Prolog.
Seorang artis populer tiba-tiba saja berpindah ke tubuh seorang perempuan yang gemuk dan selalu hidup dengan penghinaan hingga mengejutkan semua orang dengan perubahannya.
"Kenapa dia tiba-tiba jadi pandai?"
"Kemana perempuan bodoh yang selama ini mereka kenal?"
"Dia jadi cantik? Kalau begini, tuan muda pertama akan jatuh cinta padanya! Padahal akulah yang harusnya dicintai oleh Tuan Muda pertama!"
Gawat, banyak orang merasa terancam.
Tetapi Diana tidak akan berhenti sampai semua orang mendapatkan balasan atas semua perbuatan mereka selama ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. Kesulitan menghadapi perempuan manja
Bab 3.
Setelah pemakaman ayahnya selesai, Diana kembali ke kota asalnya bersama dengan ibunya dan membantu ibunya mengelola bisnis.
Keluarga mereka termasuk keluarga yang kaya dengan mengelola bisnis percetakan dan fotokopi di kota mereka.
Memiliki 5 cabang yang tersebar di setiap area-area strategis tempat para mahasiswa dan pelajar berkumpul membuat keluarga mereka cukup dipandang di kota itu.
"Ini laporan keuangannya?" Tanya Diana pada seorang sekretaris yang selama ini telah membantu ayahnya mengerjakan bebagai hal.
"Iya," jawab sang Sekretaris dengan acuh tak acuh, 'perempuan manja ini mana bisa membaca dokumen itu? Sok-sokan mau menggantikan ayahnya mengurus bisnis, padahal kerjaannya setiap hari hanya meminta uang pada ayahnya dan berfoya-foya bersama teman-temannya, terutama si Maya itu!' gerutu sang sekretaris dalam hati.
Sementara Diana yang memeriksa dokumen di hadapannya, perempuan itu mengerutkan keningnya, "sebulan terakhir ini pendapatan kita kurang dari setengahnya?" Ucap Diana yang terkejut melihat laporan dokumen yang ada di tangannya.
"Karena Pak Denis mengalami penurunan kesehatan sejak satu setengah bulan yang lalu, maka tidak ada yang bisa mengurus bisnis dengan baik sehingga pemasukan pun menjadi berkurang. Supplier barang-barang kita banyak yang ditarik oleh toko-toko lainnya sehingga kita kekurangan--"
"Bukankah kau ada?" Diana menyela ucapan sang sekretaris, "aku dengar selama ini kau dipercayakan untuk mengurus semuanya, tapi kenapa malah jadi seperti ini?" Ucap Diana sambil menatap perempuan di hadapannya dengan ketidaksenangannya.
Sang sekretaris terkejut, "A,, apa maksud anda? Apakah sekarang anda berpikir Saya telah melakukan penggelapan yang--"
"Apa aku pernah menuduh mu menggelapkan uang? Aku hanya berkata bahwa kau yang bertugas untuk berkomunikasi dengan Semua supplier kita bahkan mengatur setiap manajer di setiap cabang," ucap Diana.
"I,, itu karena mereka tidak bisa mempercayai saya, terkadang saat saya menghubungi mereka, mereka hanya ingin berbicara dengan Pak Denis saja." Kata sang sekretaris.
"Hah,,, berikan aku laporan persediaan barang yang ada di gudang! Berikan semua laporan di ke lima cabang!" Kata Diana.
Sang sekretaris mengerutkan keningnya, "Itu,, Anda mau memeriksanya? Saya tidak yakin anda akan mengerti, karena itu sangat rumit dan--"
"Apa Kau berhak berkata demikian padaku? Aku bisa memecatmu sekarang juga kalau aku mau, karena sekarang yang menjalankan usaha ayahku adalah aku!" Tegas Diana.
"Ba,, baik," kata Sang sekretaris akhirnya berjalan ke arah meja kerjanya dan segera mengambil dokumen-dokumen yang dimaksud oleh Diana.
'Sialan perempuan ini, padahal sebentar lagi dia tidak memiliki apa pun, tapi kenapa dia masih begitu sombong dan merendahkan ku?' gerutu sang sekretaris dalam hati sambil menyerahkan dokumen yang diminta oleh Diana.
Diana pun memeriksa dokumen tersebut, dan keningnya berkerut saat ia melihat perbandingan antara laporan masuknya barang ke gudang dengan pemasukan dan rincian penjualan mereka.
"Apa maksudnya ini? Kau memasukkan 1000 rim dalam satu bulan terakhir, tetapi di laporan pengeluarannya hanya ada 500 rim kertas? Juga laporan tinta ini, dan ini, ini lagi, semuanya tidak sampai setengahnya dan kau kembali memesan barang lagi? Apakah ini masuk akal?" Tanya Diana langsung membuat sang sekretaris terkejut.
'Bagaimana perempuan sial ini bisa mengetahuinya?' ucap sang sekretaris yang tak menyangka kalau Diana bisa melihat ketimpangan yang ada pada dokumen itu, Padahal dia sendiri percaya kalau perempuan menjadi hadapannya tidak akan bisa mengerti hal-hal seperti itu.
"I,, itu,,, sepertinya sudah ada kesalahan, biar saya lihat--"
Brak!
Tiba-tiba pintu ruangan kerja dibuka dengan keras membuat sang sekretaris menghentikan ucapannya dan berbalik menatap ke arah pintu.
Seorang perempuan datang bersama anak laki-lakinya yang mana perempuan itu adalah saudara kandung Dennis.
'Siapa lagi orang ini? Aku tidak pernah melihatnya di pemakaman ayahku kemarin, tapi kenapa dia datang dengan tidak sopan seperti ini?' gerutu Diana dalam hati sambil menatap perempuan dan laki-laki yang datang.
"Oh,,, ternyata anak manja ada disini, cepat sediakan teh untuk kami!" Perintah Sang Perempuan sebelum berjalan ke arah sofa dan duduk di sana bersama putranya.
Diana mengerutkan keningnya, perempuan itu menghampiri dua orang yang ada di sana bersamaan dengan ibu Diana yang muncul dari arah pintu sambil membawa baki berisi 2 gelas minuman.
Ibu Diana yang bernama Naomi lalu berkata, "Selamat datang kakak ipar, Maaf aku lambat menyebutmu, tadi sedang membereskan baju-baju peninggalan--"
"Kau ini banyak alasan sekali! Setelah adikku meninggal, Kau pasti akan bertingkah sesuka hatimu, iya kan?! Kalau hari ini aku tidak datang, maka kalian akan berpura-pura tidak tahu apapun!" Gerutu perempuan bernama Michella.
"Apa maksud bibi?" Tanya Diana yang saat ini telah mengingat perempuan di hadapannya.
"Kau ini,,, tentu saja wasiat adikku tentang usaha yang ia miliki, Setelah dia meninggal Dia mempercayakan seluruh usaha itu untuk dikelola oleh putraku!" Tegas Michella membuat kening Diana kembali berkerut.
"Maaf sekali Bibi, tapi ayahku berkata seperti itu karena berpikir aku dan ibuku tidak bisa mengelola bisnisnya, dan sekarang aku sudah bisa mengelola bisnisnya, jadi Bibi tidak perlu khawatir. Kami pasti bisa menjalankan bisnis ini dengan--"
"Apa yang anak manja sepertimu bisa lakukan?! Juga istri yang hanya tahu berfoya-foya ini, kalian berdua tidak akan bisa mengelola bisnis adikku dengan baik! Oleh sebab itu, mulai hari ini putraku lah yang akan mengambil alih semua bisnis!" Michella menatap sekretaris yang sedari tadi berdiri di pojokan, "berikan semua laporan mengenai bisnis adikku pada putraku. Mulai hari ini dialah yang akan menggantikan adikku mengelola--"
"Itu tidak akan terjadi!" Sela Diana, "akulah yang akan melanjutkan bisnis ayahku, jadi Bibi tidak perlu khawatir. Jika tidak ada yang perlu bibi katakan lagi, silakan tinggalkan rumah kami karena hari ini kami sangat sibuk!" Ucap Diana yang kesal pada perempuan di hadapannya yang Bahkan tidak menghadiri acara pemakaman ayahnya namun perempuan itu malah datang setelah ayahnya selesai dimakamkan untuk membuat putranya mengambil alih bisnis milik adiknya.
Michella melototkan matanya menatap perempuan di hadapannya, "Beraninya kau! Kau lupa siapa aku?! Aku ini adik kandung--"
"Dan aku anak kandungnya! Seluruh harta warisan ayahku diserahkan padaku dan ibuku, jadi kamilah yang akan bertanggung jawab tentang bagaimana kami mengelola semuanya!" Tegas Diana.
Michella masih tidak bisa berhenti, perempuan itu berkata, "Kau!! Beraninya kau mengusir kami setelah--"
"Silakan pergi Sebelum saya panggilkan satpam!" Tegas Diana sambil menatap perempuan di hadapannya dengan tatapan tidak senang.
Michella sangat terkejut, 'Kenapa perempuan manja ini bisa berubah seperti ini? Bagaimana bisa dia yang selalu takut bertemu orang tiba-tiba saja jadi pandai berbicara seperti ini?' ucap Michella dalam hati sebelum menatap adik iparnya, "apa begini caramu mengajari putrimu selama ini? Memperlakukan orang yang lebih tua darinya dengan tidak sopan?! Bagaimana anak manja seperti dia akan menangani bisnis milik adikku ketika memperlakukan keluarganya sendiri dengan sangat buruk seperti ini?!!" Gerutu Michella.
Naomi menatap putrinya, "sayang, kau harus menghormati Bibi Michella. Dia adalah adik Ayahmu, dan dia juga sudah berjasa untuk mengurus bisnis ayahmu selama ayahmu jatuh sakit," kata Naomi.
