NovelToon NovelToon
Gadis Kecil

Gadis Kecil

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Kinanovia

Gadis kecil yang bernama amora, merupakan gadis yang cantik dan lemah lembut
Amora berasal dari keluarga berada, namun hidupnya tidak bahagia
Ayah yang sangat ia sayangi meninggal dunia karena kecelakaan, dan ibunya dari dulu sangat membencinya bahkan tidak mengharapkan kehadirannya di dunia ini
Apakah hidup Amora akan terus menyedihkan?
Apakah ia akan bahagia? Ikuti kisah hidup Amora

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinanovia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Polos Sekali

Aku hanya memikirkan perkataan nona Amora saja"

"Memang nona Amora berkata apa hingga kau sampai kepikiran seperti ini?" bibi Rose mengerutkan keningnya

"Nona Amora berbicara tentang pernikahan" jawabnya seraya menghela nafas panjang

"Pernikahan? maksudmu?" kini bibi Rose menautkan alisnya

Bersamaan itu Henry sudah kembali kerumah, ia berjalan ke dapur ternyata ada bibi Rose dan Lea yang sedang berbicara dengan serius. Tak sengaja ia mendengar kata 'pernikahan' membuat Henry penasaran. Ia terpaksa menguping.

"Lea tolong jelaskan pada bibi, nona Amora berbicara tentang pernikahan. Memangnya siapa yang mau menikah Lea?" desak bibi Rose

"Nona Amora tadi pagi melarangku untuk menyiapkan segala keperluannya bibi, ia mau mandiri. Suatu saat nanti aku pasti akan menikah dan memiliki keluarga, maka dari itu nona ingin belajar menyiapkan segala sesuatunya sendiri. Itu yang nona Amora katakan padaku" jelasnya

"Memang benar apa yang di katakan nona Amora, suatu saat kau pasti akan menikah Lea. Lalu kenapa kau bersedih?"

"Aku tidak mau meninggalkan nona Amora, kalau aku menikah siapa yang akan memperhatikannya bibi? Bibi kan tahu sendiri bagaimana nona Nilam memperlakukan nona Amora."

"Jadi itu yang sebenarnya kau pikirkan? kau tidak mau meninggalkan nona Amora"

Lea menganggukkan kepalanya dengan pelan.

Bibi Rose memahami apa yang di rasakan Lea saat ini, karena ia sendiri pun tak ingin pergi dari rumah Nilam. Bahkan semenjak suaminya meninggal, ia tak pernah lagi pulang ke rumahnya yang ada di pinggiran kota. Anak-anaknya pun sudah besar dan sudah memiliki keluarga masing-masing, bahkan diantaranya sudah memberikan cucu untuk bibi Rose. Bukan bibi Rose tak peduli dengan anak maupun cucunya, ia tahu bahwa mereka semua selalu dalam keadaan baik-baik saja. Setiap hari bibi Rose selalu bertukar kabar dengan anak dan cucunya. Mereka pun mengerti dan tidak keberatan akan keinginan bibi Rose yang tetap tinggal di rumah Nilam, karena ia ingin menjaga dan memastikan Amora dalam keadaan baik-baik saja.

Bibi Rose dan Lea masih berada di dapur, tak percakapan lagi. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

Henry tiba-tiba masuk ke dapur, ia pura-pura tak mendengarkan percapakan antara dua wanita itu.

"Kalian sedang apa disini?" tanya Henry, ia memandang dua wanita itu secara bergantian.

"Duduk... " jawab Lea singkat

"Aku tahu kalian sedang duduk, tapi kenapa duduk disini?"

"Lalu kau mau kami duduk dimana?" cetus Lea

"Kenapa kau galak sekali? aku kan hanya bertanya, maksudku... "

Belum selesai Henry berbicara, Lea beranjak berdiri hendak membuat puding coklat untuk Amora. Henry hanya memperhatikan gerak gerik Lea yang tengah sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk membuat puding.

"Dia kenapa?" bisik Henry yang saat ini duduk di kursi yang sempat di duduki oleh Lea

"Entahlah.. kau tanyakan saja sendiri" bibi Rose mengedikkan bahunya dan berlalu dari dapur

Henry masih duduk di kursi, ia ke dapur berniat untuk sarapan.

Henry sudah mengambil makanan dan kini ia sibuk mengunyah makanan yang ada di mulutnya, namun tatapan matanya terpaku pada Lea yang sama sekali tak melirik ke arahnya.

"Lea... ", yang di panggil hanya diam saja.

" Apa kau sekarang tuli?"

Lea menghentikan aktivitasnya, ia menoleh pada Henry dan menatap laku-laku itu dengan tajam

"Ada kau memanggilku?"

"Hanya memanggil saja tidak boleh?"

"Tidak... Kenapa kau masih disini? sana keluarlah.." perintahnya.

"Kau sekarang tidak hanya tuli tapi matamu juga rabun. Aku kan sedang makan Lea, ini belum habis. Apa kau tidak melihatnya?" Henry memperlihatkan makanan di piringnya

Lea berkacak pinggang dan menghampiri Henry, "Makan saja lama sekali, cepat habiskan makananmu. Setelah itu kau cuci piring nya"

"Kenapa tidak kau saja yang mencuci piring nya?"

"Kau pikir aku istrimu?" cetus Lea, entahlah hari ia begitu galak

"Kalau kau mau jadi istriku tidak apa-apa. Dengan senang hati" Ucap Henry dengan tersenyum, membuat Lea menjadi salah tingkah. Mukanya memerah karena tersipu malu.

Lea berbalik, ia tak menghiraukan Henry walaupun hatinya berbunga mendengarkan ucapan yang baru saja di lontarkan olehnya. Lea kembali melanjutkan membuat puding coklat untuk Amora

Henry hanya tersenyum melihat tingkah Lea, ia menghabiskan makanannya lalu pergi. Namun sebelum itu ia tak lupa mencuci piring terlebih dulu.

Henry kembali ke halaman rumah, dimana paman Lukas terlihat duduk santai menikmati udara yang masih pagi ini.

"Kau tidak ke kantor?"

"Tidak paman, tidak ada pekerjaan yang begitu penting hari ini"

"Enak sekali diri mu ini, pergi ke kantor ketika ada pekerjaan penting saja. Selebihnya kau serahkan pada karyawan, sudah seperti bos saja"

Henry hanya tertawa, namun ia juga membenarkan perkataan paman Lukas. Memang dirinya sudah seperti bos, tapi ia sama sekali tak merasa dirinya bos. Dia hanya orang kepercayaan mendiang Ricko

Ricko berpesan, pergi ke kantor jika ada pekerjaan yang penting saja. Karena pekerjaan utamanya adalah menjaga Amora

"Aku tadi tidak sengaja mendengarkan pembicaraan Lea dan bibi Rose ketika mau ke dapur paman"

"Kau menguping?"

"Tadinya aku tidak berniat menguping paman, tapi aku mendengar kata 'pernikahan' dalam obrolan mereka. Terpaksa aku menguping, karena aku penasaran"

"Pernikahan? siapa yang akan menikah?"

Henry pun menceritakan semua yang ia dengar. Bahkan ia juga bercerita tentang nona Amora yang mengatakan supaya dirinya menikah dengan Lea.

"Memang benar apa yang di katakan nona Amora, kalian itu serasi. Kapan kau akan melamarnya?"

"Aku masih belum tahu paman, mungkin secepatnya"

"Itu bagus, lebih cepat lebih baik. Jangan kau tunda-tunda, usiamu sudah sangat matang untuk membina rumah tangga"

"Maksud paman? aku sudah tua begitu?"

"Apa kau merasa masih muda?", paman Lukas tertawa

•••

Di sekolah Amora, rapat orang tua sudah di mulai sejak 10 menit yang lalu. Namun ibunya belum juga hadir. Sebelumnya Nilam sudah berbicara pada bibi Rose akan terlambat, Amora pun sudah di beri tahu tapi tetap saja khawatir jika ibunya tidak hadir. Ini pertama kalinya Nilam menyanggupi untuk hadir di acara sekolah Amora.

Setengah jam yang lalu teman-teman Amora sudah pulang. Karena ada rapat orang tua, jadi semua murid di pulangkan lebih cepat dari biasanya. Amora masih menunggu ibunya di halaman parkiran sekolah.

"Apa kau masih mau menunggu disini?" tanya Marsha, ia teman sekelas Amora.

"Iya Sha, kau pulang saja. Supirmu sudah menunggu dari tadi bukan?"

"Aku tidak mau meninggalkanmu sendiri disini, aku takut Stella dan teman-temannya mengganggu mu"

"Kau ini, aku bukan anak kecil" seru Amora

"Iya memang kau bukan anak kecil, tapi setiap kali mereka mengganggu mu, kau hanya diam saja. Aku tidak mau sampai kau di apa-apa kan oleh mereka" celetuk Marsha

"Meladeni mereka hanya buang-buang waktu saja. Kau pulang saja sekarang, lagi pula Stella dan teman-temannya masih berada di kantin" kata Amora dengan santai

"Justru itu, kalau tiba-tiba mereka datang kemari bagaimana? Lagian tumben sekali Kelvin tidak menjagamu, kemana dia?" Marsha mengedarkan pandangannya, namun yang ia cari tak ada

"Kau pikir Kelvin bodyguard? dia tadi ke kantin bersama teman-temannya" ucap Amora

"Oh... pantas saja Stella dan teman-temannya ke kantin. Ternyata ada Kelvin disana"

"Memang apa hubungannya Stella dengan Kelvin?" tanya Amora polos

"Amora, kau ini kenapa polos sekali? Stella selalu mengganggu mu karena ia mengagumi Kelvin. Dia pikir kau dan Kelvin ada hubungan lebih dari sekedar teman. Dia itu iri padamu, karena kau selalu dekat dengan Kelvin.

"Biarkan saja" Amora nampak acuh, Marsha hanya menghela nafasnya dengan panjang.

^_^ jangan lupa dukungan vote dan likenya ya teman-teman

Maaf jika kata-kata atau kalimatnya kurang menarik, karena ini karya pertamaku dan aku masih belajar.

Terimakasih^_^

1
Eunice Djojokusumo
Buruk
Eunice Djojokusumo
Kecewa
Yukishiro Enishi
Thor, aku sudah tidak sabar untuk baca kelanjutannya!
Yume✨
Terus semangat nulis, cerita ini bikin mood aku ke atas.
Người này không tồn tại
Menyentuh jiwaku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!