Dark Romance !!
Judul dan sinopsis berganti.
Bagi Angie, Ryan adalah sosok lelaki gila yang tidak waras, yang tertawa puas setelah membunuh orang tua dan kakaknya sendiri.
Tapi kemudian, tragedi perayaan malam itu, membuat Angie mabuk dan tidur dengan Ryan hingga hamil. Awalnya, Angie ingin menyembunyikan kehamilannya dari Ryan, tapi..
“Kau pikir kau bisa menyembunyikan kehamilan dariku ?! Aku akan tetap bertanggung jawab dan menikahimu, sayang~” Ujar Ryan menyeringai dengan licik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnes Fetrika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Twentieth Three : Mencari masalah (2)
“Hmm~ berapa lama lagi, kita menunggu ??” Tanya Angie di sebuah lorong tunggu, sementara di ruangan itu mirip seperti ruang tunggu pada rumah sakit, dan disanalah Ryan dan Angie menunggu, sembari duduk di kursi yang panjang.
“Sebentar lagi..” Ujar Ryan sembari melihat ke arah jam dinding di depan mereka, lalu salah satu ruangan terbuka dan memperlihatkan seorang dokter.
“Atas nama, Angie Christine Manchelson.”
Ya, setelah menikah, marga Angie yang tadinya Steward kini berubah menjadi Manchelson. Jadilah Angie berdiri dan mengangguk, sang dokter kemudian mempersilahkan Angie dan Ryan untuk masuk.
“Itu saya.”
“Baiklah, Nyonya dan Tuan, silahkan masuk.” Ujar dokter itu dengan sopan, dan Ryan kemudian menggandeng tangan Angie masuk ke dalam ruangan pemeriksaan.
Angie terpana, ruangan pemeriksaan itu sama seperti pada rumah sakit umumnya, hanya saja disana tidak terdapat mesin USG untuk memeriksa dan melihat kondisi bayi, dan hanya ada ruangan tempat tidur, dan peralatan pemeriksaan lainnya.
Ryan dan Angie duduk di kursi yang sudah disediakan, dan kemudian sang dokter duduk berhadapan di depan mereka.
“Jadi, apakah ada keluhan dengan kehamilanmu ??” Tanya sang dokter, Angie sendiri sebenarnya bingung.
Karena biasanya, terdapat perasaan atau keluhan tertentu saat hamil, tapi Angie sama sekali tidak merasakan keluhan apapun, bahkan rasa sakit di bagian perut atau rasa nyeri di perutnya atau pinggulnya.
“Tid.. Tidak ada.. Aku sendiri tidak tahu, tapi belum ada keluhan apapun dari tubuhku.” Ujar Angie dengan sedikit merasakan kebingungan, sementara sang dokter menganggukkan kepalanya.
“Begitukah ?? Tidak apa, itu artinya kandunganmu baik-baik saja dan sehat.”
“Eh ?? Tapi.. Apakah kau yakin ??”
“Ya, karena usia kandunganmu masih sangat muda, jadilah masih belum ada keluhan apapun, itu wajar.” Ujar sang dokter menjelaskan, sementara Angie masih memberikan tatapan sangsinya itu.
Ryan memegang pundak Angie, “Baiklah kalau begitu dokter.. Apakah ada vitamin sesuatu yang harus di minum oleh istriku ini ??” Tanya Ryan kepada sang dokter.
“Biar aku berikan vitamin khusus untuk istrimu. Dan aku harap, kandunganmu sehat selalu.” Ujar sang dokter itu dengan ramah, meskipun mereka tidak bisa melihat wajahnya karena mengenakan masker dan juga pakaian yang sangat tertutup, jadilah Angie hanya mengira-ngira jika sang dokter sedang tersenyum ke arah mereka.
“Baiklah, kalau begitu.” Ujar Ryan dengan final, sementara sang dokter berpesan untuk menunggunya sebentar, dan dokter lelaki itu kemudian bangkit berdiri, menuju ke arah sebuah rak dibelakangnya, dan meraih sesuatu dari dalam rak tersebut. Terlihat beberapa pil yang dimasukkan ke dalam plastik putih, dan dokter itu kembali kemudian menyerahkan pil yang sudah dikemas.
“Ini adalah vitamin kesehatanmu, minum 2 kali sehari, setelah makan pagi dan malam.” Ujar sang dokter itu, Angie menerimanya dengan penasaran, tapi dia mengangguk saja.
“Baiklah, terima kasih banyak dokter.”
“Sama-sama, pemeriksaan sudah selesai, kalian bisa meninggalkan ruangan pemeriksaan ini.”
Angie dan Ryan meninggalkan ruangan pemeriksaan itu. Angie sendiri sebenarnya banyak keraguan mengenai sang dokter dan juga ada banyak hal yang masih dia tidak mengerti, dan dia ragukan terutama mengenai kehamilannya itu. Beberapa kali Angie membelai bagian perutnya itu, tapi ya Angie berusaha untuk tetap yakin adanya kehidupan lain di dalam perutnya itu.
