"Aisyah mau kah kau menikah denganku?" Tanya Leon dengan harap-harap cemas. Aisyah tak segera menjawab dia bingung. Walaupun hatinya juga sudah terbuka untuk Leon.
Ada sesuatu yang sedang Aisyah selidiki yaitu kecelakaan ayah kandungnya.
Akan kah pernikahan Leon dan Aisyah terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14
Leon dan Aisyah sudah selesai shalat. Dan Aisyah memasukan alat sholatnya ke dalam lemari. Begitupun Leon juga.
Leon langsung menggendong istrinya ke kasur. "Aww mas...!" Aisyah nampak terkejut dengan sikap suaminya ini.
"Hehehe kan kita udah sah sayang! Aku mencintaimu istriku!"
"Aku juga mas!"
Tatapan keduanya terkunci, Leon mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Aisyah. Dia mencium perlahan bibir manis yang amat sangat dia inginkan itu. Dia melumat bibir istrinya lembut namun Aisyah masih diam dia tak bisa ciuman.
"Buka mulutnya sayang!" Disela sela ciuman itu Leon menyuruh istrinya membuka mulutnya. Lambat laun Aisyah juga bisa mengimbangin suaminya. Tangannya sudah mengalung di leher sang suami.
Ciuman Leon turun ke leher dia men ji la tinya. Dan menyesepanya. Memberikan kissmark di leher istrinya. Dia juga membuka kancing piyama itu satu persatu dan melihat dua gunung kembar yang menyembul. Aisyah menutupi area sensitiv itu dengan tangannya.
"Jangan di tutup sayang, ini milikku!" Tangan Leon mulai mengelus lembah itu dengan lembut. Aisyah mulai mendesah, suaminya turun ke bawah dia memainkan dan mengulum lembah itu. Tubuh Aisyah bagai cacing kepanasan yang tak tak bisa diam. Dia meremas rambut suaminya.
"Mas mau pi-pipis !" Aisyah mengeluarkan pelepasan pertamanya kakiknya bergetar hebat. Leon mengelusnya lagi dengan nafsu.
Aisyah malu sekali akhirnya dia harus menyerahkan mahkotanya pada suaminya. "Mas pelan pelan yah, kata kak Jinan sakit kalau di awal!" Lirih Aisyah. "Iya sayang!"
JLEB
"Arggghhhh ..... Masssss sakit sekali......!" Aisyah menangis seperti ada yang robek di dalamnya dia tak menyangka akan sesakit ini. Ini sih lebih sakit daripada sakit gigi. Cairan merah segar mengalir dari lembah Aisyah. Leon mendiamkan dulu juniornya suapay adaptasi di dalam
Dia menciumi seluruh wajah istrinya dengan penuh kasih sayang. "Maaf sayang, sakitnya sebentar kok. Nanti kamu akan nikmat!" CUP
"Mas kok enggak hitung dulu?" Gerutu Aisyah. "Hihihi udah sayang dalam hati!" Ledek Leon, dia mulai memainkan juniornya di lembah istrinya.
Yang awalnya Aisyah meringis kesakitan, kini dia mendesah nikmat di bawah kukungan suaminya. Leon terus memaju mundurkan pusakanya. Hingga benih cinta Leon masuk ke dalam rahim istrinya. Tak sampai di situ aja, dia menggempurnya sampai tengah malam.
Aisyah kewalahan menghadapi nafsu suaminya "Mas udah dulu aku capek sumpah!" Mata Aisyah saja bahkan sudah 5 watt. Leon cekikikan melihat istrinya dia mengelus kepala istrinya dengan lembut. "Iya sayang istirahat."
Padahal ini pertama kali bagi keduanya namun Leon sendiri sudah seperti seorang yang pro. Dia tahu cara memanjakan istrinya.
-
-
Sebelum subuh Aisyah sudah bangun duluan, ketika dia mau duduk pangkal pahanya sakit dan sangat perih. "Aww...perih banget ya ampun!" Aisyah meringis senbari memegang areanya. Leon bangun karena dengar rintihan istrinya. "Sayang sini coba lihat!" Ucap Leon yang melihat istrinya meringis. Dia membuka kakinya Aisyah.
"Jangan mas perih banget!"
"Bengkak sayang, nanti kita ke dokter yah. Maafin aku ya sayang!" Leon memeluk istrinya dia merasa bersalah karena menggempurnya terus terusan. Aisyah juga hanya mengangguk dia sudah lemas sekali. Leon membawa istrinya mandi bersama di dalam air hangat di bathub.
-
-
Leon kasihan melihat cara jalan istrinya yang menahan perih. "Udah dari dokter kita istirahat dirumah yah." Ucap Leon dengan lembut, kini keduanya sedang menuju rumah sakit.
Sampainya di dalam Aisyah di periksa oleh dokter. "Gimana dok?" Tanya Leon. Dokter itu tersenyum manis melihat pengantin baru itu.
"Itu wajar, nanti saya kasih salep yah untuk meredakan bengkaknya. Namanya pengantin baru banyak yang seperti itu jangan khawatir. Untungnya enggak pendarahan jadi masih aman. Kalau bisa, di jadwal ya pak untuk awal awal jgn terlalu sering juga. Mungkin seminggu 3x untuk ukuran pengantin baru cukup!" Ucap Dokter itu.
Aisyah sangat malu sekali padahal tadi sebelum masuk mobil dia sudah menolak, awalnya sih mau tapi di pikir pikir malu juga kalau harus sampai ke dokter gara gara malam pertama.
"Mas sih, aku malu tahu!" Gerutu Aisyah yang mencubit lengan Leon. "Hehehe enggak apa apa sayang biar ke akunya juga tenang enggak kepikiran."
Leon dan Aisyah pun pamit dari sana. Namun saat di perjalanan Aisyah meminta ijin ingin bertemu ibunya di rumah sakit. Ibunya masih harus menjalani perawatan di sana. Walaupun secara fisik bu Dina terlihat sehat tapi mentalnya masih naik turun.
Leon sendiri setuju sekali. Mereka pergi ke rumah sakit dan menjenguk bu Dina. Namun ketika ingin membuka pintu kamar bu Dina terdengar dari celah pintu kalau bu Dina sedang marah pada seorang wanita.
Entah wanita itu siapa namanya Aisyah pun tak tahu yang jelas bu Dina sangat murka!
"PERGI KAMU NINDA!"
Teriak bu Dina yang mengusir wanita itu keluar dari sana. Leon terpaksa masuk dan melihatnya. Aisyah juga sama kagetnya dengan kejadian ini.
Wanita itu bernama Ninda, yang entah ada hubungan apa dengan ibunya. Yang jelas wanita itu sudah membuat bu Dina murka.
Ninda melihat Aisyah dengan sinis dia pun pergi dari hadapan bu Dina dan Aisyah dengan wajah songongnya.
"Apa itu wanita yang di duga istri kedua ayahnya Aisyah?" Gumam Leon yang menelisik wanita itu.
"Mas kenapa? Cantik yah? lihatnya sampai gitu?" Gerutu Aisyah yang kesal melihat suaminya yang tak berkedip memandang tante gi rang itu.
"Astagfirullah bukan sayang, aku kayak kenal aja tapi dimana gitu aku juga lupa!"
Aisyah keburu badmood dia menginjak kaki suaminya dan menemui ibunya.
"Aaawwwww sakittt astaga sayang!"
