NovelToon NovelToon
Si Rubah Licik

Si Rubah Licik

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ws. Glo

Dipandang sebelah mata oleh orang-orang sekitar dan dikhianati suami tercinta. Hanya karena paras dan penampilannya yang tidak menawan.

Hidup ditengah-tengah manusia yang suka menghakimi sesama dan berbuat dusta. Rasa sakit mana lagi yang tidak dapat dia hindarkan?

Itulah mengapa dia memalsukan kematiannya dan menyamarkan identitasnya menjadi sesosok yang lain, demi membalaskan dendamnya!

Saking heroik setiap aksi yang ditunjukkannya lewat identitas barunya, dia sampai dijuluki si rubah licik! Mengapa bisa terjadi? Bagaimana kelanjutan kisahnya? Penasaran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ws. Glo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29: Zahra Dan Memori Hidupnya

Di dalam apartementnya, Zahra kelihatan bergumul bersama ponselnya. Terduduk santai di atas ranjang dengan selimut membalut kakinya.

Tangannya menscroll layar handphone dan ia menemukan sebuah berita yang kini menjadi topik hangat media sosial.

Zahra cepat-cepat mengekliknya.

Ckikk.

...Breaking News.📥...

Lagi-lagi Simsung Group menjadi buah bibir masyarakat sosial media, setelah wakil presdirnya ditangkap atas kasus penyalahgunaan kekuasaan dan penggelapan dana.

Saat ini, Bram yang berstatus sebagai tersangka tengah menjalani pemeriksaan di kantor polisi. Dalam waktu dekat, kita akan mendengar kelanjutan dari perkara yang menimpanya.

Sementara itu, netizen mulai menyoroti kedekatan CEO Simsung Group yakni Ayuma, dengan pimpinan PT. Hen Futures selaku investor Simsung Group yang baru-baru ini menandatangani kontrak kerjasama.

Dimana pada acara makan malam yang digelar kemarin di kediaman Alexander, mereka terlihat dekat dan bahkan kepergok berpegangan tangan.

Banyak yang mengklaim bahwa sepertinya keduanya memiliki hubungan spesial.

Padahal berdasarkan hasil penelusuran netizen, Hendrik Xavier telah bertunangan sejak lama dengan seorang aktris ternama berinisial Z.

Benarkah hubungan Hendrik dan nona Z sudah berakhir? Sehingga Ayuma disebut-sebut sebagai pengganti?

Belum ada informasi yang pasti.

Yang jelas bila Ayuma dan Hendrik tau-tau menuju pelaminan, netizen menyebutkan jikalau mereka berdua pasti bakal menjadi pasangan sultan, yang bergelimang harta kekayaan.

Melihat informasi tersebut, kening Zahra seketika mengerucut. Ia mencoba memutar ingatannya, mengingat-ingat siapakah wanita cantik yang tertera berdampingan di sebelah foto mantan tunangannya Hendrik.

"Bukankah dia-----" Zahra memiringkan kepala bersamaan dengan matanya yang menyipit tajam. Setelahnya ia baru tersadar bahwa ternyata wanita asing yang merupakan CEO Simsung Group tersebut ialah Ayuma!

"Ahh ya! Aku baru ingat."

"Dia kan perempuan yang mengaku-ngaku partner kerja Hendrik beberapa waktu silam." Zahra menyimpulkan.

Tak berselang lama kemudian, dia terkekeh suram.

"Hebat juga kau Hendrik Xavier."

"Sesudah melepehku, kau dengan mudahnya menggeser posisiku menggunakan wanita itu." Hati Zahra amat tercabik-cabik.

Tidak kuasa menahan kecemburuan dan iri dengki atas apa yang dilihat dan disaksikannya kini.

Ia yang seharusnya jadi trending topik pembicaraan di dunia maya bersama pujaan hatinya Hendrik, malah harus menelan kenyataan pahit bahwa sekarang dia bukanlah pilihan lagi.

Zahra mengigit bibirnya sendiri. Tangannya yang mengepal kuat, menggambarkan jikalau betapa geramnya dia.

Tersirat sedikit penyesalan. Andai dulu dia tidak kebobolan hamil diluar nikah dan punya anak, mungkin nasibnya jauh lebih membahagiakan.

