Terjerat Cinta Daddy Mafia
"Tuan, Anda sudah sangat mabuk. Sebaiknya, Anda pulang saja," ucap Roberto sang asisten.
"Lepas! Saya belum mau pulang!" Benigno membentak sang asisten.
Namun, hal itu tak membuat Roberto berubah pikiran untuk membawa bosnya pulang. Ya, inilah rutinitas yang kerap dilakukan Benigno untuk melepaskan rasa suntuk yang dia rasakan.
Benigno kerap mendatangi Klub malam untuk mabuk. Tak jarang, dia juga memakai jasa wanita malam untuk melampiaskan hasrat kelelakiannya. Setelah bercerai dari sang mantan istri, dia tak pernah terpikir untuk menikah kembali.
Dia begitu membenci wanita. Baginya, semua wanita pengkhianat. Benigno sudah tak mempercayai arti sebuah pernikahan. Dia selalu bersikap dingin kepada semua wanita, termasuk kepada Anabela Velove–anak angkatnya. Namun hal itu, tak membuat Ana pasrah. Dia selalu berusaha mengambil hati daddy angkatnya.
Di Mansion, Benigno tinggal bersama Ana. Kini Ana sudah beranjak dewasa. Ana memiliki wajah yang cantik, dan tubuh yang seksi. Saat ini, dia sudah duduk di bangku kuliah.
"Ayo, Tuan, kita turun!"
Mereka sudah sampai di Mansion, Roberto memapah Benigno menuju kamarnya. Kemudian membaringkan tubuhnya di ranjang. Situasi Mansion saat itu sangat sepi, hanya satu orang pelayan yang terbangun.
Setelah mengantarkan tuannya ke kamar, Roberto langsung pergi meninggalkan Mansion menuju apartemennya. Besok pagi, dia harus menjemput bosnya seperti biasa.
Benigno adalah seorang CEO di perusahaan raksasa di negara Italia. Dia juga merangkap sebagai ketua klan mafia di Italia. Selama ini, tak ada satu orang pun yang tahu, kalau dia seorang mafia yang kejam.
"Bibi, apakah malam ini Daddy pulang?" tanya Ana kepada pelayan di Mansion saat dia sarapan. Benigno memang jarang sekali pulang. Dia sibuk dengan profesinya sebagai seorang mafia
"Ya, Tuan Benigno berada di kamarnya. Mungkin saat ini, dia masih tidur atau sedang bersiap-siap untuk ke perusahaan," sahut sang pelayan yang biasa di sapa Bibi Terecia oleh Ana.
Saat ini ana sudah berusia 20 tahun. Dia ikut dengan Benigno sejak Ana berusia 15 tahun. Benigno membawa Ana ke Mansion, saat dia sudah bercerai dari Berliana.
Benigno memergoki Berliana di sebuah kamar hotel dengan seorang laki-laki. Kejadian itu terus terngiang dipikirannya. Saat laki-laki itu sedang menggagahi istrinya.
"Aku kira malam ini Daddy tak pulang lagi," kata Ana dalam hati.
Benigno tampak terkejut mendapatkan serangan dadakan dari anak angkatnya. Tiba-tiba saja Ana masuk ke kamarnya, dan memeluknya. Saat itu dia baru saja selesai mandi, hanya menggunakan handuk yang dililitkan di pinggangnya.
"Jangan seperti ini, An, lepas! Daddy harus segera bersiap-siap bekerja. Pasti Uncle Roberto sudah menunggu Daddy 'kan? Pagi ini Daddy ada meeting dengan klien."
Benigno mencoba memberi pengertian kepada anak angkatnya. Dia juga berusaha melepaskan pelukan Ana. Namun sayangnya, Ana justru menariknya. Hingga kini mereka terjatuh di ranjang.
Jantung keduanya berpacu begitu cepat, netra mereka bertemu. Kini tubuh Benigno berada di atas tubuh wanita yang dianggap putri kecilnya. Posisi mereka begitu intim. Hampir saja Benigno lepas kendali, hendak mencium Ana. Terlebih Ana sudah seperti menginginkannya.
Benigno akhirnya tersadar, dia langsung bangkit dari atas tubuh Ana. Dia mengusir Ana dari kamarnya, dan langsung menutup pintu kamarnya dengan kasar. Dia tampak stres, karena miliknya sudah menegang. Bagaimanapun dia adalah laki-laki normal.
"Shit! Mengapa kamu harus terbangun."
Benigno tampak kesal. Mau tak mau dia harus menidurkan adik kecilnya. Semua ini gara-gara Ana, yang telah membangunkan adik kecilnya.
"Argh ...." Akhirnya Benigno mengerang, berhasil membuang racunnya ke dalam closet.
Terpaksa dia mandi kembali, untuk menghilangkan keringat di wajah dan tubuhnya. Sekarang, dia sudah segar kembali. Benigno memiliki wajah tampan dan gagah. Meskipun usianya sudah berkepala empat
"Jika aku tak sadar, mungkin tadi aku sudah melahap Ana," ucap Benigno frustasi.
