sedetik pun mengalihkan pandanganya dari wajah Daniella. Ia menatap tidak suka melihat keberadaan wanita itu.
Sementara Kimberly tersenyum tipis saat tanpa sengaja bersitatap dengan Daniella.
"Madre harap kalian bisa membantu Sean mempersiapkan pernikahannya bersama Daniella dalam waktu dekat. Daniella dan Sean akan menikah Minggu depan." kata Karina membuat Nica terkejut.
"Bagaimana jika dia pergi lagi meninggalkan kakak seperti lima tahun lalu?"celetuk Nica dengan wajah tidak setuju kalau keduanya kembali bersama.
Luiz dengan cepat memeluk tubuh istrinya dan menggenggam tangannya dengan lembut.
"Jangan berkata seperti itu. Madre sedang sakit. Jangan memancing emosi Madre." bisik Luiz membuat Nica terdiam.
"Madre yakin kali ini Daniella tidak akan mengulang kesalahan yang sama." jawab Karina tersenyum tipis menatap raut wajah putrinya.
"Jangan khawatir. Madre tahu kamu khawatir dengan saudara mu."
"Madre tenang saja. Kami pasti akan membantu Sean menyiapkan pernikahannya." ujar Oscar tersenyum hangat memeluk Kimberly yang berdiri di sampingnya.
"Aku ingin pernikahan yang sederhana. Selain itu hanya keluarga inti yang boleh hadir." kata Sean dengan wajah datar.
"Tidak masalah. Madre setuju dengan ucapan Sean." sahut Karina menatap wajah datar putra pertamanya. Ia tahu Sean masih trauma dengan kejadian lima tahun lalu.
andreas kapan tobat?
sukses dan sehat selalu Thor
semoga aja itu bukan mayatnya Sean...
bahwa si kembar anaknya Sean...