Dan tiba-tiba Zahra kepikiran tentang masa lalunya. Saat dimana ia bertemu lalu berhubungan dengan lelaki yang menghamilinya itu, tanpa rasa bersalah dan tanggung jawab sedikitpun.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

( F L A S H B A C K )

Pov Zahra.

Namaku Zahra Almira. Seorang wanita yang mempunyai segudang prestasi dan bakat di dunia seni, musik serta akting.

Ayah ibuku merupakan jejeran seniman yang terkemuka. Jadi tidak heran bila aku mengikuti jejak mereka.

Namun di usiaku yang masih terbilang muda, mereka meninggalkanku untuk selamanya. Aku yatim piatu. Aku lantas tinggal dan di asuh oleh nenekku.

Walau aku sudah tak dapat merasakan kasih sayang kedua orang tua, untunglah ada sebuah keluarga bermarga Xavier yang memberikanku segalanya.

Mulai dari kenyamanan hingga ke perlakuan yang hangat. Mereka adalah teman lamanya ayah dan ibu. Mempunyai seorang anak laki-laki yang terlihat ketus bernama Hendrik.

Awalnya Hendrik memperlakukanku dingin. Aku ingat betul ketika pada suatu hari, dia yang nampak menyeret mobilnya, aku ajak bermain.

"Hei! Apa kau tidak kesepian bermain sendirian??" Ucapku polos, mendekati Hendrik yang menyambutku dengan tatapan sinis.

"Memang ada urusan apa denganmu?" Balas Hendrik, dingin.

Aku tersentak. Lututku terkulai lemas hingga terhenyak melututi tanah.

Bibirku memanyun dan mataku berlinang-linang. Teringat akan mendiang ayah ibunda.

Aku lalu menjelaskan kepadanya, "tidak ada sih."

"Aku cuman butuh teman bermain."

"Karena ayah ibuku sudah tidak ada lagi."

"Biasanya merekalah yang selalu aku ajak bermain."

"Tapi kini----"

Trapppp.

Belum sempat aku meneruskan pembicaraan, Hendrik sontak mengulurkan tali mobilannya dan menyampaikan, "sudahlah. Jangan bersedih."

"Kan sekarang sudah ada aku disini."

"Jadi kau takkan kesepian lagi."

Hendrik melebarkan senyuman. Giginya yang ompong di bagian tengah atas, tertentang jelas.

Entah mengapa dia mendadak bersikap demikian? Apakah karena dia sedang kasihan atau tengah menguatkanku yang sangat malang?

"Sering-seringlah bermain kemari."

"Aku berjanji akan selalu menjagamu---"

"Sampai kita tua nanti." Lanjutnya, membuatku termangu dan terpesona sekaligus.

Akhirnya dia yang awalnya memperlakukanku sebelah mata, perlahan-lahan membukakan hati dan mengajakku bermain.

Sejak saat itulah kami mulai memiliki chemistry yang selaras antara satu sama lain.

Singkat cerita, kami pun bertumbuh dewasa. Aku dan Hendrik yang dirasa cocok bersanding di pelaminan, terikat dalam tali pertunangan.

Kami benar-benar saling menyayangi. Dan Hendrik sangat menjagaku dengan baik. Bahkan menyentuhku saja, ia mesti berpikir dua kali. Tidak ingin diriku lecet ataupun tersakiti. Betapa mulianya hati Hendrik.

Namun, siapa sangka bahwa akulah yang ujung-ujungnya mengkhianati!

Semua bermula ketika aku lulus casting model iklan produk ternama dan wajib menjalani syuting di China.

"Apa?! Ke China?! Bukankah itu terlalu jauh??" Ujar Hendrik yang kala itu telah menjabat sebagai pemimpin PT. Hen Futures dan kata-katanya tersebut masih teringat betul di pikiranku.

Perlu diketahui jikalau sedari kecil, aku mempunyai impian yang sangat besar. Yaitu menjadi seorang selebriti atau model terkenal yang kepopuleranku mendominasi seluruh dunia.

Mengetahui bahwa aku bakal ke China dalam waktu yang cukup lama hanya untuk melaksanakan syuting iklan, sebenarnya Hendrik teramat sangat menentang.