“Ah, tunggu sebentar, aku ingin ke kamar mandi.” Ujar Angie secara tiba-tiba, saat dirinya melihat tanda kamar mandi yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri, Ryan menolehkan kepalanya ke arah kamar mandi itu.
“Tentu saja, aku juga ada urusan sebentar, nanti aku akan menyusulmu.” Ujar Ryan membelai rambut Angie. Wanita itu menganggukkan kepalanya, dan kemudian Angie melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi, dan Ryan mengawasi istrinya itu hingga sang istri masuk ke dalam. Barulah Ryan pergi dari sana.
Angie yang sudah masuk ke dalam kamar mandi, kemudian mengintip dari pintu kamar mandi. Ya, Angie tahu ada sesuatu yang disembunyikan oleh Ryan dan dokter tadi, dia bisa melihat sedikit gerakan mata sang dokter saat memandang ke arah Ryan. Bukan, bukan tatapan penuh cinta, itu menyeramkan. Tapi tatapan yang penuh dengan arti dan makna, jadilah Angie berfikir akan berpura-pura ke kamar mandi, dan saat yang tepat dia ingin menyelidiki semuanya.
Benar dugaan dari Angie, Ryan kembali masuk ke dalam ruangan pemeriksaan itu tadi, Angie kemudian mencoba melangkahkan kakinya mendekati ruang pemeriksaan. Kebetulan jendela di ruangan itu sedikit terbuka, dan pintu ruangan itu juga sedikit memberikan celah disana. Angie tidak bisa mendengarkan apapun, tapi dia sempat melihat Ryan memberikan sesuatu kepada sang dokter, seperti sebuah amplop, dan entah berisikan apa itu.
Angie yang melihat itu, hanya berharap jika amplop itu tidak berisikan sesuatu yang aneh, Angie kemudian menyudahi saja aktivitasnya mengintip, dan memilih untuk melangkahkan kakinya kembali ke kamar mandi, tapi tanpa suara sedikitpun. Berharap saja, Ryan tidak mengetahui kegiatannya tadi.
Angie ingin, saat Ryan keluar nanti, lelaki itu tidak akan curiga, dan Angie akan tetap keluar dari kamar mandi, dengan Ryan menunggunya di luar. Angie yang sudah masuk ke dalam kamar mandi itu, kemudian mencuci tangannya sebagai bentuk mengelabui Ryan, agar terkesan jika Angie benar-benar habis menggunakan kamar mandi. Saat sedang mencuci tangannya di wastafel, tiba-tiba Angie mendengarkan sebuah suara langkah kaki, berfikir jika itu pengunjung lainnya yang masuk, Angie hanya membasuh dengan santainya, hingga sebuah tangan memegangnya, Angie terkejut dan hendak berteriak, tapi sebuah tangan itu menempelkan jarinya di bibir Angie, agar wanita itu tidak mengeluarkan suara sedikitpun.
Angie terkejut, melihat wajah yang menyeringai licik di depannya.. Tom menatapnya sembari menyeringai dengan licik disana, Angie menggelengkan kepalanya.
“Ma.. Mau apa kau ??” Tanya Angie dengan terkejut, panik dan bingung menjadi satu dengan rasa takut.
“Ohh~ Angie, betapa bodohnya kau mau dibodohi oleh Ryan.” Ujar Tom dengan nada sinisnya.
“Apa maksudmu ?!” Ujar Angie dengan kesal.
“Pfftt.. Apa kau benar-benar yakin, kau hamil ??” Ujar Tom dengan nada curiga dan penuh selidik disana.
“Aku hamil ataupun tidak, aku sudah sah menikah dengan Ryan.”
“Ahh, jadi kau menerima saja, jika dia menipumu ?? Apakah kau mencintai lelaki itu.. ?? Seseorang yang terobsesi kepadamu ??”
“Kau tidak berkaca ?? Bukankah kau juga sama, terobsesi denganku ?!” Ujar Angie dengan sinisnya kepada Tom, tapi tangannya berusaha memberontak agar terbebas dari pegangan tangan Tom yang memegangnya.
Tom hanya terkekeh licik disana, sementara Angie hanya menatapnya dengan sinis dan kesal.
“Lepaskan aku !!” Ujar Angie dengan kesalnya, dan menggerakkan tangannya secara kasar agar terbebas dari pegangan tangan Tom.
“Aku akan melepaskanmu, jika kau mau melakukan **** denganku.”
“Menjijikan !! Aku tidak mau melakukannya denganmu !!”
“Tapi, kau melakukannya dengan Ryan. Bahkan tanpa hubungan apapun, disaat kau masih menjadi tunangan denganku ?? Oh ya Tuhan.” Ujar Tom dengan sedikit sinis disana.
ceritanya bagus aku suka cmn bagian hamilnya yg kurang tepat sih..
semangat y thor💪
SPT nonton film beneran.