NovelToon NovelToon
Hasrat Seorang Gangster

Hasrat Seorang Gangster

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Persaingan Mafia
Popularitas:323.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: linda huang

Darson Rodriquez seorang gangster yang menculik Gracia Vanessa, dan dijadikan sebagai pemuas ranjang selama tiga hari. Gracia yang dijual ibu tirinya harus menerima penderitaan yang tiada akhir.

Bagaimana Gracia bisa terlepas dari genggaman Darson yang berniat menjadikan dirinya sebagai simpanan? bukan tanpa sebab bos gangster tersebut sengaja gadis itu berada di sisinya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 12

Darson yang kembali ke markas menerima laporan dari anggotanya.

"Bos, Leo Hustle saat ini tinggal di luar negeri. Sejak dia meninggalkan kediaman Vanessa, dia langsung pergi meninggalkan tempat ini. Sepertinya kita butuh waktu untuk mencarinya," ujar Kelvin, salah satu anggota Darson, dengan nada cemas.

Darson mengernyitkan dahi, lalu menatap Kelvin tajam. "Cari sampai dapat, bila perlu bawa dia kembali!" perintah Darson dengan suara dingin dan tegas.

"Baik, Tuan," jawab Kelvin sambil mengangguk hormat, lalu bergegas pergi.

Sementara Gracia menuju ke salah satu toko obat, pikirannya dipenuhi dengan kecemasan dan kekhawatiran.

"Kakak, aku butuh obat pencegah kehamilan," ujar Gracia dengan suara bergetar.

Pelayan toko memandangnya dengan tenang. "Silakan ditunggu, Nona," jawabnya sambil mengambil obat yang diminta.

"Mana mungkin aku harus mengandung anaknya," batin Gracia sambil menggigit bibir bawahnya. "Menjadi simpanannya saja sudah membuatku hancur dan malu. Apalagi harus hamil sebelum menikah," pikirnya dengan getir. Gracia meremas ujung tasnya

Sementara itu, Zanella kembali ke rumah orang tuanya, sebuah rumah mewah yang dijaga oleh puluhan anggota keamanan. Rumah itu selalu terasa megah dan dingin, mencerminkan kekayaan keluarganya, tapi tidak memberikan ketenangan yang ia butuhkan.

Saat masuk ke dalam, ia melihat ayahnya sedang duduk di ruang tamu, membaca koran seperti biasanya. Tanpa menunggu, Zanella mendekat dengan wajah yang penuh amarah.

"Kenapa cemberut lagi, apakah bertengkar dengan suamimu lagi?" tanya ayahnya tanpa menoleh, suaranya tenang namun penuh sindiran.

Zanella duduk dengan kasar di sebelahnya. "Pa, tolong menegur Darson, dia begitu berani membawa wanita lain ke rumah dan tinggal bersama denganku. Padahal aku masih istrinya," kata Zanella dengan suara penuh emosi.

Ayahnya menurunkan koran dan menatap putrinya dengan pandangan datar. "Zanella, dengan sikapmu seperti itu, tidak heran ketika Darson berselingkuh," jawabnya tanpa nada kasihan.

Zanella merasa sakit hati mendengar itu. "Pa, anakmu sakit hati, kenapa malah membelanya?" tanya Zanella dengan suara bergetar, matanya mulai berkaca-kaca.

Ayahnya menghela napas panjang, seakan-akan bosan dengan drama yang sering terjadi di keluarganya. "Kau harus tahu, tidak semua pria bisa tahan dengan sikapmu yang egois. Selagi dia tidak meminta cerai, biarkan saja dia bermain wanita. Bukankah papa juga sering berselingkuh sehingga menikahi mereka. Mamamu juga tidak protes. Tapi pada akhirnya papa juga menceraikan mereka semua dan hanya sisa mamamu yang di sisi papa," jawab ayahnya, seolah memberikan pelajaran hidup yang ia anggap berharga.

"Pa, kenapa malah mendukungnya?" tanya Zanella lagi, kali ini dengan suara yang lebih lemah, seakan kehilangan semangat untuk melawan.

"Zanella, yang namanya bermain itu hanya sementara. Paling hanya bertahan satu atau dua tahun saja, dan pada akhirnya Darson akan kembali padamu. Sebelum dia kembali, ubahlah sikapmu. Jangan seperti tuan putri saja!" kata ayahnya dengan nada tegas namun tenang, sebelum kembali fokus pada korannya, meninggalkan Zanella yang merasa lebih bingung dan terluka dari sebelumnya.

"Percuma saja mengadu padanya," batin Zanella, hatinya penuh kekecewaan.

Malam hari tiba. Gracia sedang menyantap makan malam di ruang makan yang sunyi. Zanella, masih dipenuhi ketidakpuasan dan amarah, menghampiri Gracia dan duduk berseberangan dengannya. Gracia mengangkat kepalanya, menatap Zanella dengan tenang.

"Katakan berapa uang yang kau minta, aku akan membayarmu," ujar Zanella dengan nada penuh kebencian.

Gracia menatapnya dengan dingin, sedikit tersenyum sinis. "Berapa yang kau sanggup untuk membayarku?" tanyanya, menantang.

"Sombong sekali! Apakah kau mengira harga dirimu sangat tinggi?" sindir Zanella, matanya berkilat dengan kemarahan.

"Aku tidak berkata seperti itu, hanya saja aku bertanya berapa yang kau sanggup bayar untuk mendapatkan suamimu kembali," jawab Gracia dengan tenang, melanjutkan makanannya seolah tidak terganggu.

Zanella mengepalkan tangannya di bawah meja, menahan diri untuk tidak meledak. "Rumah atau mobil yang kau inginkan?" tanyanya dengan suara bergetar menahan emosi.

