Rembulan tak menyangka niat nya datang keacara pernikahan paman sahabat nya , justru membuat nya menjadi pengganti mempelai pengantin wanita .
.
Sadewa Biantara Adhiyaksa , pria tampan dan mapan harus menelan kekecewaan lantaran sang kekasih pergi tepat dihari pernikahannya tanpa berpamitan dengan dirinya .
Bagaimana Rembulan akan menjalani rumah tangganya dengan Sadewa ?
Simak kelanjutan ceritanya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Tokk...
Tokk...
Tokk...
Terdengar suara pintu ruangan Dewa diketuk .
"Masuk!"
Ceklekk ...
"Wa .." Panggil orang itu
Dewa yang tadi nya fokus dengan laptop didepannya seketika langsung mendongak menatap siapa yang datang ke kantor nya .
"Mama , tumben kesini ? Duduk dulu mah ". Ucap Dewa mempersilahkan mama Dewi untuk duduk disofa yang ada diruangannya , kemudian ia segera melepas kacamata nya lalu beranjak dari kursi kebesarannya dan duduk disebelah mama Dewi .
"Wa , ada yang mau mama bicarakan ". Kata mama Dewi serius
Dewa mengerutkan kening nya bingung ,"Soal apa mah ?"
Sejenak mama Dewi menarik nafas nya dalam-dalam , ia bingung antara harus mengatakan yang sejujurnya atau tidak . Tapi ini jalan satu-satu nya agar masalah kedepannya tak bertambah rumit .
"Mah , mama mau bicara apa ?" tanya Dewa lagi ketika mama Dewi hanya diam tak kunjung bicara .
"Wa , ini soal Bunga .." ucap mama Dewi lirih
"Bunga ? Kenapa dengan putri ku mah ?" cecar Dewa dengan tidak sabar .
Mama Dewi langsung mencari sesuatu didalam tas nya , kemudian ia menyerahkannya pada Dewa .
Kening Dewa semakin mengernyit bingung dengan sebuah amplop putih berlogo rumah sakit yang disodorkan oleh Mama nya .
"Ini apa mah ?" ujar Dewa penasaran
"Bukalah Wa , tapi janji setelah ini jangan bertindak gegabah Wa ". Pinta Mama Dewi
Buru-buru Dewa membuka amplop putih itu dan segera membuka kertas yang ada didalam amplop . Mata tajam nya memindai setiap huruf nya , meskipun Dewa tak paham tentang kedokteran tapi ada satu kalimat yang tercetak tebal dibagian bawah bertuliskan "20% kecocokan" .
Dewa langsung mengalihkan pandangannya menatap tajam mama Dewi ."Apa maksud semua ini mah ?" bentak nya tanpa sadar .
"Maaf Wa, mama harus mengatakan yang sejujurnya Wa .." mama Dewi menjeda ucapannya lalu menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan ."Presentase kecocokan Bunga dengan mu hanya 20% , Bunga bukan sepenuh nya anak mu Wa ". Ungkap mama Dewi mengatakan sebuah fakta .
Deg ...
Dewa mengetatkan rahang nya mendengar fakta yang baru saja ia dengar kan . Ia langsung menyunggingkan senyum miring nya .
"Jangan mengatakan kebohongan pada Dewa mah , mama tau sendiri bagaimana Dewa bertindak ". Ujar nya dengan suara dingin dan datar .
"Mama gak bohong Wa , kalo kamu gak percaya sama mama . Kamu bisa tes DNA sendiri ". Kata mama Dewi .
Tangan Dewa terkepal erat meremas kertas itu , dada nya bergemuruh kuat . Ingin sekali ia menemui Siska dan memberikan pelajaran pada wanita itu . Berani-berani nya dia membohongi Dewa , tapi tunggu dulu jika kecocokan dengan Dewa hanya 20% , benih siapa 80% nya ? Pikir Dewa
"Wa , meskipun Bunga bukan sepenuh nya dari benih mu tapi mama menyayangi nya seperti cucu mama sendiri . Dan coba kamu lihat istri Wa , dia juga begitu menyayangi Bunga seperti anak nya sendiri ", imbuh nya seraya memegang tangan putra nya yang terkepal kuat .
"Dewa akan cari tau yang sebenarnya mah .." desis Dewa dingin
"Tapi tolong Wa , jangan sakiti Bunga karena bagaimana pun dia juga ada campur tangan benih mu . . "
Dewa memejamkan kedua matanya seraya menarik nafas dalam-dalam demi menetralkan emosi nya yang begitu memuncak . Dewa sandarkan punggung kekar nya pada sandaran sofa , dan ia longgarkan dasi yang serasa mencekik leher nya .
Sungguh , demi apapun Dewa belum bisa menerima fakta yang baru saja ia tau dari mama Dewi . Tapi ia belum sepenuh nya percaya jika tak membuktikannya sendiri .
Tiba-tiba ia teringat jika istrinya tengah mengantarkan Bunga ke sekolah yang berada dibawah naungan perusahaannya . Dewa langsung membuka mata nya dan bergegas meraih jas dan juga mencari keberadaan Asisten Rei .
Buru-buru Dewa melangkahkan kaki nya keluar dari ruangan nya meninggalkan mama Dewi .
"Wa , Dewa .. Tolong jangan gegabah wa ". Mohon mama Dewi tapi tak dihiraukan oleh Dewa . Pria itu langsung berlari menuju lift yang akan membawa nya ke parkiran basement .
Setelah Dewa pergi , mama Dewi langsung menyandarkan punggung nya disofa sembari menghela nafas pelan .
"Semoga apa yang mama lakukan ini benar Wa , mama sayang sama Dewa meskipun kamu tidak terlahir dari rahim mama nak ". Gumam mama Dewi sendu
.
.
.
Sesampainya dibasemant parkiran , Dewa segera menarik kerah dasi Asisten Rei yang masih sibuk dengan gawai nya .
"Tuan , anda bisa membunuh saya ..." pekik Asisten Rei yang terkejut dengan tindakan Dewa . Hampir saja ia melayangkan pukulan pada orang yang berani menarik dasi nya hingga membuat nya tercekik , tapi hal itu ia urungkan saat melihat tuannya yang melakukan hal tersebut .
"Kita ke sekolah Adhiyaksa sekarang !" perintah Dewa tegas dan tak menggubris ucapan Asisten Rei dan segera masuk kedalam mobil .
"Baik tuan ". Bergegas Asisten Rei masuk kedalam kursi kemudi dan mulai melajukan mobilnya menuju tempat tujuan Dewa .
Selama perjalanan Dewa tak henti-henti mengepalkan tangannya menahan emosi yang ingin ia meledak. Asisten Rei yang duduk dikursi kemudi hanya melirik nya dari kaca spion yang ada diatas setir .
"Rei , siapkan dokter terbaik segera . Aku ingin melakukan tes DNA ". Tegas Dewa
"Maksud tuan ?" tanya Asisten Rei bingung
"Jangan banyak tanya , lakukan apa yang ku perintahkan ". Titah Dewa dingin
"Baik tuan ". Sahut Asisten Rei
Tak berselang lama , mobil yang mereka kendarai telah sampai diparkiran sekolah Adhiyaksa . Sekolah yang begitu luas dan megah layaknya istana . Para murid yang bersekolah disana kebanyakan dari kaum kelas menengah atas , tetapi ada juga murid-murid yang tak mampu tapi berprestasi yang bisa masuk ke sekolah itu .
Dewa segera turun dari mobil dan melangkahkan kaki nya keruang kepala sekolah .
Bulan yang duduk ditaman sekolah karena menunggu Bunga selesai belajar , sontak menyipitkan mata nya ketika melihat siapa yang datang dengan cara berjalan yang terlihat angkuh tapi berwibawa dibelakang nya di ikuti oleh Asisten Rei .
"Mas Dewa ?" gumam Bulan , ia langsung berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri suami nya .
"Mas .." panggil Bulan
Mendengar ada yang memanggil dirinya , Dewa langsung menghentikan langkah kaki nya dan berbalik badan melihat siapa yang memanggilnya .
"Sayang ..." sahut Dewa lalu menghampiri istri nya dan mencium kening Bulan .
"Mas Dewa ngapain kesini ?" tanya Bulan .
"Ada suatu hal yang harus mas lakukan . Bunga masih belajar ?" tanya Dewa balik .
"Iya mas , mungkin sebentar lagi selesai ". Jawab Bulan seraya melirik arloji mewah ditangan kirinya .
"Ya sudah kita tunggu saja ". Kata Dewa
Bulan mengangguk dan segera mengajak Dewa duduk dibangku taman sekolah sembari menunggu Bunga selesai belajar .
"Rei , kembalilah ke kantor dan jangan lupa Carikan dokter itu ". Perintah Dewa pada Asisten Rei
"Baik tuan ". Asisten Rei segera berbalik badan meninggalkan tuan dan majikannya .
Bulan mengernyitkan dahinya bingung ,"Mas kamu sakit ?" tanya Bulan sambil menyentuh kening sang suami .
"Gak panas , tapi kenapa mas suruh Asisten Rei Carikan dokter ". Cecar nya
"Mas mau tes DNA sayang ". Sahut Dewa
"Tes DNA mas ?"
.
.
.
Haii ,jangan lupa tinggalkan jejak like dan komen ... Terima kasih 🌹♥️
selamat Dewa & Bulan.. 😊