BENIH TERTINGGAL Season 2

"Kenapa tempatnya jauh sekali, sebenarnya kamu bawa kemana Ethan?"

Maureen merasa jika Rafeal merencanakan sesuatu, tapi rasanya tidak mungkin jika Rafeal merencanakan hal yang tidak baik untuknya dan Ethan.

"Sebentar lagi sampai, kamu tidak perlu cemas." Rafael terseyum tipis.

Maureen masih berfikir positif, dirinya percaya jika Rafael tidak akan melakukan hal buruk.

Mobil Rafael memasuki perkarangan rumah, saat hari sudah gelap.

"Sudah sampai, aku tidak akan bohong Maureen," katanya dengan jujur, karena sejak tadi Maureen tampak diam tidak bicara jika dirinya tidak bertanya.

"Kenapa kamu membawa Ethan sejauh ini, jangan buat aku berpikir buruk tentang mu Rafael." Maureen keluar dari mobil sebelum Rafael membukakan pintu.

Sepertinya Maureen kesal dengan Rafael yang sudah membawa Ethan ketempat yang jauh dari tempat tinggal mereka.

"Sesekali, karena aku pernah berjanji akan membawanya jalan-jalan kalau Ethan sudah sehat." Rafael meraih tangan Maureen dan menggandengnya menuju pintu rumah.

Keadaan rumah sudah sepi, bahkan Rafael membuka pintu sendiri tanpa pelayan yang membukakan, padahal setiap dai datang pak Lan selalu membukakan pintu.

"Kenapa sepi sekali, kamu meninggalkan Ethan sendiri?"

Maureen menatap kesekeliling rumah Rafael, sepi seperti tidak ada penghuni.

"Mungkin Ethan sudah tidur karena terlalu lama menunggu kita, lagi pula kamu tadi juga berbicara dengan Ethan dia baik-baik saja bukan." Rafael sedikit bingung, kemana pak Lan bisanya pria itu selalu ada saat dirinya datang.

"Kita ke kamar saja mungkin Ethan ada didalam kamar." Rafael mengajak Maureen menuju kamar yang tadi Ethan tempati, mungkin anak itu sedang bermain dikamar di temani pak Lan.

Membuka pintu kamar ternyata tampak gelap, Rafael mengerutkan keningnya.

"Rafael jangan membuat ku berpikir negatif, di mana Ethan!"

Maureen tidak bisa lagi bersabar, ia tidak melihat putranya justru seperti sedang main petak umpet dengan Rafael.

"Kamu tenang Maureen, Ethan ada dirumah." Rafael lebih masuk kedalam untuk menghidupkan lampu kamar yang gelap dan-

Payaarr

Ruangan tampak terang benderang namun tak ada Ethan atau siapapun membuat Rafael mulai panik.

"Rafael!" Maureen menatap Rafael yang wajahnya mulai menegang.

"Maureen, tenang dulu mungkin Ethan sedang bermain dengan pak Lan, aku akan mencari pak Lan." Rafael hendak pergi tapi langkahnya tehentak saat mendengar suara anak sedang tertawa, sepertinya suara Ethan.

"I-itu suara Ethan, di mana dia." Maureen tampak menatap kesekeliling, matanya tertuju pada pintu di ujung ruangan.

Maureen segera berjalan cepat menuju pintu, ia yakin suara Ethan berasal dari sana.

Rafael yang penasaran dengan suara Ethan mengikuti langkah Maureen yang lebih dulu, untuk apa malam-malam Ethan berada di taman belakang rumah.

Langkah keduanya berhenti, mata keduanya pun membeliak lebar saat melihat apa yang membuat Ethan tertawa.

"Ethan!!"

Dua orang yang sedang duduk di kursi malas melihat pertunjukan yang menyenangkan mendadak menoleh ke sumber suara.

"Ibu!!" Ethan tampak senang melihat ibunya datang, anak itu berlari untuk menghampiri ibunya.

Sedangkan Rafael jangan di tanya, rahangnya mengeras dengan kedua tangannya mengepal erat. Sebuah pemandangan yang membuatnya merasa geram.

"Ethan kamu baik-baik saja." Maureen mengusap wajah Ethan, di kecupnya kening sang putra dengan perasaan lega.

"Memangnya aku kenapa Bu, aku baik-baik saja. Ayah datang katanya akan ada pesta di rumah ayah Rafael." Tatapan mata Ethan tertuju pada Rafael. "Ayah, pesta apa yang akan ayah lakukan?"

Maureen menatap Rafael dan pria yang baru saja berdiri didepannya.

"Sepertinya aku datang tanpa diundang, makanya kalian terkejut." Noel tersenyum miring.

"Sialan!!"

*

*

Bang Noel kurang gercep katanya 🤣🤣🤣