Ditambah, ia sudah dari lama melarang keras keinginanku menjadi seorang model atau aktris. Baginya, profesi tersebut benar-benar berdampak.

Mulai dari waktu yang kami miliki terbatas hingga resiko menjalankan hubungan jarak jauh. Tetapi mau bagaimanapun, kemauan dan tekadku sungguh besar. Sehingga ketika dia terkejut akan kabarku yang mesti ke China demi sebuah syuting iklan, aku sontak menjawab, "kumohon, izinkanlah aku."

"Aku menaruh harapan yang sangat besar pada iklan itu. Siapa tau ini bisa jadi jalan untukku meraih harapan dan impianku."

"Kau mau melihat orang tersayangmu sukses kan?" Tanyaku memelas wajah.

Hendrik terdiam, ragu-ragu menjawab. Arah tatapannya yang tertunduk ke bawah, menjelaskan bahwa ia tengah berpikir keras.

Sementara aku melanjutkan permohonan.

"Tolong---"

"Berikan aku kesempatan." Pintaku mengalungi lengannya.

Hendrik memandangku lesu. Ia meratapi mukaku yang setengah menyendu.

"Terus bagaimana dengan pernikahan kita??" Tanyanya balik, merosotkan perasaanku sejenak.

Aku merenung sesaat.

Sesudahnya tanpa berpikir panjang aku lekas menjawab, "bisakah kita undur selama sebulan?"

"Aku janji bila nanti syutingku telah kelar----"

"Kita akan melaksanakan pernikahan."

"Ya??" Aku melepaskan jurus andalan, yakni melebarkan puppy eyesku yang berbinar-binar.

Hendrik yang terlihat tak tega, pada akhirnya menganggukkan kepala memberiku persetujuan.

Aku yang senang kegirangan, meloncat-loncat bahagia lalu mengarahkan pelukan dan ciumanku yang hangat.

Tetapi baik aku maupun dia, sungguh tidak sadar jika perihal tersebut menjadi awal keretakan hubungan kami berdua!

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

China, beberapa hari kemudian.

"Zah, kenalin dia Bernando."

"Partner kerja kamu di proyek ini." Tutur managerku memperkenalkan aku kepada seorang pemuda tampan blasteran indo-Perancis, sesudah lima hari mendiami China dan sebelum melaksanakan syuting iklan kami berdua.

Aku reflek mengulurkan tangan dan tersenyum menyapa, "halo. Saya Zahra. Mohon kerjasamanya."

"Tentu saja. Senang berkenalan dengan wanita yang secantik dirimu." Jawabnya simple, tapi menggelitik hatiku. Apalagi genggaman tangan kekarnya serta tatap matanya yang bersinar, entah mengapa semakin membuatku berdebar-debar.

Yang jelas, disitulah permulaan kami menjalin hubungan terlarang.

Kami mengawali jalinan asmara itu dengan bertukar pesan romantis.

Kemudian pelan-pelan beralih pada sikap yang sama-sama menaruh perhatian dan kasih sayang.

"Eh awas. Bulu matamu jatuh." Tungkas Bernando, yang sigap mengambil bulu mata yang terjatuh di bawah pelupukku. Ketika kami tengah duduk di ruang istirahat, selepas syuting.

Wajahnya begitu dekat dan jantungku pastinya berdegup kencang, menyoroti ketampanannya yang membahana.

Deg!! Deg!! Deg!! Deg!!

"Te.. Terima kasih--" Aku terbata-bata dan mukaku memerah bak saus tomat yang baru matang.

"Kamu perhatian banget." Sambungku spontan.

Bernando tergelak geli, "ehehe. Benarkah??" Dia menatapku intens. Seolah menelusuri kira-kira apa yang ada didalam bola mataku yang hitam berkilauan.

Aku grogi. Bahkan meneguk air liur pun terasa susah.

Tanpa basa-basi dan rasa segan, Bernando malah mengatakan sesuatu yang bikin aku tersentak. "Bagaimana kalau kita ciuman?"

Deggg!!

"Ap...Apa? Ci..Ciuman??" Sahutku kebingungan, dibumbui sensasi yang bergelora.

"Ya. Anggap saja sebagai hiburan."

"Mumpung disini tidak ada orang." Jelas Bernando, mengedarkan pandangannya di ruang ganti, tempat kami berada. Ia menaikkan alisnya dan memancarkan senyuman aneh penuh makna.

Sepi tanpa orang-orang. Para kru dan produser sekalipun, sepertinya sedang makan siang.

Aku pun ikut menilik sekitar. Kemudian melihatnya kembali dengan tatapan dan perasaan yang sudah tidak dapat terkendali.

Tapppp.

Aku lalu memegang kedua bahunya. Memajukan muka dan haluan badan serta menutup mata. Bersamaan dengan itupun, aku sontak mendaratkan ciuman sekilas ke bibir Bernando.

Chuppppppppp.

"Sudah cukup?" Ucapku, blush. Kembali terduduk.

Bernando terpaku.

Dan setelahnya---

Greppp.

"Belum." Ia menarik tengkuk leher dan pinggangku, lalu melekatkan lumatan ganasnya ke bibirku yang lembut.

Chuppp... Chuppp.. Chupppp.

Kami pun bercumbu dan saling merengkuh saat itu. Tangan kami tiada henti meraba-raba menjamah kesana-kemari, dan hasrat kian menggelegar menyelimuti suasana hati. Suara kecupan-kecupan manja yang memenuhi kesunyian, menjadi saksi perbuatan kami. Sungguh nikmat dan hangatnya situasi.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Beberapa jam selepasnya.

Di dalam kamar hotel Bernando.

Di gelapnya malam dan didalam ruangan yang minim cahaya, aku dan Bernando melanjutkan pergumulan mesra. Tanpa menelaah lagi, mengenai konsekuensi apa yang akan terjadi dibalik tindakan kami saat ini.

Intinya----

Plok... Plok... Plok!!

Bunyi gesekan kulit, menggema di kamar Bernando.

"Ahhh... Ahhh... Ahhhh... Eummphhh---" Aku mendesah, memegang tiang ranjang, sebab Bernando menggempur lobangku dengan brutal dari belakang.

Seluruh tubuhku bergetar. Bahkan kedua buah dadaku yang bergelantungan ikut bergoyang. Aku menggigit bibir, dan menutup lalu membuka mata silih berganti. Menghayati perlakuan nakal Bernando.

Suara desah Bernando yang mengalun-alun bersamaku pun, tampak terdengar indah. Hingga aku tanpa sadar, begitu mendalami kenikmatan.

"Uhhh... Ahhh.. Berr----" Renguhku menggenggam tangan Bernando, yang tertentang mengunci erat pinggangku.

"Ahh... Ahh... Ahhh. Zahra----"

"Kenapa sayang? Uhhh... Ahhhh... Ergghhh---"

"Kamu nikmat----"

"Eughhh!!" Raung Bernando, mempercepat tempo.

Plok.... Plok... Plok!!

Aku kian terguncang.

Dan tusukan Bernando makin dalam.

Sehingga tiada henti membuatku meraung-raung penuh kenikmatan, dan telah kehilangan kesadaran sepenuhnya.

"Ahhhh... Ber--- Eumphhh!!"

"Kamu liar----"

1
Aisyah Suyuti
seru
Fitria Dewi
yeyyyyyy happy ending 🥳👍👍👍👍👍👍
••} 𝒩𝑒𝓃𝑔 𝗪𝗲𝘀°𝐆𝐋𝐎☆: Huuu, makasih loh udah nemenin sampe akhir🤧 Terhuruuu akutu
total 1 replies
Fitria Dewi
Hendrik cpetan Dateng kasihan ayuma 🥺
••} 𝒩𝑒𝓃𝑔 𝗪𝗲𝘀°𝐆𝐋𝐎☆: 🥺🥺🥺🥺🥺😭
total 1 replies
Fitria Dewi
lanjut tor semangat 💪🥳
••} 𝒩𝑒𝓃𝑔 𝗪𝗲𝘀°𝐆𝐋𝐎☆: Maacihhh
total 1 replies
Resi Maulana
Luar biasa
••} 𝒩𝑒𝓃𝑔 𝗪𝗲𝘀°𝐆𝐋𝐎☆: Makasih kak🙂🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!