Haaaaaaiiiiiiii......
Ini lanjutan dari novel "Gadis Biasa yang Luar Biasa" family.... Lebih banyak menceritakan anak-anak Rendra dan Yumi.
Walau tak lepas dari cerita keluarga besar Zandra genkz. Di sini juga tetap ada Rendra, Yumi, Nala dan yang lainnya.
Petualangan dan pertemuan dengan orang-orang baru untuk si kembar juga adik bungsunya.
Persahabatan juga kisah romansa seperti kedua orang tuanya... mungkin🤭
Petualangannya bakalan seru ga ya kaya kedua orang tuanya, kita saksikan lurrrr di novel ini
Selamat menikmati💞💞💞
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 34
Pagi pun kembali, matahari menyinari bumi. Tertampak Kay yang masih berbaring di ranjangnya... tumben.
Hari ini sekolah pun masih masa tenang, jadi murid British School masih bisa tenanglah di rumah🤭.
Namun.. sepertinya nampak lain dengan Kay, kenapa?
" Ka.. ka Kay " panggil Rio
" Kaka sudah bangun?" tanyanya seraya mengetuk pintu kamar Kay. Namun nihil.. tak ada jawaban
" Ka... kaka." teriak Rio, ia bingung... tak biasanya kakanya itu seperti ini.
" Kenapa cu? " tanya nenek
" Kaka belum bangun nek, dari tadi Rio ketuk pintunya. Tapi ga ada jawaban dari kaka." jawab Rio
" Tumben kaka kamu belum bangun?" tanya nenek
" Ini udah jam berapa cu?" tanya nenek
" Jam 10 nek" jawab Rio, mereka udah sarapan. Tadi pagi Rio beli nasi uduk di dekat rumahnya, saat tadi mau sarapan yang biasanya sudah tersedia makanan di meja hari ini tidak ada. Kay yang biasa memasak untuk sarapan mereka belum bangun.
" Sayang... Kay" panggil nenek, namun sama tak ada jawaban.
" Bagaimana ini? apa terjadi sesuatu pada Kay?" gumam nenek pelan
" Cu... coba minta tolong sama" belum selesai nenek berbicara, tiba-tiba terdengar teriakan dari dalam kamar Kay.
" Aaaaaaaaaaaaa..... panaaaaass, neeeeekkk tolong" teriak Kay
" Ya Allah nak... Kaaaay... Kaaayyy" teriak nenek dari luar.
" Rio.. tolong panggil tetangga untuk dobrak pintunya." ucap nenek panik, Rio pun langsung berlari keluar.
" Kaaaayyy... kamu kenapa nak?" teriak nenek
Tak lama Rio pun datang dengan dua orang lelaki paruh baya.
" Ada apa nek?" tanyanya ikut panik
" Tolong cucu saya di dalam, dia berteriak tadi. Dobrak saja pintunya." pinta nenek mulai menangis
" Coba nenek mundur, biar kami yang dobrak. " ucap pria tadi.
Braakk... Braakk... Bruaaakk
Di dobrakan ke tiga pintu pun terbuka. 2 Pria tadi pun terkejut melihat kondisi Kay. Tubuhnya menegang dan terlihat mata Kay melotot seperti menahan sesuatu. Dan tangannya pun seolah sedang berusaha melepaskan sesuatu dari lehernya. Seolah.... ada yang melilit di tubuhnya, tubuhnya pun mengeluarkan luka-luka yang sangat banyak.
" Astaghfirullah... " ucap kedua pria itu
Saat nenek masuk, ia pun berteriak.
" Astaghfirullah.. Kaaayyy" teriak nenek dan langsung berlari menghampiri Kay
" Ka kaaay" teriak Rio juga yang langsung lari mendekati kakaknya.
" Bagaimana ini?" ucap salah satu dari pria tadi
Karena mereka tidak mengerti, akhirnya nenek di sarankan Kay agar di bawa ke rumah sakit.
" Saya ambil mobil dulu nek" ucap pria 1,ia pun berlari keluar.
Nenek hanya bisa menangis. Tak lama pria tadi pun kembali masuk dan menyuruh pria lainnya menggendong Kay untuk di bawa masuk ke mobil.
Nenek duduk di belakang menemani Kay, begitupun Rio. Mereka hanya menangis.
" Nek... to.. long.. sa.. sa.. kit.. nek" ucap Kay terpatah patah, semakin membuat nenek panik.
" Ya Allah.. Kay, kenapa ini?" ucap nenek
Mereka pun sampai, dan para dokter langsung menanganinya. Ternyata di sana ada yang mengenali Kay.. ya dokter Irfan.
" Bukankah ini kekasih tuan muda Afwa?" gumamnya, ia pun langsung melakukan pertolongan pertama. Namun ia bingung, Kay terlihat kesakitan, tapi apa?
