Anabela Velove gadis cantik yang kini beranjak dewasa. Selama ini dia hanya hidup berdua dengan daddy angkatnya. Dia tak pernah tahu, kalau laki-laki yang selama ini menyayanginya, adalah orang yang menyebabkan dia kehilangan orang tuanya.
Sampai suatu malam, akhirnya dia tahu kalau Benigno Amstrong adalah orang yang menyebabkan dia kehilangan kedua orang tuanya untuk selamanya. Anabela pun akhirnya tahu, kalau Daddy angkatnya seorang Mafia kejam.
Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Mampukah takdir menyatukan mereka? Akankah Anabela memaafkan Benigno, menghapus rasa dendamnya atas kematian kedua orang tuanya? Ikuti kisahnya di karya "Terjerat Cinta Daddy Mafia."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menutupi Perasaan
Ana sudah kembali dengan pakaian yang terlihat lebih sopan. Namun, dia menjadi tak nafsu makan. Tak sedikitpun dia menyentuh makanan yang disiapkan Terecia. Dia memilih langsung pergi. Selama dalam perjalanan Ana terlihat hanya diam. Benigno pun terlihat mendiamkan Ana. Sampai akhirnya mobil yang mereka tumpangi, sudah sampai di kampus Ana.
"Jika tak ada hal penting, segeralah kembali pulang!" Benigno mengingatkan.
Ana tak menjawab, dia justru langsung turun. Bukan itu saja, dia juga menutup pintu mobil dengan kasar. Membuat Benigno terperanjat kaget. Untung saja dia menyayangi Ana. Jika tidak, dia pasti akan mengusirnya.
Sesampainya di kelas, Ana terlihat murung. Dia merasa kesal, dengan sikap Benigno kepadanya. Baginya, Benigno egois. Dia selalu mengikat Ana dengan peraturan-peraturan ketat. Namun, tak juga menikahi dia.
"Hai, An. Apa aku boleh berkenalan denganmu? Perkenalkan aku Aldrich. Kamu boleh memanggil aku Al. Senang berkenalan denganmu," sapa Aldrich.
"Kamu? Kamu yang pernah bertemu aku, saat aku baru masuk 'kan?" Ana menjawab.
"Wah ... wah ... wah. Ternyata, kamu masih mengingatnya. Terima kasih Ana. Suatu keberuntungan bagiku, bisa diingat wanita cantik seperti kamu," rayu Aldrich.
Ana tersenyum ramah. Mendapatkan respon yang baik, tentu saja Aldrich merasa senang. Kali ini sikap Ana kepada Aldrich berbeda. Aldrich pintar menaklukkan hati Ana.
Hubungan mereka terus berlanjut. Ana tak menolak, saat Aldrich ingin mengantarkan Ana pulang. Ana ingin menikmati masa mudanya. Selama ini dia terlalu menutup diri.
Melihat kedekatan Ana dengan Aldrich, membuat Benigno merasa panas. Namun, dia harus menyadari posisi dia. Dia tak berhak mengatur hidup Ana secara keseluruhan.
"Sepertinya, kamu menyukainya?" tegur Benigno.
"Dia cukup menarik. Tak salahnya aku mencoba menjalin hubungan dengannya. Mungkin, sudah saatnya aku menikmati masa mudaku. Selama ini, Daddy pun merasa tak nyaman dengan sikapku," jawab Ana cuek.
Dia langsung meninggalkan Benigno begitu saja, dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Dia ingin, daddy angkatnya merasakan apa yang dia rasakan. Sampai akhirnya tersadar, kalau dia juga memiliki perasaan pada Ana.
Benigno dibuat tak berkutik. Lagipula, seharusnya dia senang menyadari hubungan mereka yang sebatas anak dengan bapak angkatnya.
Malam ini Ana akan pergi dengan Aldrich. Aldrich ingin mengajak Ana ke sebuah Klub malam di kota itu. Namun, dia tak mengatakan pada Ana lebih dulu. Melihat anak angkatnya berpakaian seksi. Benigno terlihat sangat marah. Dia langsung menarik Ana secara paksa.
"Daddy ini apa-apaan sih? Aku ini sudah berjanji pada Aldrich akan pergi bersamanya. Aku butuh teman, untuk melepaskan penatku. Lagipula, tak ada lagi yang perlu aku jaga. Daddy yang sudah mengambilnya," Ana berkata sinis.
Meskipun apa yang dikatakan Ana benar. Tapi, entah kenapa. Dia merasa tak rela, tubuh Ana dinikmati laki-laki lain. Ana berteriak, meminta Benigno membuka pintu kamarnya. Benigno mengurungnya dari luar.
Ana menghubungi Aldrich sambil menangis. Dia terlihat begitu sedih. Dia tak menyadari, kalau apa yang dilakukan Daddynya saat ini untuk menyelamatkan dirinya dari pria breng*sek.
Setelah berjam-jam berteriak meminta buka, Ana akhirnya tertidur. Setelah tak mendengar suara anak angkatnya, perlahan Benigno membuka pintu kamar Ana. Dia melihat Ana yang sedang tertidur nyenyak. Ana masih menggunakan pakaian tadi, tak mengganti pakaiannya lebih dulu.
Benigno menatap wajah Ana lekat. Dia masih merasa bingung dengan apa yang dia rasa.
"Apa aku sudah memiliki rasa padanya? Sehingga aku merasa tak rela, dia dimiliki laki-laki lain. Ya Tuhan, maafkan diriku. Yang tak mampu menahan perasaan aku sendiri," Benigno bermonolog dalam hati.
Dia masih saja terjebak dengan perasaannya sendiri. Benigno belum bisa menghilangkan rasa trauma yang dia miliki.
Seharusnya, dia merasa yakin. Kalau Ana tak akan seperti mantan istrinya dulu. Ana tak mungkin mengkhianati cintanya. Selama ini Ana sudah menunjukkan rasa cintanya yang tulus pada bapak angkatnya.
"Aku tak boleh mencintainya!" Benigno masih bersikeras membuang perasaannya.
Benigno memilih keluar dari kamar Ana, dan kembali ke kamarnya. Dia pun langsung membaringkan tubuhnya di ranjang.