NovelToon NovelToon
The Wicery Town Story

The Wicery Town Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:669
Nilai: 5
Nama Author: Si Bogeng

Sebuah cerita yang berfokus kepada seorang remaja bernama Celvin Lloyd Relgi. Dia berangan-angan untuk menjadi seorang pahlawan kelas-S terkuat yang pernah ia dambakan. Bersama teman-temannya mereka pergi berpetualang dengan keseruan, candaan, suka dan duka akan mereka alami pada perjalanan mereka. Musuh-musuh yang menjadi lebih kuat seiring berjalannya waktu membuat Celvin ingin menjadi semakin kuat demi melindungi orang-orang yang ia pedulikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si Bogeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 18: Awal dari Perjalanan Jauh

Sementara itu, kami berenam sedang melakukan perjalanan yang sangat jauh untuk mencari keenam dari batu kristal “Primordial” itu. Tapi secara tiba-tiba, terdengar sebuah guncangan yang sangat kuat di bagian langit-langit gua. Aku yang tersentak, lalu terlihat waspada dan kemudian bertanya.

“Apa itu tadi?!”

“Entahlah, kupikir semacam gempa” ucap Kai sambil melihat-lihat sekitar dengan waspada.

“Gempa? Apa hal itu bisa terjadi di sini?” tanyaku dengan kebingungan sambil menggaruk kepalaku.

“Tentu saja! Kamu tau kan gimana gempa terjadi?” jawab Kai, sambil menoleh ke arahku.

“I-Iya. Aku juga tau itu” ucapku dengan senyuman yang canggung.

Nadanya kok kayak ngeremehin banget ya?

“Sudah, cukup basa basinya. Finn, buka peta yang diberi oleh Aldat tadi” ucapku pada Finn.

Finn lalu membuka ranselnya dan mengambil peta itu. Tapi ketika dia membuka peta itu, Finn tiba-tiba terkejut dan kemudian berkata pada kami.

“Uhh… teman-teman, kita punya sedikit masalah” ucap Finn, sambil memegang peta itu dengan wajah yang tampak cemas.

Kami pun menoleh pada Finn, dan kemudian mencoba untuk melihat isi dari peta itu. Dan benar saja, memang ada yang tidak benar dari peta itu.

“Kosong?!!” Teriakku dengan kebingungan.

“Huh? Atau Aldat salah memberikan kita peta ya?” ucap Finn yang masih memegangi petanya.

“Jelas nggak mungkinlah. Dia kan seorang ‘Shaman’” ucap Alvin pada kami.

Kami masih mencoba mencari tahu apa yang terjadi dengan petanya. Sampai kemudian…

“Sini. Coba berikan padaku!” Ucapku sambil mengulurkan tanganku.

Finn kemudian memberikan peta itu padaku. Dan seketika, terdengar suara seperti energi. Dan peta itu tiba-tiba bersinar ketika aku yang memegangnya. Terkejut dengan kejadian yang barusan, Alvin lalu memuji-mujiku. Yah... agak canggung sih kalau dipikir-pikir.

Terlihat sebuah gambar dan tulisan aneh pada peta itu. Yang menunjukkan sebuah bentuk seperti permata di tengahnya yang dikelilingi oleh sebuah makhluk-makhluk aneh. Aku yang kebingungan dengan tulisan itu, kemudian bertanya pada Kai.

“Uh… Kai. Apa maksud dari tulisan ini? Kau tau tentang tulisan ini?”

“Hm… sayangnya, tidak. Aku tidak mengenali tulisan ini sama sekali,” ucap Kai sambil menggelengkan kepalanya.

Aneh. Tulisan macam apa ini? Apa mereka nggak tahu maksud dari…

“Barat. Terletak jauh di dalam jantung dari gua, dan diselimuti dengan kain putih. Menempel di langit dengan delapan jarum. Dan melewati keindahan, adalah batas kematian,” ucap Violet dengan nada yang datar.

Kami, yang terkejut tak bisa berkata-kata karena terkagum dengan kemampuan Violet. Dengan terkesan, aku kemudian bertanya pada Violet.

“V-Violet? Kamu bisa baca tulisan ini?”

“Ya. Ini adalah bahasa Galdia-Arcanian, bahasa yang digunakan oleh bangsa Galdia pada zaman Arcanian dulu” Jawab Violet sambil menyilangkan tangannya.

Kai yang sangat terkesan, kemudian menatap ke arah Violet lalu berkata.

“Wah! Tak kusangka. Dari mana kau bisa tau bahasa itu?” Tanya Kai pada Violet.

“Buku Kakekku. Dia pernah menyimpannya di gudang. Karena penasaran, maka kubaca lah buku itu” jawab Violet pada Kai, dengan nada yang datar.

Ternyata bahasa Arcanian toh? Wajar aja sih aku nggak paham. Lagian itu kan memang bahasa yang sangat kuno.

“Baiklah kalau begitu. Kemana kita harus pergi selanjutnya?” tanyaku sambil memegang peta itu.

“Ke arah barat kan?” tanya Kai, sambil memiringkan kepalanya.

“Ya. Mungkin kau benar, tapi… bagaimana kita tahu mana arah barat!?” Tanyaku pada Kai dengan nada yang tinggi.

Kai lalu menggaruk kepalanya laaku tersenyum ringan sambil berkata.

“Eh? Benar juga”

Aku lalu kembali menoleh ke arah Finn, dan kemudian bertanya jika dia membawa sesuatu yang berguna.

“Hey. Finn, coba kau cari di ransel itu. Apakah ada benda yang bisa kita gunakan?”

