NovelToon NovelToon
Cinta Sumpit Bambu

Cinta Sumpit Bambu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Duda / Matabatin / Berbaikan / Fantasi Wanita
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hum@ira211

Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja, seorang pria yang sedang kelaparan malah di suguhi pemandangan yang tidak menyenangkan.

Bagaimana kisahnya mari kita ikuti bersama.

Oh iya, ini cerita author yang perdana.. jadi maklumin ya kalau masih belepotan..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hum@ira211, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mendadak betul

Suasana pesta di taman belakang Mansion kakek Sudono sangat meriah meskipun hanya dihadiri oleh beberapa kolega dan teman-teman Sulastri , semua yang hadir memberikan Applause yang Mariah atas perjodohan cucu dari pendiri sekaligus pemilik salah satu perusahaan terbesar di ibukota .

Namun tidak demikian bagi Sulastri dan sahabat setianya , dia begitu terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh kakeknya sungguh sangat tidak disangkanya . Meskipun sehari-hari Sulastri dan David sering terlihat bersama dalam mengerjakan sebuah proyek itu hanya sebatas profesionalisme dalam bekerja, tidak lebih..

Sulastri menganggap David hanya sebagai rekan kerja dan sahabat seperti yang lainnya , karena Iya masih memikirkan karir sebagai prioritasnya .

Akan tetapi sebagai cucu seseorang yang sangat dihormati di kota ini, Sulastri tidak ingin mempermalukan kakeknya di depan semua yang hadir , dengan terpaksa Ia mengikuti saja prosesi perjodohan itu.

"Sulastri, kemarilah...." pinta kakek Soedono

Kakek Soedono memberi kode kepada David agar mendekat, Sulastri dan David saling berhadap hadapan.

"Dengan ini saya nyatakan bahwa mulai hari ini mereka saya jodohkan.." kata kakek Soedono tegas

"Dan sekaligus hari ini mereka bertunangan " lanjut nya diikuti applaus dari hadirin.

Sulastri terkesiap belum lagi rasa terkejutnya hilang soal perjodohan kini ditambah lagi dengan pertunangan, mengapa begitu cepatnya waktu berlalu..sedangkan kemarin saja dia masih belum memikirkan masalah percintaan, namun sekejap kemudian sudah bertunangan?? Tanpa ada rasa cinta?? Mengapa begitu terburu buru??

Tetapi tak ada waktu untuk Sulastri memikirkan jawaban nya, kini David lebih mendekat lagi, jarak mereka tersisa satu langkah saja, ia mengeluarkan sesuatu dari saku jas nya, sebuah cepuk* berisikan cincin bermata berlian.

*cepuk\=kotak penyimpanan perhiasan terutama cincin

David meraih jari tangan Sulastri, dan melingkarkan cincin berlian itu sebagai tanda ikatan pertunangan mereka. Sorak Sorai hadirin pun menyemarakkan suasana pesta itu, satu persatu mereka memberi ucapan selamat dan segera menikmati hidangan yang sudah tersedia.

Alunan musik romantis menambah kesyahduan, bagi hadirin yang membawa pasangan mereka turun untuk berdansa dan yang masih singel melirik kesana kemari mencari peruntungan jodoh.

Semua yang hadir terlihat bahagia, namun tidak bagi Sulastri dan Nina sahabatnya, mereka memilih duduk di dekat air mancur menjauhi orang orang.. Wajah Sulastri tampak murung, Nina pun nampak ikutan sedih.

"Aku masih ingin berkarya Nin, ingin meniti karirku lebih dulu.." ungkap Sulastri.

"Iya Las, aku tahu.. Tapi mengapa kau tidak menolaknya tadi?" tanya Nina

"Aku ngga mungkin menolak kakek di depan semua orang, aku tak ingin mempermalukan kakek..." rintih Sulastri

"Tapi ini akan menyulitkanmu dimasa depan, jika memang kau tidak mencintai David.." kata kata Nina membuat Sulastri risau..

"Aku memang tidak mencintainya Nin, selama ini aku menganggap nya hanya sebatas rekan kerja.." Sulastri mulai menitikkan air mata

"Apa yang harus aku lakukan Nin??" tanya Sulastri.

"Saat ini kita ikuti dulu kemauan kakekmu Las, sambil kita mencari jalan keluar nya.." Nina memberi saran.

Sulastri mengangguk..

"Sudahlah, hapus air matamu... David mendekat kesini.." kata nina..

Sulastri segera mengusap air matanya, sementara David telah sampai di belakangnya

"Hai sayang... Mau kah kau berdansa denganku?" ajak David.

"sayang..sayang pala lu peyang?" umpat Sulastri dalam hati tentunya...

Sulastri menoleh ke arah sumber suara, kemudian beralih ke Nina mencari pendapat.. Nina hanya memberi gesture "terserah kamu.." dengan mengangkat bahunya.. Sulastri kembali memandang ke arah David dan hanya menganggukkan kepalanya..

David mengulurkan tangannya menggandeng tangan Sulastri dan membawanya ke arena dansa, mereka menari mengikuti irama yang dialunkan, David begitu menikmati itu namun berbeda dengan Sulastri yang menginginkan semuanya segera berakhir dan berharap semua ini hanyalah sebuah mimpi.

Nina memperhatikan keduanya dari tempat duduknya dengan perasaan tak menentu, Ia sangat menyayangi sahabatnya itu dan memahami keadaannya, demi kakeknya Sulastri rela menghiraukan kesedihan hatinya.

