Jameela Iskandar , seorang putri dari konglomerat kaya raya, dia wanita yang cantik , baik hati , juga sukses dalam karir.
Dirga Wijaya, seorang CEO kondang , pebisnis muda yang sukses . tampan , mapan , idaman semua wanita .
Dirga dan Jameela menikah karena saling mencintai, bukan karena perjodohan bisnis . Dirga sangat menyayangi dan mencintai Jameela begitu besar . hingga rasa cinta itu merubahnya menjadi sosok yang posesif.
pada awslnya punya suami posesif memang membuat hati wanita tersanjung , tapi ternyata posesif nya tak selamanya membawa bahagia
karena kelewat posesif nya menjadikan dia cemburu buta dan bertindak berlebih .
sehingga karena cemburu buta itu , berubah menjadi kemarahan tanpa dasar , dan jatuhlah talak tiga dari mulut Dirga
Dirga menyesali nya dan ingin rujuk kembali
bisakah keduanya bersatu kembali
lalu bagaimana dengan tanggapan dari orang tua Jameela, relakan mereka melepas putrinya kembali
ikuti kisahnya dalam
Talak Tiga Suamiku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
memilih pergi
"Nyonya ... !" Bu Surti menghampiri sang nyonya yang masih terpekur di tepi ranjang.
"Tolong kemasi pakaian saya, Bu!" ucap Jameela. Sedari awal Jameela memang tak pernah memanggil nya bibi. Bagi Jameela yang hidup terpisah dari orang tuanya, Bu Surti sudah di anggap nya sebagai ibu ke dua baginya. apalagi sikap Bu Surti yang memang tulus, membuat nya tak segan menganggap nya sebagai anggota keluarga.
"Tolong bawa saya Nyonya..! " Susi tiba tiba saja sudah bersimpuh di hadapan Jameela.
"Maaf kan aku Susi, aku tidak bisa. Tapi nanti jika aku sudah memutuskan untuk tinggal di mana, mungkin aku akan mempertimbangkan nya." jawab Jameela
"Sekarang kamu bantu Bu Surti mengemasi barang barang saya ya, ada yang harus saya lakukan." Susi dan Bu Sarmi mengangguk. Lalu Jameela berlalu pergi ke ruang kerja Dirga.
Tangan Jameela terampil membuka laptop miliknya yang memang ada juga di ruangan itu. Di ambilnya nafas dalam sebelum kemudian mengetikkan sesuatu di sana.
Surat resign, yang di tujukan ke rumah sakit tempatnya bekerja, lalu di kirimkan nya lewat email. Berat rasanya, tapi memang itu yang harus dilakukan. Walau sebenarnya juga tak bisa semudah itu mengajukan resign. Rumah sakit tentu punya aturan. Tidak bisa seenaknya saja keluar masuk.
Terlebih dia adalah salah satu pilar penting di rumah sakit tersebut. Akan tetapi dia akan mencoba menjelaskannya nanti. Karena ada banyak hal yang harus dia urus dulu. Terlebih juga karena sebenarnya dia sangat mencintai profesinya, tapi setidaknya untuk saat ini, memang itu yang harus dia lakukan. Entah jika nanti dia berubah pikiran.
*
"Nyonya...!
"Nyonya.. !"
Pak sopir, tukang kebun, dan dua orang security yang merupakan pasangan ayah dan anak sudah berdiri dan menunggu sang nyonya di luar. Berita yang mereka dengar dari Bu Surti tadi bahwa nyonya mereka baru saja di cerai kembali oleh sang Tuan cukup membuat mereka syok.
"Kemana nyonya akan pergi? Kenapa tidak tinggal di sini saja?" tanya pak Adi, sopir yang bertugas mengantar para asisten jika ada keperluan seperti berbelanja ke pasar atau hal lain.
"Iya betul Nyonya, bukan kah kata Bu Surti, Tuan mengatakan Nyonya bisa tetap tinggal di sini?" timpal pak Mukti. si tukang kebun. Dua orang security hanya ikut menganggukkan kepala. Mereka turut berdiri di sana. Mereka ikut menyayangkan apa yang di lakukan oleh tuan Dirga.
"Saya akan kembali ke rumah orang tua saya pak, di kota sebelah!" jawab Jameela. Pak sopir dan tukang kebun serta security dan juga para ART mengusap air mata mereka.
"Bagaimana jika Tuan kembali dan bertanya, Nyonya?" sahut Bu Surti ,
"Jawab saja seperti apa adanya!" jawab Jameela kemudian segera masuk ke dalam mobil.
"Saya akan pergi, Bu Surti, saya akan mengirim uang belanja untuk makan kalian selama satu bulan ini. Kalian boleh sambil mencari pekerjaan di tempat lain. Maaf saya tidak lagi bisa mempekerjakan kalian!" ucapnya sebelum kemudian melajukan mobil kesayangannya.
