NovelToon NovelToon
Tetaplah Disini

Tetaplah Disini

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama
Popularitas:43.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: Ayu

Mahendra laki laki tegas dan berpendirian, ia jatuh cinta pada Retno adik tunangannya.
Satu malam Hendra melakukan kesalahan besar pada Retno, sehingga membuat gadis itu pergi meninggalkan kota kelahirannya.
Bertahun tahun Hendra hidup dalam penyesalannya, hingga tujuh tahun kemudian Retno kembali ke kota kelahirannya dengan calon suaminya.
apakah yang akan terjadi pada Retno dan Hendra, apakah kebencian masih menguasai hati Retno? dan masihkah Hendra mencintai Retno?, selamat membaca..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bunga di trotoar

Kota itu sejuk seperti biasanya, meski waktu sudah menunjukkan jam dua siang, namun tidak ada terik matahari yang membakar kulit seperti di kota kota lain.

Retno dan temannya berboncengan motor melewati jalan raya yang biasa ia lewati setiap hari, rambut mereka yang tidak tertutupi helm terbawa angin kesana kemari, sementara keduanya terlihat ceria berbincang sambil ber haha hihi, maklum saja, keduanya masih remaja belia, sebulan lagi keduanya akan melepas status pelajar SMA nya dan akan berpindah ke bangku kuliah.

Bunga bunga segar yang sengaja di pajang di pinggir pinggir jalan seakan tidak lelah menyambutnya setiap hari,

mulai dari anggrek, Krisan, mawar dan berbagai jenis bunga lainnya memenuhi trotoar.

Bunga bunga itu sengaja pajang untuk di jual oleh para petani Bunga, di tujukan untuk para wisatawan yang lewat atau sengaja berkunjung ke kota Batu.

Retno dan Lidia selalu bersama sejak kelas satu SMA, baik berangkat maupun pulang sekolah mereka lengket seperti lem super.

Hari ini giliran Retno yang menumpang motor Lidia tentu saja Lidia harus mengantarkan Retno terlebih dahulu kerumah Retno.

Setelah dua puluh menit berkendara akhirnya keduanya sampai di rumah Retno.

Lidia menghentikan motornya tepat di depan pagar rumah bercat abu abu muda itu.

" Besok kita libur kan? Tinggal menunggu kabar kelulusan saja?" kata Lidia,

" iya, besok kau kemana?" tanya Retno sambil melepas helmnya,

" Besok aku mau ikut ibuku merias pengantin, kau mau ikut?" tawar Lidia,

" ah tidak.. mau cari bunga liar di kebun ayahku,"

" cari bunga liar atau mau ketemu mas Rendi?" goda Lidia,

" huss..! Mas Rendi kan pekerjaannya memang mengurus kebunnya ayahku?" protes Retno dengan wajah sedikit memerah karena malu,

" lha iya, sambil menyelam minum air, sambil cari bunga sambil ketemu pujaan hati, hihihi..!" Lidia terus menggoda.

" Sudah ah pulang sana lid..!" usir Retno, belum Lidia menjawab, ada motor berhenti persis di belakang Lidia, ternyata itu Ratna, kakak kandung Retno bersama laki laki yang biasa di panggil Didit.

Didit adalah teman kecil Ratna, keduanya sudah dekat sejak SD, rumahnya tidak jauh, di kampung sebelah.

Retno kadang sering heran pada kakaknya itu, dia sudah mempunyai tunangan yang tentunya siap kapan saja menjemputnya, tapi kenapa ia selalu pulang kuliah dengan Didit, padahal Didit berbeda kampus dengannya.

Dan lebih herannya, kenapa tunangan kakaknya juga selalu diam saja meski tau kalau kakaknya sering pulang diantar laki laki lain.

Retno tau, tunangan kakaknya dan Didit juga saling mengenal baik, tapi bukankah aneh jika membiarkan tunangannya terus terusan di bonceng laki laki lain.

" Selamat sore Ret?!" sapa Didit pada retno,

" selamat sore mas.." jawab Retno pelan sembari melirik kakaknya yang turun dari boncengan didit.