Benigno keluar dari kamarnya, dan menuju meja makan. Ana tak ada di meja makan. Di sekeliling ruangan Mansion pun, Ana tak ada. Ada perasaan bersalah dibenaknya, karena dia sudah bersikap kasar kepada Ana. Ini bukan pertama kalinya Ana bersikap seperti itu. Dia sering kali membuat Benigno harus menahan hasratnya.
Ana keluar dari kamarnya, dia sudah terlihat cantik dan berpakaian terlihat seksi. Tentu saja hal itu membuat Benigno merasa kesal, saat melihat Ana menghampirinya.
"Ganti pakaian kamu!" pekik Benigno. Wajahnya terlihat dingin, begitu menakutkan.
Ana mengerutkan keningnya. Dia tampak bingung, mengapa daddynya terlihat begitu marah padanya.
"Tapi, Dad—"
"Tak ada tapi-tapi. Sekarang kamu bisa pilih! Kamu ganti pakaian kamu, atau Daddy akan mengurung kamu di kamar? Daddy tak akan mengizinkan kamu keluar dari kamar, jika kamu masih berpakaian seperti itu. Asal kamu tahu, di luar sana banyak laki-laki brengsek yang bisa saja menerkam kamu. Daddy tak ingin kamu menjadi mainannya," jelas Benigno.
Dia begitu posesif kepada Ana. Benigno menyayangi anak angkatnya.
"Daddy jahat, aku benci Daddy!" teriak Ana.
Dia tampak kesal dengan daddynya. Ana langsung berlari menuju kamarnya, dan masuk ke dalam. Dia membanting pintu kamar dengan kasar. Benigno tak mungkin meninggalkan Ana dalam kondisi seperti itu. Hingga akhirnya dia menghampiri Ana ke kamarnya. Dia berharap, Ana akan mengerti. Dia khawatir, kalau Ana akan dimanfaatkan laki-laki yang tak bertanggung jawab.
"Daddy lakukan ini, demi kebaikan kamu! Daddy sayang sama kamu. Di luar sana, kehidupan begitu kejam. Daddy tak ingin kamu menjadi korban perbuatan mereka," jelas Benigno kepada Ana.
Saat itu, Benigno duduk di tepi ranjang. Dia mencoba menenangkan Ana yang sedang menangis. Akhirnya, Ana menghentikan tangisnya, dan mengusap wajahnya yang sudah terlihat basah.
"Sudah ya, jangan sedih lagi! Daddy harus berangkat bekerja. Maaf, jika Daddy bersikap keras kepada kamu. Semua Daddy lakukan, karena Daddy menyayangi kamu," ucap Benigno kepada Ana.
"Aku masih merindukan Daddy. Aku mohon, Daddy jangan pergi! Hari ini aku ingin bersama Daddy," ungkap Ana.
Benigno seakan terhipnotis dengan kecantikan anak angkatnya. Dia hanya diam, saat Ana duduk di pangkuan Benigno, dan membuka dasinya. Netra mereka saling bertemu.
"Aku sayang sama Daddy. Hanya Daddy yang aku miliki di dunia ini. Aku mohon, jangan tinggalkan aku!" Ana berkata lirih.
Ana memeluk tubuh daddy angkatnya erat. Seakan dia tak ingin terlepas.
"Kamu bukan anak kecil lagi, An. Kamu sudah tumbuh dewasa. Tak baik kamu terus menerus seperti ini kepada Daddy. Hubungan kita hanyalah anak dengan Daddy, tak lebih. Lambat laun kamu akan menikah." Benigno menekankan hubungan mereka saat ini.
Rasanya begitu sakit, mendengar daddy-nya berkata seperti itu. Selama ini, Benigno memang selalu menutup diri. Meskipun dia kerap bermain wanita, Benigno tak ingin menjadikan anak angkatnya sebagai mainannya juga. Dia sangat membenci wanita, dan tak ingin menjalani hubungan serius lagi dengan wanita.
"Aku tak akan menikah, jika Daddy belum menikah lagi. Aku tak ingin nantinya Daddy kesepian," sahut Ana.
"Jangan keras kepala! Hal itu tak akan terjadi, sampai kapanpun."
Benigno langsung menurunkan Ana dari pangkuannya. Kemudian merapikan pakaiannya kembali, dan keluar dari kamar Ana. Terlalu lama berduaan di kamar dengan anak angkatnya, akan membuat dia menjadi gila.
Selama dalam perjalanan, Benigno terlihat hanya diam. Tak ada sepatah kata pun terlontar dari bibirnya. Dia tampak seperti orang yang sedang berpikir sesuatu. Roberto menatap bosnya dari kaca spion mobilnya. Dia berpikir, pasti ada sesuatu yang terjadi pada bosnya itu. Sampai akhirnya, Benigno membuka pembicaraan.
"Cari dua orang bodyguard untuk mengawasi Ana! Jangan sampai Ana dekat dengan laki-laki yang brengsek!" titah Benigno.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments