Adelia ( Msytery On Cruise Island )

💜💜💜💜

"Aku akan menjemputnya"

"Kau tidak akan kemana mana Dion"ucap tegas Eldrik yang sangat melarang Dion untuk pergi ke pulau yang lebih berbahaya dari sebelumnya.

"Tapi kak .."

"Tidak akan ada yang pergi ke sana , baik kamu maupun Adelia , dilarang untuk pergi ketempat itu lagi"ucap Eldrik memotong perkataan Dion.

"Meski aku tidak akan pergi kesana , tetapi mereka pasti memiliki rencana agar membuatku kembali ketempat itu , sebab tanpa *Alpa* maka mereka tidak akan bisa masuk ke kota itu"sahut Adelia yang ingin membuat Eldrik mengerti seperti apa posisinya sekarang.

"Maksudnya nona?"bingung Kenzi.

"Penjaga di kota itu bukanlah seorang manusia , melainkan sebuah robot Android yang di tempatkan di beberapa titik , dan mereka sudah di program tidak akan mengijinkan siapapun keluar masuk kota itu tanpa ijin dari tuan mereka"jelas singkat Adelia yang di batu dengan *Alpa* yang memperlihatkan beberapa Android yang sedang berjaga.

"Siapa tuan mereka nona?"

"Jeryco Alexander , penjaga pulau yang tewas beberapa waktu lalu"

"Jika seperti ini bagaimana mungkin kita bertanya pada orang yang sudah tiada"ucap Kenzi yang merasa buntu saat di depan mata dia sudah mengetahui keberadaan sang adik , namun nyatanya dia masih belum bisa menjemput sang adik yang terkurung di pulau itu.

"Masih ada satu cara"ucap Adelia yang membuat Kenzi dan Garen merasa lega jika mereka masih bisa bertemu orang yang sangat berarti bagi mereka.

"Apa itu nona"ucap antusias mereka secara bersamaan.

"Kupikir Daddy Dominic tahu sesuatu mengenai wasiat yang di berikan Jeryco pada Daddy"sambil melihat layar laptop milik Alvin yang masih terlihat wajah Dominic dan Delano disana.

"**Apa yang kamu maksud adalah sebuah kode yang di berikan oleh Jeryco pada Daddy**?" ucap Dominic dalam panggilan video call itu.

"Itu benar , kode itu adalah kartu As untuk masuk ke kota itu"

"**Daddy akan menyuruh Max mengirimkan kodenya sekarang**" ucap Dominic yang kemudian menyuruh Max untuk mengirimkan kode itu pada Adelia.

Dan dalam selang waktu beberapa menit , ada sebuah notifikasi email dari Dominic di laptop Adelia.

"*Alpa* tolong pecahkan kodenya"ucap Adelia yang menyuruh Alpa untuk melakukan tugasnya memecahkan kode yang di berikan Dominic tadi.

"*Harap tunggu sebentar nona*" ucap *Alpa* yang kemudian mulai bekerja memecahkan kode tersebut.

Dan sambil menunggu *Alpa* selesai memecahkan kodenya , Adelia melihat kearah Eldrik yang duduk di sebelahnya , lalu menyamankan duduknya hingga berhadapan dengan Eldrik.

"Aku tahu kamu khawatir mengenai diriku , tapi tolong .. dan aku janji ini untuk terakhir kalinya , biarkan aku membantu mereka dengan ikut pergi ke sana , meskipun aku tetap di sini , anak buah King pasti tidak akan berhenti mengincarku"ucap Adelia mencoba memberi pengertian pada Eldrik.

"Maksudmu sayang?"bingung Eldrik.

"Kejadian di kafe kemarin ada hubungannya dengan informasi yang di dapatkan King mengenai benda yang diambil kak Kenzi waktu itu , mereka memang tidak tahu ada Alpa di dalamnya , namun mereka sudah tahu jika benda itu ada padaku"jelas Adelia yang sempat meminta Alpa untuk mencaritahu siapa orang yang sudah menyerang nya di kafe kemarin.

Dan informasi yang Adelia dapatkan jika mereka adalah orang yang di suruh King untuk mencaritahu kebenaran mengenai informasi yang dia dapatkan tentang barang yang menjadi incaran mereka sejak dulu.

"Jadi King masih hidup?"sahut Garen tidak percaya jika orang yang mereka anggap berbahaya , teryata masih hidup dan kembali mengiginkan benda yang bukan miliknya.