Semuanya normal... dokter Irfan pun menyuntikkan Kay obat penenang. Lambat laun Kay pun terlihat lebih tenang, namun ada yang janggal. Karena lukanya semakin dalam dan banyak mengeluarkan darah, begitupun di lehernya.
Dokter Irfan melihat tubuhnya Kay seperti ada yang melilit, terlihat dari postur tubuh Kay. Nafas mulai terlihat berat., terlihat seperti menahan sesuatu.
" Gawat" Ucap dokter Irfan, baru kali ini ia melihat penampakan seperti ini. Ia pun berlari keluar menghubungi keluarga Zandra.
Sedang di sana, Afwa terlihat gusar. Ia menghubungi Kay berkali-kali namun tidak di angkat.
" Ada apa ini? kenapa perasaan ku tidak enak?" ucap Afwa. Tambah lagi melihat aa pu terlihat gelisah.
" Ya Allah... perasaan apa ini?" ucapnya lagi seraya meremas rambutnya ia pun memegang dadanya. Dadanya terasa sangat sakit, tapi ia bingung tidak tau kenapa.
dorr... dorr... dorr..
" Abang... bang" teriak Alice seraya menggedor pintu kamar Afwa. Afwa pun membukakan pintunya.
" Kenapa kamu berisik sekali de? Apa tidak bisa pelan mengetuk pintunya?" kesal Afwa karena ia sendiri sedang merasa cemas dari tadi.
" Abang... gawat... Kakak ipar" ucap Alice panik
" Kenapa sama Kay?" tanya Afwa, Afwi pun ikut keluar karena merasa terganggu dengan ulah adiknya.
Alice baru mau menjawab, Yumi berteriak.
" Abaaang"
Mereka bertiga pun berlari menuju bundanya.
" Kenapa bun?" tanya Afwa
" Cepat ke rumah sakit, Kay saat ini ia ada di sana." ucap bunda panik.
Deg...
" Ga ada waktu bang, bunda kami duluan." ucap Alice menggenggam tangan Afwa.
plop... hilang
" Haish... kenapa aku ga di ajak? " gerutu Afwi
" Abang... kamu sama bunda, ayo naik mobil. Kita susul mereka." ucap Yumi dan Afwi pun segera keluar mengambil mobil.
Kembali ke rumkit...
plop...
Alice dan Afwa berada di lorong sepi di rumah sakit, tanpa mereka ketahui ada bocah berusia 3 tahun yang terkejut dengan kehadiran mereka. Bocah itu pun menghampiri Alice dan Afwa.
" Kalian hatu? " tanyanya yang membuat Alice kaget.
" Bu.. bukan sayang. Abang.. cepat ke UGD, nanti aku menyusul." titah Alice dan Afwa pun berlari menyusuri lorong.
" Hai sayang... kaka bukan hantu, masa hantu cantik?" ucap Alice seraya mensejajarkan tubuhnya dengan bocah itu
" Tata bidadali?" tanya bocah itu
" Iya.. kaka bidadari yang mau nengokin kamu, jadi rahasiakan ini ya. Tidak boleh ada yang tau." ucap Alice, ia pun menggenggam tangan anak tersebut. Hanya sekedar memberi ketenangan pada jiwa anak itu.
" Iya tata... ini lahacia ya." ucapnya polos seraya mengerjapkan matanya lucu.
" Rahasia.. oke. Kalo gitu kakak pamit ya sayang, mau nengokin yang lainnya." ucap Alice berdiri dan mengusap kepala bocah tersebut, ia pun langsung berlari menuju kaka iparnya.
Braaakk
Pintu terbuka kasar oleh Afwa, Orang-orang di sana terkejut dengan ulah Afwa. Namun ia tak peduli, ia terus mencari keberadaan Kay. Saat terdengar suara tangisan nenek, ia pun menghampiri suara itu.
Afwa terkejut dengan apa yang ia lihat. Karena tubuh Kay di lilit oleh kawat berduri.
" Astaghfirullah... sayang." ucap Afwa panik.
Ia pun langsung menghampiri Kay, lalu ia membaca Ayat suci. Lambat laun lilitan itu meregang, namun tak terlepas. Terlihat Kay mulai bernafas normal.
Afwa mencoba membuka lilitan kawat tersebut, sedang yang melihatnya bingung, karena mereka tidak melihat apa yang sedang di lepaskan oleh Afwa.
Braaakkk
Alice pun masuk dengan cara yang sama seperti Afwa tadi. Ia tidak peduli dengan pandangan orang, ia lalu mencari keberadaan Kakak iparnya.
" Astaghfirullah... kaka ipar." teriak Alice, ia langsung mendekati kakaknya dan langsung menyentuh kawat tersebut.
Tak lama ia pun melepaskan kawat tersebut dengan nafas yang terengah-engah.
" Ini... ini kiriman ka" ucapnya seperti habis lari marathon.
" Apa maksudmu?"