Bagaimana menurutmu Jika seorang ratu pelakor yang cantik dari masa depan berpindah dimensi ke tubuh menantu sampah dengan tubuh super jelek?
Dengan identitas baru yang dianggap sebagai menantu sampah dan keluarga besar yang terus menindasnya, Amira menggunakan kemampuannya dan bantuan dari dunia ajaib untuk mengubah keadaan dan membalaskan dendam perempuan yang memiliki tubuh yang ia masuki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31.
Begitu tiba di dapur, Amira melihat beberapa pelayan sedang bergosip sambil tertawa.
"Kalian," ucap Amira mengejutkan para pelayan.
Semua pelayan yang tadi bergosip langsung berhenti bicara lalu menoleh pada sumber suara.
Tapi begitu melihat Amira, mereka langsung tak perduli dan kembali bergosip seolah Amira merupakan orang yang tak perlu mereka pedulikan.
'Sial, orang-orang ini perlu diberi pelajaran!' kesal Amira dalam hati lalu perempuan itu mengambil sebuah piring kaca dan melemparkan nya ke kaki para pelayan.
Prankkkk!!!!!
Piring kaca yang pecah mengejutkan semua pelayan.
"Astaga!! Pelayan tidak tahu malu, kalian tidak mau pergi melayani tuan rumah yang sedang minum teh di depan, jadi kalian melampiaskan kekesalan dengan memecahkan piring?!" Teriak Amira pada pelayan pelayan itu membuat semua pelayan sangat terkejut dengan keberanian Amira.
Siapa yang memecahkan piring?
Mereka terpaku selama beberapa detik sebelum menyadari bahwa mereka telah dituduh secara sembarangan.
Tetapi, mereka belum sempat mengatakan apapun ketika Amira kembali berbicara.
"Oh, jadi kalian memecahkan piring dan berniat untuk menyalakan ku atas kesalahan tersebut?!" Suara Amira tidak kecil, jadi orang-orang yang duduk di ruang utama bisa mendengarnya sehingga Megan yang merupakan menantu pertama keluarga barata disuruh untuk melihat ke dapur.
Begitu megan tiba, perempuan itu menghela nafas melihat dapur yang sangat berantakan dengan serpihan kaca di mana-mana.
"Kalian!! Membuat keributan seperti ini, apakah kalian sudah bosan bekerja untuk keluarga Barata?!" Teriak Megan merasa kesal.
"Nyo,, nyonya, ini bukan kesalahan kami, tetapi menantu sampah keluarga Barata lah yang telah memecahkan piring pering ini dan berniat menuduh kami sebagai pelakunya." Salah seorang pelayan membela diri.
Amira yang melihat pelayan itu langsung berdecak kesal dan berkata, "Aku menyuruh kalian untuk pergi ke ruang utama menuangkan teh bagi seluruh anggota keluarga Barata, tapi kalian malah mengacuhkanku dan tidak memperdulikan aku.
"Malah memecahkan piring dan ingin menuduhku sebagai melakukannya, sekarang mengatai menantu keluarga Barata sebagai menantu sampah, apakah kalian sebagai pelayan pantas berbicara seperti itu pada menantu keluarga barata?!" Tanya Amira dengan kesal
Megan yang mendengar itu merasa semakin kesal pada pelayan, sebab dia juga adalah seorang menantu keluarga Barata dan jika para pelayan bersikap seenaknya pada menantu keluarga Barata, maka dirinya pun akan tersinggung.
Tetapi, Megan belum sempat berbicara ketika pelayan yang tadi berbicara kini kembali membuka mulutnya.
"Nyonya, sungguh! Dia tidak mengatakan apapun pada kami, lagi pula, bukankah tugas untuk minum teh adalah tugas dari tuhan muda keempat? Selama ini pada pelayan tidak pernah melakukan hal seperti it--"
"Diam!! Kalian berani merendahkan anggota keluarga Barata dan sekarang menfitnah menantu keluarga Barata?! Pelayan sekarang sudah begitu berani!!!" Kesal Megan pada para pelayan.
Hanya menuruti saja untuk pergi menuang teh, apakah sesulit itu hingga memilih membuat keributan?!
"Tapi Nyo--"
"Jangan bicara lagi!! Cepat bereskan semua ini dan pergi ke ruang utama untuk menuang teh!!!" Bentak Megan lalu perempuan itu berbalik meninggalkan dapur.
Para pelayan begitu tercengang dengan apa yang baru saja mereka dengar dari mulut Megan.
Megan terkenal sebagai perempuan yang begitu keras kepala, juga tidak pernah membela Amira. Tapi mengapa sekarang???
"Masih bengong?! Bereskan semua kekacauan ini!!" Bentak Amira saat melihat para pelayan itu masih terdiam di tempatnya.
Sekali lagi, para pelayan begitu terkejut dengan amira yang tiba-tiba saja berubah, tidak seperti biasanya, dimana perempuan itu hanya diam saja, tak berani berkata sepatah kata pun.