"Itu benar kak , dan sekarang dia sedang bersembunyi , sebab dia sudah menjadi buronan anak buah Daddy , bukan begitu Dad?"sambil melihat layar laptop milik Alvin.

"**Ya .. Daddy memang sedang menyuruh orang untuk mencari keberadaannya , namun sampai sekarang Daddy masih belum bisa menemukan nya karena sepertinya dia sangat baik dalam bersembunyi**" ucap Dominic mengenai pencarian King.

"**Dia tidak akan mungkin bisa bersembunyi dengan sangat baik jika tidak ada yang sedang membantunya , dan sepertinya kau harus lebih waspada dengan orang orang di sekitarmu**" sahut Delano yang memiliki firasat jika ada seorang mata mata di organisasi yang di pimpin oleh Dominic.

"**Kau benar juga Lan , terimakasih sarannya , aku akan mulai pembersihan secepatnya**" ucap Dominic yang menyeringai , tetapi bukan pada Adelia , melainkan pada Delano yang sudah mengingatkan dia jika ada seorang mata mata yang bersembunyi di organisasi miliknya

Dan Dominic bisa pastikan jika hal itu tidak akan lama , sebab dia sudah memiliki rencana dengan si mata mata , dan mungkin hal itu akan membuat dia tidak bisa lagi menghirup udara segar di luar sana , karena tak ada yang bisa menebak bagaimana Dominic menghukum mangsanya.

Sedangkan Adelia masih terdiam sambil memperhatikan kedua Ayahnya yang sedang bicara , dan Eldrik tahu jika Adelia khawatir dengan keselamatan Dominic disana , oleh sebab itu Eldrik mengusap kepala Adelia dan tersenyum saat Adelia melihatnya.

"Aku tahu kamu khawatir , tetapi mereka akan baik baik saja"ucap Eldrik menenangkan Adelia.

"Ya .. kuharap begitu"ucap Adelia yang tersenyum melihat ke arah Eldrik dan kelayar laptop yang masih menyala dan masih tersambung dengan Dominic dan Delano di seberang sana.

"*Kode berhasil di pecahkan*"

Ucap *Alpa* yang membuat Adelia kembali fokus dengan layar laptop miliknya.

"Simpan semua data data yang diperlukan di folder rahasia , dan lengkapi dengan virus serta sistem keamanan berlapis"perintah Adelia pada *Alpa* , yang sesaat kemudian *Alpa* melakukan apa yang diperintahkan oleh Adelia.

Dan setelah semuanya selesai Adelia mematikan sistem *Alpa* , lalu melihat kearah semua orang yang sedang berkumpul di sana.

"Jadi .."

"Gue bilang gue akan pergi ke pulau itu"sahut Dion yang masih keukeh dengan keinginannya.

"Tuan muda , biar saya saja yang menjemput adik saya dan .."

"Apa kau masih menganggapku sebagai anak kecil kak , kau bahkan tidak tahu sekeras apa aku berlatih saat kau memilih untuk pergi"ucap Dion yang memotong perkataan Kenzi yang belum selesai.

"Ini sudah menjadi keputusanku , dan tidak akan ada yang bisa merubahnya , termasuk itu adalah kakakku sendiri"ucap Dion yang kemudian beranjak pergi dari tempat itu dan membuat Eldrik terlihat mendesah lelah saat mendengar keputusan Dion barusan.

"Percayalah pada saudaramu El , paman yakin jika dia sudah banyak berkembang sejak terakhir kali kamu melihatnya , meski paman juga khawatir mengenai keselamatannya , namun untuk kali ini paman hanya ingin percaya dengan perkataan putra paman"sahut Liam yang mendukung keinginan Dion.

Hingga hal itu mau tidak mau membuat Eldrik mengikuti apa yang diinginkan kekasih juga adik sepupunya itu.

"Siapkan semuanya Ravi , kita berangkat tiga hari lagi"ucap Eldrik yang kemudian memilih berdiri dan pergi dari tempat itu.

Diikuti oleh Adelia yang juga pergi menyusul Eldrik yang sepertinya ingin menemui Rion di hutan belakang mension , hal yang sama yang dulu pernah Eldrik lakukan di saat Reon masih hidup.

**♤♤♥︎◇♥︎♤♤**