Tanpa disadari oleh Nina seorang pemuda yang memperhatikannya sejak tadi kini bergerak mendekatinya, mereka saling berkenalan dan si pemuda mengajaknya ikut turun ke lantai dansa..

Malam terasa begitu panjang bagi Sulastri, setelah merasa lelah Ia menghentikan dansanya dan memberi kode pada Nina agar mengikutinya. Meskipun David masih ingin berdansa namun Ia tak mencegah ketika Sulastri keluar arena dansa dan mengajak Nina pergi.

David meraih wine dan meminum beberapa gelas sekaligus.. seuntai senyum penuh arti tersirat di wajahnya yang kini kelihatan memerah karena minuman beralkohol itu..

"Akhirnya.... Apa yang aku inginkan akan segera terwujud.....hahahaha" kata kata David itu hanya bergema dalam hatinya.

"Hai David... Selamat atas pertunangan mu yah...." seseorang datang mengejutkan David.

" Hai kawan... Ayo kita rayakan ini...hihi.... Huk" David berceguk, mungkin karena terlalu banyak minum...mereka pun melanjutkan minumnya bersama beberapa kawan lainya yang datang kemudian.

***

Sulastri mengajak Nina masuk ke kamarnya, rasa sedih masih menyelimuti perasaanya, di saat seperti ini lah Nina selalu ada di samping Sulastri, menguatkan hatinya dan memberikan semangat. Mereka adalah sahabat yang saling mendukung dan selalu berbagi dalam suka maupun duka.

Malam itu Sulastri meminta sahabatnya itu menginap di kamarnya, Ia ingin mencurahkan segala kegundahan hatinya, dia lah satu satunya teman yang selalu dapat diandalkan dalam situasi seperti ini..

"Kau lapar Nin??" tanya Sulastri di tengah obrolan mereka..

"kruyuuk kruyuuuukkk.."..belum sempat Nina menjawab sudah terdengar jawaban yang lain..

"sorryyy... Sampai lupa belum makaan.." keluh Sulastri. suara tawa pun pecah diantara mereka, melupakan sejenak masalah yang sedang mereka hadapi.

Saat ini Sulastri hanya ingin berdua saja dengan Nina,, Ia pun meminta seorang pelayan mengantarkan makan malam ke kamarnya, tidak lupa beberapa camilan dan minuman melengkapi menunya. Sulastri melewati malam ini dengan obrolan obrolan ringan bersama sahabatnya, berharap esok hari akan menemukan jalan keluar yang terbaik tanpa mengecewakan sang kakek dan tidak pula mengorbankan perasaannya.

***

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan.. Meskipun Sulastri sering berjalan bersama David entah sekedar nonton ataupun makan malam, namun rasa cinta tak kunjung hadir di hati Sulastri, Ia merasa meskipun David ada di dekatnya namun seolah hatinya tidak hadir bersama jasadnya.

David memang rupawan banyak wanita ingin dekat dengannya, tapi bagi Sulastri dia tidak bisa melengkapi hatinya yang selama ini ada sisi kosong karena tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Mereka telah tiada sejak Sulastri menginjak umur 5 tahun karena kecelakaan.

Danau buatan itu berada di pinggiran ibukota, disebut danau buatan karena tadinya adalah sebuah rawa rawa yang dikeruk lumpurnya sehingga dapat difungsikan sebagai salah satu pengendali banjir yang sering melanda wilayah itu.

Sepulang kerja tadi Sulastri menyempatkan diri singgah disalah satu tepiannya, memandang ke tengah danau Ia melihat sepasang muda mudi sedang mengayuh sebuah perahu angsa putih bersayap kelabu, mereka terlihat sangat bahagia, berbanding terbalik dengan kisah cintanya yang terasa hampa karena dijodohkan.

'Seandainya saja....." belum lagi selesai ungkapan hatinya lamunannya buyar oleh getaran ponselnya.

Drrrrrttt... drrrrrttt... Drrrrrttt....

...Nina...

...Panggilan masuk......

...📞...

" Hai Nin,.. Ada apa??" tanya Sulastri

"Ada sesuatu.... Penting.., kau dimana Las?" Nina menjawab dibalik telepon sana..

"Kau kesini aja Nin, nanti aku share.." pinta Sulastri

Sebenarnya apa yang mau disampaikan Nina? kenapa ngga lewat telepon aja sih, apa begitu penting masalahnya? Pikir Sulastri

Pertanyaannya Sulastri pun membuat author ikut penasaran.. Namun lembar halaman nya terbatas..kita tunggu aja kelanjutannya di episode selanjutnya yah...

Jangan lupa like nya supaya author makin semangat!!!..

...*bersambung...*...

1
Maya Lestari
semangat authorrrrrr, aku nunggu up nya yaa
Maya Lestari
Thor, jgn lama amat flashback nya yaa. mau tau kelanjutannya yg dimasa mereka sekarang/Smile/
Amin Wahyudin: ok kak, mungkin sekitar 2 atau 3 episode lagi
total 1 replies
Agustini Sunarto
karyanya bagus ayo dilanjut
Amin Wahyudin: masih dalam proses kak..
total 1 replies
Agustini Sunarto
Kecewa
Amin Wahyudin: kalau boleh tahu apa yang membuat kaka kecewa?
total 1 replies
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Menarik perhatian.
tecna kawai :3
Seru banget, berasa ikutan karakternya!
Amin Wahyudin: terima kasih kak atas support nya..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!