" Wah.. Sudah mau lulus ini?! Mau lanjut kuliah atau menikah?" goda Didit,

" kuliah lah! Mbak Ratna saja kuliah, masa aku disuruh menikah!" jawab Retno cemberut,

melihat itu Didit tertawa,

" jangan menggodanya dit, dia itu tidak bisa di ajak bercanda.., sudah pulanglah, jemput aku besok pagi ya?!" ujar Ratna,

Didit tidak menjawab, namun ia tersenyum sembari mengangguk, terlihat jelas tatapan Didit yang tidak biasa pada kakaknya, dan kakaknya pun juga begitu.

" duluan ya Ret!" pamit Didit pada retno, laki laki itu segera menyalakan mesin motornya dan beralih pergi.

Setelah kakaknya masuk, Retno dan Lidia saling berpandangan,

" apa? Jangan tanya macam macam, karena akupun tidak faham pola pikir orang dewasa..!" ujar Retno sebelum di tanya oleh Lidia,

" Mas Hendra tidak pernah marah ya?" tanya Lidia,

" mana kutahu?" Retno mengangkat bahunya,

" Kok aku merasa mbak mu dan mas itu tadi ada hubungan khusus?"

" ah, entahlah lid, omonganku mana pernah di dengar olehnya, padahal aku sering bilang kalau ayah pasti marah kalau tau dia sering pulang diantar mas Didit,"

" wah.. Bisa jadi cinta segitiga ini Ret, kayak yang di sinetron sinetron, tunangannya dengan siapa, cintanya dengan siapa.." ujar Lidia,

" cepat sana kau pulang, langitnya mulai gelap ini, bukan aku mengusir..!"

" bukan kau mengusir? Ya ini namanya mengusir..! Ah sudah ah aku juga mau bantu ibuku menata baju baju pengantin.." Lidia menyalakan motornya, mengedipkan matanya sebelah, lalu segera menarik gas motornya dan pergilah teman baik Retno itu.

Sesampainya di dalam rumah Retno di sambut oleh ibunya,

" mana Lidia? tidak mampir?" tanya ibu Retno sembari menyiapkan kue di dalam kotak.

" Lidia mau ikut ibunya merias besok, karena itu dia langsung pulang untuk bersiap siap.." jawab Retno yang masih berseragam dan memakai tasnya itu.

" Buat siapa kuenya Bu? Kok di masukkan kotak?" tanya Retno mengambil satu biji kue kering buatan ibunya yang kelihatannya cukup gurih dan enak itu.

" buat budhe Ina dan pak Dhe Prawoto.." jawab ibunya,

" memangnya mereka mau kesini?"

" tidak, Hendra yang mau kesini, nanti ibu titipkan padanya,"

Mendengar itu Retno hanya mengangguk, ia kembali mengambil satu kue dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

" Ret, kulihat lihat.. Sejak dulu kau tidak pernah ramah pada Hendra, dia itu tunangan mbak mu, nanti Yo jadi mas mu.. ramah sedikit tho nduk, nyapa.., senyum.., basa basi.." kata ibunya kalem.

" Emoh..!" jawab Retno dengan wajah cemberut,

" dia saja tidak pernah senyum atau menyapaku Bu, lalu kenapa aku harus beramah ramah kepadanya?" imbuh Retno, Hendra memang tidak pernah menunjukkan sikap yang ramah atau bersahabat, jangankan mengobrol, senyum pada Retno saja tidak pernah, karena itu, setiap Hendra datang kerumahnya, Retno lebih memilih masuk ke dalam kamarnya agar hatinya tidak kesal.

" Tapi nduk.. Dia akan menjadi mas mu, dia dan kakakmu yang akan menggantikan ayah dan ibu untuk membimbingmu kelak..

Kau harus menghormatinya?"

" siapa bilang Retno tidak menghormatinya? Retno hormat kok, cuma tidak mau saja basa basi pada orang yang dingin seperti itu, soal dia akan menjadi pengganti ayah dan ibu, lha wong ayah dan ibu masih muda, sehat!