Gracia meletakkan sendoknya, menatap Zanella langsung di mata. "Kenapa kau tidak bertanya pada suamimu? Apakah setelah aku pergi dia akan tetap setia padamu? Aku hanya khawatir dia mencariku dan membawaku kembali," kata Gracia dengan sengaja, menekan setiap kata.

"Kau bukan satu-satunya wanita yang dia kenal," ucap Zanella sambil menahan emosi yang semakin memuncak.

"Aku tahu! Jadi walaupun aku pergi, dia akan tetap mencari yang lain dan membawanya pulang ke rumah ini," jawab Gracia dengan tenang, matanya penuh dengan kepastian yang menusuk.

Zanella merasa semakin terpojok, tidak tahu harus berbuat apa lagi. Sementara Gracia melanjutkan makan malamnya, suasana menjadi semakin tegang, seolah-olah setiap kata yang diucapkan adalah api yang menyulut bara di antara mereka.

"Nyonya, sebagai istri kau harus berbincang dengan suamimu. Kalaupun aku pergi, dia tetap akan mencari yang lain. Seperti yang kamu katakan, wanita di luar bukan aku satu-satunya. Jadi untuk apa kamu berusaha menyingkirkan aku," ujar Gracia sambil bangkit dari tempat duduknya dan menuju ke kamarnya.

Kata-katanya diucapkan dengan nada yang tegas namun dingin, meninggalkan Zanella dalam kebingungan dan kemarahan yang membara.

Zanella menatap punggung Gracia yang semakin menjauh. "Aku akan segera membuat Darson mengusirmu, lihat saja nanti!" gumamnya dengan penuh dendam, giginya menggeretak karena marah yang tak bisa ia lepaskan.

Jam dinding menunjukkan pukul 23.00.

Gracia telah tertidur dengan nyenyak di kamarnya yang redup diterangi lampu tidur. Namun, ketenangan itu segera terusik oleh Darson yang baru saja pulang. Ia memasuki kamar dengan langkah mantap, lalu mematikan lampu tidur yang menyala. Sehingga ruangan kamar itu gelap gulita. Selimut yang menutupi tubuh Gracia ditariknya dengan kasar dan dilempar ke lantai.

Dengan gerakan cepat, Darson melepaskan pakaiannya dan mulai mencium Gracia yang masih terlelap. Tangannya mulai memasuki bajunya dan meraba-raba kulit mulus tersebut.

Gracia yang merasakan sentuhan itu terbangun, matanya terbuka dengan kaget dan berusaha melawan.

"Hentikan! Aku mengantuk!" pinta Gracia dengan suara lemah, berusaha mendorong tubuh pria itu. Namun Darson tidak peduli, nafsunya menguasai, mencium leher Gracia dan meraba tubuh seksinya dengan kasar.

Namun, tiba-tiba pintu kamar terbuka dengan keras, "Brak!" Suara bantingan pintu mengejutkan Gracia dan pria itu.

Lampu kamar itu langsung menyala, memperlihatkan Darson yang berdiri di ambang pintu dengan wajah penuh amarah.

"Apa yang kalian lakukan?" teriak Darson dengan suara menggelegar, tatapannya menakutkan saat melihat simpanannya sedang bermesraan dengan pria lain di ranjang mereka.

"Aahhh!" teriak Gracia saat melihat Darson, baru menyadari bahwa pria yang berada di atas tubuhnya bukanlah Darson.

Keterkejutannya membuatnya tak bisa bergerak sejenak, sementara Darson melangkah masuk dengan kemarahan yang semakin membara, menciptakan ketegangan yang memuncak di dalam kamar.

Zanella yang berdiri di luar tersenyum dan berharap rencananya akan berhasil.

Tidak tahu bagaimana dengan nasib Gracia yang tanpa dia sadari didekati oleh seorang pria asing!

1
Lisa Halik
thorrrr
Anisah Nisah
divinisi suami yg ga boleh d pertahankan suami kaya gitu mending buang ajalah kasian juga sama Gracia tertekan terus
Anisah Nisah
aq tau yg sering melakukan hb dengan alice itu pasti bukan Darson melainkan anak buahnya makanya setiap mau melakukan hb d minta untuk mematikan lampunya
Isnanun
ayo Max keluarkan isi hati mu berkata dengan jujur Max
Anisah Nisah
aduh..
gimna y nasib Gracia ini pasti rencana zanella semoga aja darson ga percaya
Al Vian
ayo Thor buat Darson menyesal
Lisa Halik
sedihnya max junior
yuning
belum baca kok udah mewek duluan akunya
Iqnesya🥰
lagi tegng"nya cerita nie jng lama lama up nya
Bu Kus
ayo max katanya isi hatimu yang sebenarnya
Yunix Pratama
semakin seru ceritanya Thor
Ny Kan
bagus
Ny Kan
lanjut thorrr
wiemay
seru, gak sabar menunggu kelanjutan nya
Jax Maxll
Max, meski umur mu 5tahun tapi kamu berhak menentukan Kehidupanmu. selama ini Mama Gracia sudah cukup Menderita menerima Kesakitan yg diberikan Papa Darson. Mama Gracia dan Max berhak mendapatkan Kebahagiaan dri org yg Tulus Mencintai dan Memberikan Kasih Sayang. lebih baik di Cintai drpd Mencintai. semangat thor 💪 Greget dan Sedih mendengar Tangisan Pilu Max 😭
Iqnesya🥰
next thor
wiemay
betul bnget nic
hkm itu pasti udh disuap darson
Bundanya Aulia
😅😅bs aja Thor,,,.
Bundanya Aulia
wih,,darson nya cool bngt si Thor,.,🤭🤭🤭
Aditya HP/bunda lia
waaah, ... tegang banget iniiii .....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!