Jika di kehidupan sebelumnya Rania sangat mencintai suaminya, maka di kehidupan kali ini Rania akan mengabaikan suaminya.
Suami di kehidupan sebelumnya yang di rumor kan menjalin hubungan dengan seorang pria.
Akibat rumor yang terus berkembang tersebut lah Rania harus mengalami kecelakaan hingga meninggal di tempat dan kemudian mengulang kehidupan nya kembali ketiga tahun sebelumnya.
yukk jangan lupa di baca sampe tamat yaaa📍📍📍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Devi chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. Seolah Tahu
"Aku ingin kita tidak menunda memiliki anak," ucap Suga di sela-sela sarapan bersama Rania.
Rania hanya merespon dengan anggukan. Namun di dalam hati Rania sebenarnya agak was-was jika setelah ini dirinya akan di nyatakan hamil.
Bagaimana jika bayi yang di lahirkan nya ternyata berjenis kelamin laki-laki karena dinyatakan hamil lebih cepat dari yang pernah terjadi di kehidupan nya dulu?
Lantas bagaimana dengan putri kesayangannya yang pernah di lahirkan nya dulu? Apakah tidak akan pernah lahir di dunia ini jika dirinya kali ini melahirkan bayi laki-laki?
"Tidak! Aku tidak boleh hamil lebih cepat! Aku harus hamil di bulan yang sama seperti di kehidupan ku yang dulu agar bisa kembali melahirkan putriku yang sangat ku rindukan. Lima bulan setelah pernikahan, tepat di bulan itu," batin Rania dengan perasaan kalut.
Sebenarnya Rania sangat lah menderita karena dia yang tengah mengulang kehidupan dan hidup di bawah bayangan di kehidupan nya yang dulu.
Kematian nya yang sangat tragis, kebenaran dan keberadaan suaminya yang dulu menghilang begitu saja membuatnya semakin tertekan seorang diri.
"Aku harus mencari peramal. Peramal yang mengetahui apa yang pernah terjadi padaku dan kenapa aku bisa mengulang waktu," batin Rania setelah mengantar kepergian sang suami yang hendak berangkat ke perusahaan.
Setelah nya Rania segera membeli pil kontrasepsi di sebuah apotek secara diam-diam dan kemudian menelan nya sebutir.
Di dalam mobil, Rania nampak berfikir dengan sangat keras.
Semua orang terdekat nya pasti akan berfikir dan mengiranya sebagai orang gila jika mengatakan bahwa dirinya pernah meninggal sekali.
"Masih adakah peramal yang benar-benar peramal dan bukan penipu? Dari pada mencari peramal yang sulit di temukan, mending aku menemui steve lebih dulu," putus Rania kemudian.
Dengan perlahan mobil pun melaju menuju ke sebuah hotel berbintang lima yang memakan waktu kurang lebih satu jam.
Jam-jam dimana seluruh pekerja sedang melakukan aktivitas. Tak terkecuali Steve yang merupakan calon penerus berikut nya yang memegang kendali hotel luxury.
Memasuki hotel tersebut, Rania nampak sangat di hormati oleh seluruh karyawan yang di temui nya.
Rania sendiri begitu terkejut melihat begitu sopan nya karyawan yang Steve miliki.
Berbeda dengan karyawan di perusahaan milik suaminya tersebut yang kebanyakan masih terlihat memandangnya sebelah mata karena menganggapnya sebagai wanita angkuh dan murahan.
"Tuan Steve telah menunggu anda di ruangan nya, Nona. Mari saya antar," ujar seorang resepsionis dengan sangat ramah.
Rania pun mengikuti langkah resepsionis tersebut walaupun sudah mengetahui dimana letak ruangan milik sepupunya tersebut.
Memasuki ruang kerja Steve, dirinya pun di sambut Steve dengan pelukan hangat.
"Steve! Jangan lagi memelukku seperti ini karena aku bukan anak kecil lagi," ucap Rania dengan mendorong tubuh Steve agar memberinya jarak.
Bisa salah paham lagi jika ada yang melihat tindakan Steve yang memeluknya seperti itu.
"Itu sudah ada orang lain yang melihatnya," balas Steve dengan menunjuk seseorang yang nampak duduk di sofa dengan santai.
Sedangkan seseorang yang di tunjuk oleh Steve nampak melambaikan tangan nya.
"Salam kenal nona. Namaku Eric," ucap Eric dengan menatap wajah Rania dengan tatapan penuh kagum.
"Saya Rania," balas Rania dengan singkat.
Rania sudah tidak heran lagi jika teman-teman Steve kebanyakan berwajah tampan dan berambut pirang karena ayah Stave yang berkebangsaan Amerika tersebut memiliki banyak koneksi orang-orang berambut pirang.
"Adik sepupu Steve kan? Kenapa baru sekarang ya kita bisa bertemu? Padahal aku sering berkunjung ke Indonesia dan ke hotel ini lho?" Ucap Eric dengan mata semakin berbinar.
"Dia sudah bersuami," ujar Steve dengan mengusap wajah genit Eric.
"Ah sayang sekali. Tapi tidak masalah kan Steve kalau aku menunggu sepupumu Rania menjadi janda? Pasti kita akan menjadi sahabat sekaligus kakak dan adik ipar," bisik Eric dengan menatap wajah Rania dengan tanpa berkedip yang membuat Rania risih.
Mendengar ucapan Eric yang memang belum tahu siapa suami Rania pun membuat Steve terus menggelengkan kepalanya.
"Rania sampai kapan pun tidak akan melepaskan suaminya. Gelombang tsunami menghantam atau bahkan dapat mengulang hidup kembali sekali pun masihlah suaminya yang tetap di jadikan nya prioritas," jawab Steve dengan menatap indahnya pemandangan ibukota dari balik jendela.
Rania yang mendengar ucapan Steve yang seolah mengetahui perihal mengulang hidup kembali pun seketika membuat dada nya berdebar kencang.
"Steve, apa kamu mengetahui jika ak—"
"Aku tidak tahu apa pun yang kamu maksud. Bagaimana jika kita makan siang bersama ke restoran yang ada di dalam hotelku ini? Aku akan menjamu kalian dengan menu spesial yang hanya tersedia di hari-hari tertentu saja," balas Steve dengan cepat serta segera mengalihkan pembicaraan tanpa menatap wajah Rania lagi.
Rania yang mendengar jawaban Steve hanya mampu menganggukkan kepala saja.
"Ayo cepat, kamu harus makan makanan yang banyak agar tidak sekurus ini," ucap Steve kemudian dengan mengusap rambut Rania dengan penuh kelembutan.
"Astaga, aku di tinggalkan seolah aku tidak terlihat. Woii Steve!" Teriak Eric dengan mengikuti langkah Steve dan Rania yang seolah meninggalkan nya seorang diri di dalam ruang kerja Steve tersebut.
