Gadis Barbar Mengejar Cinta

Gadis Barbar Mengejar Cinta

Ganti rugi

🍂🍂🍂🍂🍂

Wush....

Dedaunan kering beterbangan seiring dengan melajunya sepeda ontel tua yang di kendarai seorang gadis barbar dengan begitu kencangnya.

"A tunggu!" Teriak gadis itu kepayahan serta napas yang terengah-engah.

Namun sekuat apapun gadis itu mengayuh sepeda tuanya, tetap saja tak sebanding dengan kecepatan sepeda motor gede yang di kendarai oleh seorang pemuda.

Bahkan pria tampan itu sudah jauh melaju meninggalkan Alena.

"Woy! Buruan napa, dasar lelet!"

Umpat pria tampan itu setengah meledek, membuat dada sang gadis berseragam putih abu itu terasa semakin panas saja.

"Ck. Dasar sombong! Awas aja kalau gue udah punya motor baru nanti!"

Umpat gadis berparas cantik, namun sedikit barbar itu sembari terus mengayuh sepeda ontelnya.

Sepeda tua itu sengaja ia pinjam dari mang Diman sang penjaga pesantren.

Nama gadis itu Alena Nada Anjani, putri dari ustadz ternama sekaligus pemimpin di pondok pesantren yang cukup tersohor di kota kecil tempat mereka tinggal.

Tapi tidak bisa di bilang meminjam juga sih, karna Alena tak meminta izin terlebih dahulu pada sang pemilik sepeda tersebut.

Alena yang ditantang untuk balapan oleh Abraham, menerima begitu saja tantangan itu walaupun Alena sendiri tak memiliki kendaraan apapun lagi sekarang.

Melihat sepeda tua menganggur di dekat gerbang pesantren, membuat Alena tak tahan untuk menggunakan sepeda tua tersebut untuk melawan Abraham.

"Aakkkk!"

Malang tak dapat di tolak, gadis itu kehilangan keseimbangannya saat melewati tikungan tajam. Ditambah ada Marwah pula, si penjual jamu gendong yang datang dari arah berlawanan.

Bruk...

"Eh eh eh, dasar bocah gembleng! Habis sudah semua bakulanku hari ini!"

Hardik wanita paruh baya tersebut setelah tertabrak oleh Alena, tubuh semoknya oleng hingga ia terjatuh beserta dengan bakulan jamunya yang berserakan di jalan tanah yang berbatu itu.

Botol-botol kaca yang berisi jamu tradisional hasil racikan Marwah sendiri, pecah hingga isinya tumpah tak bersisa.

"Aduh gusti! Bagaimana aku bisa jualan hari ini?"

Pekik Wanita dengan make up tebal tersebut, seraya menatap nanar pada satu-satunya sumber mata pencahariannya yang kini sudah tak bisa di harapkan lagi.

"Ssshhh ahhh sakit!"

Rintih Alena pula sembari memegang lututnya yang terluka.

"Ale, lo gak papakan?"

Tanya Abraham dengan wajah paniknya. Hanya Abraham yang memanggil Alena dengan sebutan seperti itu.

Abraham yang sudah jauh di depan, sampai kembali memutar arah laju motor gedenya karna melihat Alena terjatuh.

"Gakpapa gimana? sakit tau A!"

Umpat gadis itu lalu memperlihatkan lututnya yang terluka, hingga darah dari lukanya tersebut menembus rok abunya yang panjang.

"Ya ampun! Kayaknya luka lo parah juga, ayo gue anter ke rumah sakit"

Panik Abraham sembari membangunkan Alena, kemudian ia memapah gadis berhijab itu menuju motor gedenya.

"Eh, tunggu-tunggu! Mau kemana kalian?"

Cegah Marwah saat Alena dan Abraham hendak pergi.

"Mau ke rumah sakit mbak, gak lihat nih lutut aku berdarah."

Balas Alena dengan sengit.

"Terserah kamu mau pergi kemana juga, aku ora urus! Sing penting ganti rugi dulu bakulanku ini loh!"

Pekik Marwah, jemari lentiknya menunjuk pada bakul jamu yang terlihat begitu mengenaskan.

Alena dan Abraham hanya saling melirik, namun mereka seakan saling berbicara hanya dengan saling menatap saja.

"Gue mana ada duit Al, duit guekan abis buat beli bensin tadi."

Ucap Abraham pula, seakan paham dengan arti dari tatapan Alena yang sedang meminta pertolongan darinya.

Gadis itupun tampak kebingungan sembari membenarkan jilbabnya, padahal jilbab instan itu tidak bermasalah sama sekali.

Kemudian Alena merogoh semua saku yang ada di pakaiannya, baik saku baju seragam sekolah ataupun saku roknya. Berharap bisa menemukan pundi-pundi rupiah di sana.

Namun setelah semua uang miliknya terkumpul, hanya berjumlah sekitar 15 ribu saja.

"Nih gue tambahin"

Ucap Abraham, memberikan selembar uang 20 ribu kepada Alena. Itupun uang kembalian dari membeli bensin tadi.

Alena terpaksa menerimanya dengan dahi yang mengerut "Mana cukup uang segini?" Batinnya.

Alena Nada Anjani

Muhamad Abraham

🌸🌸🌸

#Hallo teman-teman haluku. Selamat datang di karya terbaru aku ^^, novel othor yang satu ini konfliknya ringan-ringan aja ya, tapi tetap seru. Semoga suka ya..Selamat membaca🥰#

Terpopuler

Comments

Cantika

Cantika

Lanjut

2024-06-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!