follow Ig mom_tree_17, tik tok Mommytree17 💕
Lara gadis cantik berusia delapan belas tahun, tak menyangka rencana sang Ibu untuk menjebak kakak tiri mereka yang bernama Edgar agar tak menguasai seluruh kekayaan keluarga Collins justru menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.
Dia terjebak satu malam panas bersama Edgar tanpa keduanya sadari, dan setelah kejadian malam itu keduanya berusaha untuk menutupi scandal tersebut, namun yang terjadi justru perasaan cinta mulai tumbuh dihati keduanya.
Hubungan yang tak seharusnya terjadi di antara keduanya, karena mereka bersaudara satu ayah walaupun beda ibu justru semakin rumit dengan benih yang mulai tumbuh di rahim Lara.
Lalu bagaimana akhirnya jika keluarga mereka mengetahui hubungan yang terjalin antara Edgar dan lara? Dan apa jadinya jika Scandal yang dilakukan Edgar dan Lara justru membongkar kisah masa lalu kedua orang tua mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 4 Edgar Collins 2
"Mau kemana kau?" Edgar menatap tajam pada gadis dihadapannya.
"Hei, om lepaskan aku!" sentak Lara tak terima saat dirinya ditarik begitu saja bagaikan seekor anak kucing.
"What? Om?" Edgar menatap tak percaya pada gadis dihadapannya itu. "Kau tidak tahu siapa aku?" Ia melepas kacamata hitamnya.
Lara menatap pria dihadapannya dengan intens. Pria tampan dengan alis tebal berwarna hitam, hidung mancung, serta kedua mata berwarna hazel itu begitu sempurna sebagai sosok pria.
"Ah ya, kau pasti orang suruhan Robert." Tebak Lara sembari menyingkirkan tangan pria itu dari pakaian belakangnya.
"Orang suruhan?" Edgar menggelengkan kepalanya. Oh ayolah, dia sangat tampan dengan tampilan seorang eksekutif muda masa di samakan dengan seorang pesuruh. Dan tadi gadis itu menyebut Daddy mereka dengan sebutan Robert, yang benar saja. "Lara kau benar-benar tidak mengenalku?"
"Apa kau begitu penting untuk aku kenal?" Lara balik bertanya dengan berpikir keras, ia seperti pernah melihat pria itu tapi entah dimana ia lupa. "Apa kau seorang aktor? Atau seorang model, atau—"
"Ck, sudahlah ayo cepat! Aku tidak punya banyak waktu." Edgar malas untuk meneruskan pembicaraan mereka.
"Eh tunggu dulu! Bawa ini!" Lara mendorong kopernya kearah pria itu.
Edgar menatap koper tersebut dengan kesal lalu menendangnya. "Bawa sendiri, dasar tidak sopan."
"Hei kau yang tidak sopan!" Lara menarik jas pria itu dengan kesal karena kopernya ditendang begitu saja. "Aku akan melaporkan kau pada Robert, agar kau dipecat." Ancamnya.
"Dan aku akan melaporkan pada Dad Robert, agar kau menginap di Hotel saja bukan di apartemenku." Edgar mengancam balik sembari melepaskan tangan gadis itu dari jas nya.
"Dad Robert? Apa jangan-jangan kau?" Lara menutup mulut dengan ke-dua tangannya.
"Ya, aku Edgar Collins." Ucap Edgar sembari berjalan tanpa mempedulikan adiknya.
"Oh Edgar, kenapa tidak bilang dari tadi.." Lara tertawa menatap pria yang sudah berjalan jauh darinya. "Tunggu Edgar! Eh, kak Edgar..." Lara berlari mengejar sembari menarik kopernya dengan cepat. Bahkan ia sampai terjatuh dua kali karena langkah kaki Edgar yang sulit untuk dikejar.
*
*
Kini mereka berdua sudah berada di dalam mobil, saling diam tanpa ada yang mau memulai pembicaraan.
"Maaf aku tidak mengenalimu, karena Robert eh Dad Robert bilang yang menjemputku orang suruhannya." Ucap Lara pada akhirnya karena ia tidak nyaman jika semenit pun tidak mengeluarkan suara.
"Dad Robert.." umpat Edgar dalam hati. "Memangnya kau tidak pernah melihat foto ku?"
"Tentu saja pernah tapi hanya sekilas." Ucap Lara dengan jujur. Karena memang dia tidak terlalu fokus saat melihat foto Edgar saat Mom Miranda menunjukkannya.
Edgar menatap sekilas pada Lara lalu fokus kembali mengendarai mobilnya. Ia tak menyangka gadis nakal berusia sepuluh tahun itu kini berubah menjadi gadis remaja yang sangat cantik bahkan lebih cantik dari yang ia lihat di akun sosmed gadis itu. Ya, sebelum menjemput Lara ia melihat sosmed gadis itu terlebih dulu.
"Berapa lama kau di sini?"
"Selamanya."
"What?" Edgar sampai menginjak rem mobil dengan mendadak. "Kau serius?"
"Tidak aku hanya bercanda," Lara tertawa tanpa mempedulikan wajah Edgar yang terkejut. "Oh ya aku tidur dulu, setelah sampai bangunkan aku ya."
"Em..." Edgar hanya menjawab dengan bergumam sembari menatap sekilas pada Lara yang sudah memejamkan kedua matanya.
Setelah sampai di apartemen, Edgar membangunkan Lara dan membawa gadis itu masuk ke dalam apartemen miliknya.
"Kamarmu sebelah kanan," Edgar menunjuk kamar tamu. "Dan di sebelahnya kamarku."
Lara menganggukkan kepalanya sembari menatap ke seluruh ruang apartemen, ruangan yang cukup luas itu tampak sangat nyaman jika dijadikan tempat tinggal untuk gadis seperti dirinya. Nanti jika Lara berulang tahun ia akan minta sebuah apartemen pada Robert, jika tidak dikasih maka Lara akan meminta jatah bagiannya pada Mom Miranda setelah menyelesaikan misinya.
"Baiklah aku akan—"
"Ed kau sudah pulang?"
Lara menatap seorang wanita cantik yang keluar dari kamar sebelah kiri, itu artinya keluar dari kamar Edgar. "Oh my God, Itukah tunangan Edgar?" gumam Lara dengan terkejut.