"Dia melakukan itu karena dia ingin menguasai seluruh harta ayah! Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk memperlakukannya dengan baik, sedangkan saat Ayah meninggal saja dia tidak mau melihat ayah sampai saat Ayah dikuburkan! Dia sibuk membereskan barang-barang yang ada di rumah ini untuk dibawa pergi!" Tegas Diana.
Michella menggertakkan giginya, "Apa katamu?! Aku tidak melakukan--"
"Para pelayan di rumah ini menjadi saksi, dan CCTV juga menjadi saksinya kalau Bibi membawa satu truk barang-barang dari rumah ini tepat di hari ayahku dimakamkan!" Tegas Diana.
Michella sangat marah, "Ka,, kau,,, Aku akan kembali lagi nanti!" Tegas Michella sebelum berdiri menarik putarannya keluar dari ruangan itu.
Diana hanya menatap kesal kepergian dua orang itu.
Sementara Naomi, dia melihat putrinya sambil berkata, "kau harus memperlakukan mereka dengan baik, bagaimanapun juga mereka adalah saudara ayahmu."
"Aduh Ibu, ibu belum mengerti juga? Perempuan itu dan putranya hanya menginginkan harta ayah! Aku yakin, besok mereka akan datang lagi membawa keluarga mereka yang lain untuk mencoba merebut-rebut seluruh bisnis ayah dari kita. Jadi besok, Ibu tidak perlu meladeni mereka, Ibu tetap diam di kamar dan biar aku yang bicara dengan mereka!" Tegas Diana.
"Hah,, Bagaimana bisa ibu melakukan itu? Ibu tidak akan bisa membiarkanmu sendirian menyambut mereka yang memiliki niat buruk. Ibu tahu kalau mereka memang menginginkan bisnis ayahmu, tapi bisnis ayahmu tidak jauh lebih penting daripada hubungan keluarga yang baik," kata Naomi.
"Hah,, apa Ibu tidak memikirkan kalau mereka mengambil bisnis keluarga kita, maka dari mana kita bisa hidup? Ibu tahu sendiri kan aku sudah menikah dengan seorang konglomerat tetapi aku diperlakukan dengan buruk di sana! Selama ini aku tinggal bersama suamiku dan keluarganya, tapi aku lebih banyak menggunakan uang Ayah daripada uang suamiku sendiri. Jadi ibu,, tolong biarkan aku menangani masalah ini kali ini, aku tidak akan membiarkan orang-orang itu mengambil apa yang menjadi milik kita!" Kata Diana meyakinkan ibunya.
"Hah,,, Baiklah, Ibu mengerti," ucap Naomi menganggukkan kepalanya.
"Kalau begitu Ibu kembalilah ke kamar, aku masih harus berbicara dengan sekretaris ayah," ucap Diana.
"Baiklah sayang," kata Naomi segera berdiri, perempuan itu kembali ke kamarnya untuk melanjutkan pekerjaannya.
Sementara Diana, dia menatap sekretaris yang berdiri di pojokan, "aku akan menelpon polisi sekarang kalau kau tidak menjelaskan apa yang terjadi pada pembukuan yang berantakan itu!" Tegas Diana.
Sang sekretaris sangat terkejut, perempuan itu dengan cepat berkata, "apa yang anda maksud? Saya bisa menjelaskannya, itu,,, itu,, itu hanya kesalahan cetak saja, saya akan memperbaiki semuanya!" Ucap sang sekretaris dengan gugup.
"Baiklah, kau punya waktu sampai besok pagi untuk membereskannya!" Ucap Diana sebelum dia berjalan keluar dari ruang kerja membuat sang sekretaris dengan cepat menggigit kukunya sambil mengeluarkan ponsel dari sakunya.
'Sial! Kenapa anak manja itu bisa mengetahuinya?' gerutu sang sekretaris dalam hati sambil menelpon Michella.
Drrrtt... Drrtt...
"Apa yang terjadi?!!" Teriak Michella dari seberang telepon.
"Sa,, saya juga tidak tahu, perempuan itu tiba-tiba saja berubah menjadi sangat pintar, dia bahkan bisa membaca pembukuan yang telah kita manipulasi itu. Dia mengancam ku akan melaporkanku ke polisi kalau aku tidak memperbaikinya sampai besok pagi!" Ucap sang sekretaris pada perempuan di seberang telepon.
"Sial! Bagaimana bisa dia berubah seperti itu? Padahal selama ini yang dia tahu hanyalah menghabiskan uang ayahnya! Kalau begitu bereskan dokumen itu, paling tidak redakan amarahnya sampai aku kembali ke situ!" Tegas perempuan dari seberang telepon sebelum panggilan telepon itu diakhiri.
"Sial! Padahal kupikir setelah pria itu meninggal maka keadaannya menjadi lebih baik, aku bisa mengambil uang sesuka hati, tapi kenapa sekarang malah jadi ribet begini?" Ucap sang sekretaris sambil membereskan berkas di atas meja untuk disusun ulang.
"Pokoknya aku harus menyusun rencana baru untuk menghadapi perempuan manja yang bodoh itu!" geram sang sekretaris.
Jangan lupa baca juga karya di bawah ini yaaaa ....