“Ya. Tunggu sebentar”

Jawab Finn padaku. Finn lalu membuka kembali ranselnya dan mencoba mengobrak-abrik isi dari ransel itu.

“Kenapa harus aku yang membawa tas berat ini?!” Ucap Finn, yang sedang protes.

Ya. Bagaimanapun, ransel yang dibawanya itu cukuplah besar dan berat. Jadi wajar kalau dia protes dengan berat ransel itu. Lagian, dia juga kan seorang pengguna kekuatan elemental petir? Jadi akan menghambat banget pergerakannya

*Grasak Grusuk Grasak

Terlihat, Finn sedang mencari sesuatu dengan mengobrak-abrik ranselnya.

“Gimana, Udah ketemu?” Tanyaku yang sedang menunggu pada Finn.

Finn lalu dengan wajah yang kesal berbalik ke arahku dan berkata sambil teriak.

“Coba sini kau aja yang cari!! Protes aja dari tadi!” Teriak Finn yang kesal.

“Yaudah sini. Biar aku aja yang cari. Lagian cari apaan sih lama amat?” ucapku sambil maju untuk mencari navigasi gua.

Aku lalu menggantikan Finn, untuk mencari alat Navigasi itu. Terlihat Finn, yang sedang berdiri di sampingku dengan menyilangkan tangannya dan wajah yang tampak marah.

Dia kayaknya udah muak banget.

“Tunggu Celvin. Ini aku ad…” ucap violet yang coba mengatakan sesuatu.

“Tidak perlu! Biar aku saja yang mencari. Kamu tunggu saja” ucapku dengan percaya diri yang sedang mencari.

Duh! Banyak banget sih. Lagian apa yang ditaruh oleh Alice, ditas ini? Batu?

“Akh?!” Ucapku dengan terkejut.

Aku lalu mengangkat benda yang kupegang dari tas itu. Dan dengan terkejut, aku pun berkata.

“K-Kentang?! Lalu… Batre? Lah, kita senter aja gak ada” ucapku sambil kebingungan.

“Sekarang kamu pahamkan kenapa aku nyarinya lama?” Ucap Finn, dengan nada yang rendah.

“Celvin! Tunggu dulu!!” Teriak Violet padaku.

“Apa sih Vi?! Orang lagi sibuk. Pergi main sana,” jawabku dengan tampak frustasi pada Violet.

Violet lalu mendekatiku dan dia mengangkat tangannya dengan tinggi. Aku yang menyadari itu lalu berbalik arah, tapi sudah terlambat.

*PLAK!!

Terdengar suara tamparan yang sangat keras melayang tepat di pipiku. Aku yang tak dapat menahan rasa sakitnya kemudian berteriak dengan kencang.

“AHHHHHHH!!! UNTUK APA KAU MELAKUKAN ITU?!!” Tanyaku pada Violet, sambil tersungkur di tanah dan memegangi bekas tamparannya.

Violet lalu menggenggam kerah bajuku dan sambil mendekatkan wajahnya padaku, dia berkata dengan nada seakan ingin membunuh.

“Kau tahu itu untuk apa?! Satu, kau mengabaikan perintahku. Dua, kau anggap aku ini seperti anak kecil atau hal yang tidak penting. Dan yang paling fatal, KAU MENGABAIKANKU SAAT AKU BERBICARA!! Padahal sudah ku ingatkan tadi!”

Auranya. udah kayak pembunuh aja, aku harus berhati-hati dengannya. Bagaimanapun… dia ngingetin aku pada Nevy. Kelakuannya hampir persis kayak Nevy, tapi ini lebih brutal lagi sih.

“I-Iya. M-Maafkan aku!” Ucapku sambil ketakutan.

Violet, lalu mendekatkan wajahnya lebih dekat lagi kepadaku dan berkata.

“Tcih! Lihat saja. Jika kau berani macam-macam lagi. Maka ingatlah, akulah yang akan membereskanmu, paham?!!” ucap Violet yang memalingkan wajahnya sebentar, dan kembali menatapku dengan tajam.

Violet kemudian melepaskanku dan membuatku terhentak ke tanah dengan ringan. Aku yang kega kemudian teringat lagi dengan. Apa yang ingin ia sampaikan.

“Oh iya. Violet, apa yang ingin kau bilang tadi?” Tanyaku pada Violet.

Violet lalu meraba sesuatu di kantongnya. Dan terlihat dia mengeluarkan semacam alat berbentuk bola kaca dengan anak panah yang berada di tengahnya dan dua lingkarang yang berwarna kuning disekitarnya.

“Apa itu?” Tanyaku pada Violet.

Violet lalu menghela nafasnya. Sambil memegang alat itu, Violet kemudian menjelaskan.

“Ini adalah ‘Deepcore Navigator’. Dikarenakan konsentrasi EC yang sangat tinggi di dunia bawah dan juga kekuatan magnet yang tidak stabil. Maka Deepcore Navigator, diciptakan untuk menetralkan konsentrasi EC itu.

“Ternyata begitu. Kenapa gak kasih tau dari tadi…” ucapku sambil mengusap-usap kepalaku.

“JUSTRU ITULAH YANG INGIN KUBERITAHU!!!” Teriak Violet dengan marah.

Aku yang tersentak hanya bisa meminta maaf pada Violet.

“Eh… iya deh. Aku minta maaf”

1
Raptor gamer
Ngakak banget!
Lourdes zabala
Aku merasa seperti ikut hidup dalam cerita ini, dari setiap aksi hingga percintaannya 💕
izzky.
Tema ceritanya sangat menarik, semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!