Yah mobil kesayangan. Mobil yang dia beli dengan mengumpulkan gaji yang dia dapat dari rumah sakit tempatnya bekerja. Jameela tak ingin membawa mobil yang di belikan oleh Dirga suaminya. Jameela juga tak membawa apapun selain apa yang dia bawa pada saat pertama masuk ke rumah yang layaknya istana itu.
*
*
ceklek
" Daddy , Mila pulang ..!" Jameela menghambur ke pelukan sesosok pria paruh baya yang baru saja membuka kan nya pintu. Membuat mereka berdua nyaris saja terjengkang jika pria paruh baya yang dia panggil Daddy itu tak bisa menahan tubuhnya.
"Mila? Ini kamu? Kamu pulang sendiri? Mana suamimu?" Tuan Aksa Mahendra, nama ayah dari Jameela itu. Tuan Aksa kaget dan bingung. Tidak tahu apa yang terjadi dengan putrinya, tetapi yang dia hanya tahu, dia merasa pundaknya perlahan menjadi basah. Apakah putrinya menangis ?
"Mommy ..! Mommy ..;" teriak Tuan Aksa setelah berhasil lepas dari rasa terkejut nya.
Tak tak tak ...
Terdengar suara derap sepatu berbenturan dengan ubin marmer.
"Daddy ada apa sih, teriak teriak seperti itu?" suara seorang wanita mendekat.
"Ya Tuhan .. Mila ..!" nyonya Monica terpekik melihat sesosok wanita yang berada dalam pelukan suaminya.
"Kamu datang berkunjung, Sayang?" Nyonya Monica ikut bergabung dalam pelukan itu. "Kenapa lama sekali baru berkunjung? Mommy rindu tahu!" ucap Nyonya Monica yang kemudian mengambil alih pelukan putrinya, lalu menciumi wajah sang putri bertubi tubi.
"Mila pulang Mommy." Ucap Jameela lirih.
"Sudah sudah, bawa putrimu ke dalam!" ucap tuan Aksa melerai. Kemudian berjalan lebih dahulu kedalam, yang kemudian di ikuti sang istri yang berjalan sambil menuntun putrinya.
Otak Tuan Aksa mendadak berputar putar, ada pertanyaan yang belum bisa dia jawab.
"Daddy, Mila pulang .. !" itu kalimat pertama putrinya tadi.
"Mila pulang!" dua kata itu masih berputar putar di otaknya. Ada apa dengan putrinya. Biasa nya putrinya mengucap Mila datang, tapi ini? pulang? Apakah? "Ah tidak," tuan Aksa menggeleng gelengan kepalanya.
"Sini sayang ..!" Nyonya Monica baru saja hendak membawa Jameela duduk di sofa
"Mommy...!" Nyonya Monica menoleh. dilihatnya sang suami yang menggelengkan kepalanya. Nyonya Monica pun mengurungkan niatnya.
"Antar Jameela ke kamar nya!" perintah Tuan Aksa, dan nyonya Monica pun mengangguk.
"Istirahatlah Jameela, biarkan para maid yang mengambil kopermu dari mobil!" titah Tuan Aksa sambil menatap lekat ke arah putrinya yang terus menunduk dari tadi.
"Baik daddy!" jawab Jameela lemah kemudian berjalan menuju ke kamarnya yang berada di rumah itu diikuti oleh Mommy nya.
Tuan Aksa terkesiap mendengar jawaban putrinya, "Baik Daddy?"
putrinya menjawab "Baik Daddy?" .
Jadi Jameela benar-benar datang dengan membawa koper? Padahal Tuan Aksa hanya menebak, dan Tuan Aksa tidak benar benar ingin mendengar jawaban seperti itu. Jadi benar putrinya benar-benar pulang ke rumah ini?
"Apa yang sudah dilakukan oleh laki-laki sombong itu?? Beraninya dia menyakiti putriku." tangan Tuan Aksa terkepal. giginya bergemeletuk untuk menahan amarah. Wajahnya mengeras, sorot matanya merah menyala. Di ambilnya ponsel yang tadi di letakkan di meja saat ada bunyi bel di depan. Lalu mengetikkan sesuatu di ponselnya .
"Daddy ..!" panggil Nyonya Monica yang baru saja turun dari kamar Jameela.
"Apa putrimu sedang istirahat?" tanya tuan Aksa.
"Iya Dad, Mommy menyuruhnya istirahat .!" tuan Aksa menghembuskan nafasnya berat, lalu merengkuh bahu sang istri yang sudah duduk di sampingnya, membawanya masuk dalam.pelukannya.
"Apa yang terjadi dengan Putri kita Dad?" Nyonya Monica mendongak ke atas menatap wajah suaminya yang posisinya lebih tinggi darinya. Tuan Aksa menggeleng.
"Kita akan tahu nanti jika Jameela sudah bicara. Biarkan dia istirahat dulu. semoga tidak sesuai dengan dugaanku." jawab tuan Aksa .
"Tapi mungkin lebih baik jika itu memang benar, dan kali ini aku tak kan membiarkannya kembali.! " tuan Aksa berbicara dengan menahan geram.
di undang...😃😃🙏