Biarkanlah mbak Ratna pergi mengikuti suaminya ketika sudah menikah, mas Hendra kan orang kaya, membeli sebuah rumah bukan masalah untuknya.." jawab Retno.

" Ya ampun nduk, kau ketus sekali sih kalau membahas soal Hendra dan mbak mu?"

ibunya benar benar heran melihat Retno yang seperti kesal itu, ibunya tidak tau dari mana munculnya rasa kesal Retno pada Hendra yang tenang dan tidak banyak bicara itu.

" Sisakan aku satu toples Bu, pokoknya satu toples untuk kumakan sendiri di kamar,"

" ibu sudah bilang, jangan makan di kamar Ret, di ruang tengah atau ruang tv kan bisa.. Kau ini sudah mau lulus SMA, bukan anak SD Ret.."

Retno diam tidak menjawab,

" oh ya, mbakmu pulang dengan siapa tadi? Kau lihat?" tanya ibunya tiba tiba,

" dengan siapa lagi, mas Didit.." jawab Retno mengambil satu kue lagi dan mengunyahnya,

" Astaga, mbak mu itu sulit sekali di nasehati, sudah di peringatkan ayahmu berkali kali agar menjaga jarak dengan Didit?" ibu Retno tampak kesal.

" Nah.. Mbah Ratna yang harusnya lebih ibu khawatirkan dari pada Retno yang membawa kue ke dalam kamar.." ujar Retno pada ibunya, gadis itu mengulas senyum lalu segera berbalik pergi menuju kamarnya.

1
Lyna Elza
idiihh. ngapain tuh bapakk Retno.... cuman duduk doang ajaaa...inikan Krn ulahmu juga
Pipit Fitriani
iya benar... cari di villa atau balik lg ke bandung
Isda Wardati K
berharap retno justru sembunyi di villa milik keluarga hendra
Mika Saja: iya semoga disna,kan pasti orang gak kepikiran smpai kesna
total 1 replies
Mika Saja
mba ayu Retno diumpetin dimna to,,,,kasihan tuh PD nyari2🤭🤭
evi Lusi
sebenarnya antara sedih dan lega
evi Lusi
astaga. kemana km Retno
tina napitupulu
kabur ke kandang kuda
tina napitupulu: cuma itu yg terlintas kak...🫣🫣
ayuningdianti: 😂😂😂😂 ya ampun kak...
total 2 replies
Abian Arka
next
Isda Wardati K
terima kasih up nya.
sehat selalu mbk Ayu
Isda Wardati K
mbak Ayu pinter banget buat kami bahagia sekaligus sedih dan dag dig dug dg cerita hendra & retno.
Mika Saja
Retno kabur kan LG km Retno,,, hadeh mudah2an kabur kerumah Hendra ya mau ngajak kabur tp blm ketemu orangnya,,,,mba ayu diumpetin kemna retnonya🤭
Lyna Elza
Retno kabur juga karena bapakkkkk.....
Lyna Elza
mantap sekali Hendra ini, laki laki sejati, bertanggung jawab, Gak seperti bapakk nya Retno....gak bertindak
Iyee Kah
up up up
Dewi Lestari
Kamu dimana Retno....jangan pergi jauh2lah Ret....Hendra bawa kabar baik loh.....satukan mereka mb Ayu....lanjut up mb.
tina napitupulu
mau kemana itu bocah...pakek kabur lg...🫣🫣
Iyee Kah
jangan2 dibawa kbur mas hendra
Mika Saja
waduh....Retno nambah masalah baru,,,,,knp msh ngeyel to....mba ayu penasaran nih minggat kemn Retno
Pipit Fitriani
Rindu itu berat ya kan mbak reto,sampai2 ada acara kabur segala 🤣😂 Mbak ayuuuuu ku up lg dooonk
Lyna Elza
kok gak ada solusi sudah sekian lamanya....wes inilah akhirnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!