NovelToon NovelToon
Beetwen Love And Religion

Beetwen Love And Religion

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: hellokyul

Mencintai memang tak selamanya akan berjalan dengan mulus, begitu pula dengan kisah Kannita Gabriella, yang secara tak sengaja menyukai sesosok pemuda yang terlihat menyukai teman dekatnya, namun ternyata justru diam-diam menyukai dirinya. Dan ada juga sahabatnya yang ternyata juga menyukainya sejak lama. Dibalik kisah tersebut, ia diambang dilema memilih untuk yang seiman atau tidak seiman. Bagaimanakah Kannita dalam menghadapi perasaan semunya itu? Kepada siapakah hatinya akan berlabuh?

Penasaran dengan kisahnya? Yuk kepoin ya 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hellokyul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 29

Di hari minggu pagi yang cerah itu, Fais dan Wulan diam-diam bertemu di sebuah cafe di jalan Cendana. Keduanya duduk di sudut cafe yang tenang, berdiskusi mengenai rencana mereka untuk saling menjauhkan Asher dan Kannita. Dimana, Fais sudah mengatur strategi yang bagus untuk masalah ini.

"Fais, apa lo yakin strategi ini akan berhasil?" tanya Wulan dengan nada khawatir.

Fais tersenyum meyakinkan. "Gue yakin 100%. Kita hanya perlu memberi mereka kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama tanpa gangguan dari teman-teman lainnya."

Wulan mengangguk, meskipun masih merasa ragu. "Baiklah, gue akan percaya sama lo. Tapi kita harus berhati-hati agar mereka tidak mengetahui rencana kita."

"Lo tenang saja. Gue udah mikirin ini semuanya secara baik-baik dan penuh dengan pertimbangan," kata Fais dengan mantap.

Sementara itu, ada seseorang yang datang ke cafe tersebut dengan canda tawa, Asher dan Kannita tiba tanpa mengetahui bahwa Fais dan Wulan sudah berada di sana lebih dulu. Mereka duduk di meja yang hanya ditutupi oleh sebuah pembatas, dimana Fais dan Wulan berada. Kannita dan Asher tak tau jika mereka ada disana.

"Tumben rame ya disini, apa lagi ada event?" tanya Asher kepada Kannita yang juga tampak mengamati sekitar.

Kannita mengangguk, "mungkin aja sih. Secara emang cafe ini terkenal banget, dan juga sering ada meet and greet disini."

Sementara itu, Fais dan Wulan diam-diam menguping pembicaraan mereka dengan hati-yati, menunggu momen yang tepat untuk memulai aksi mereka.

Beberapa saat kemudian, Fais memberi isyarat kepada Wulan. "Sekaranglah waktunya. Kita akan mendekati mereka dan membuat alasan untuk menganggu waktu mereka berdua."

Wulan mengangguk setuju, lalu mereka berdua berjalan menuju meja Asher dan Kannita dengan langkah mantap.

"Loh disini ada Asher sama Kannita juga!" sapa Fais dengan senyum ramah.

Kannita terkejut melihat kedatangan Fais dan Wulan, tetapi mereka menyambutnya dengan senyum. Sedangkan Asher memilih untuk abai. Ia malah sibuk menggulir ponselnya tanpa mau ikut berbasa-basi dengan kedua orang itu.

"Oh hai, kalian disini juga? Kok bisa kebetulan ya?" tanya Kannita dengan heran.

Wulan tersenyum, berusaha memberikan alasan yang masuk akal. "Hahaha... kami tadinya gak sengaja lewat dan kebetulan gue hapus jadi ya kita mampir ke sini."

Kannita mengangguk, menyadari bahwa mereka hanya ingin menemani mereka. "Oalah gitu. Apa kalian mau gabung sama kami?" tanya Kannita sembari menepuk kursi kosong yang ada di meja mereka. Asher yang melihat itu mendengkus tak suka, ia melayangkan tatapan protesnya kepada Kannita. Namun sayang sekali tak mendat respon dari Kannita.

Wulan tersenyum, menambahkan, "wah beneran boleh gabung nih kami?" tanya Wulan dengan wajah berseri. Ia segera menggeser kursi untuk Ia duduki. begitu pula dengan Fais.

"Oh ya, kalian udah lama disini?" tanya Wulan pura-pura tidak tahu.

"Iya baru aja kok," sahut Kannita mengiyakan. Sedangkan Asher memilih untuk bungkam. Ntahlah, ia merasa sangat malas untuk berbicara sekarang. Jadi, opsi yang tepat untuk saat ini adalah diam.

"Kalian kalo hari minggu kesini?" tanya Fais penasaran.

"Enggak juga, ini karena kebetulan lewat aja," jawab Kannita seadanya.

Fais mengangguk, dari ekor matanya melirik kearah Asher yang acuh tak acuh. Namun, ia sangat mengerti betul sikap Asher ini.

Fais selalu mencoba berbicara dengan Kannita, sedangkan Wulan diam-diam tersenyum miring dengan samar melihat interaksi antara Fais dan Kannita. Senyum itu terlihat tipis, mengisyaratkan sesuatu yang tidak diketahui oleh Fais dan Kannita maupun Asher. Wajah Asher semakin masam saat melihat interaksi mereka. Tanpa aba-aba, ia menarik tangan Kannita, menarik tangannya untuk membawa gadis itu keluar dari kafe.

Namun, Fais bereaksi cepat. Dengan gerakan cepat, dia melepaskan cekalan tangan Asher dari tangan Kannita. Genggaman Fais terasa kuat dan tegas, menunjukkan bahwa dia tidak berniat membiarkan Kannita pergi begitu saja.

"Ada apa, Asher?" tanya Fais dengan suara tenang, tetapi ada kejernihan yang tak terbantahkan di matanya.

Asher menatap Fais dengan tatapan tajam, mencoba menembus pertahanan calon lawannya. "Gue mau ngajak Kannita buat pulang, soalnya disini juga gak ada gunanya," ujarnya dengan nada tegas.

Namun, Fais tidak mundur. "Mungkin Kannita bisa pulang bareng gue aja, iya kan Nit?" tanya Fais dengan tenang. Ekor matanya melirik Kannita yang terdiam mematung. Gadis itu berusaha tetap tenang dan tidak ikut dalam situasi yang menegangkan ini.

Namun jikalau boleh jujur, Kannita, yang berada di tengah-tengah pertikaian, merasa tidak nyaman. Dia mencoba melepaskan diri dari kedua pria itu, tetapi mereka sama-sama keras kepala. 'Kenapa sih mereka itu?' pikirnya dalam hati.

"Lo kenapa sih Ash? Tolong jangan kayak gini," pintanya dengan suara lembut, tetapi tegas. "Dan buat Fais, gue kayaknya bisa pulang sendiri."

Wulan, yang diam-diam menikmati drama di depannya, mulai mencoba menenangkan suasana. "Mungkin Kannita bisa pulang bareng sama gue aja dari pada ribut kayak gini, kalo di liatin orang kan jadi malu."

Namun, suasana tetap tegang di antara mereka. Asher dan Fais saling berhadapan, matanya saling bertemu, tatapan tajam dan sinis mereka lemparkan satu sama lain. Kannita mencoba mengatur napasnya, mencari cara untuk meredakan ketegangan di antara mereka.

"Gue pulang aja sama Wulan kalo kalian kayak gini," kata Kannita dengan suara datar.

Asher tampak terkejut oleh permintaannya, tetapi akhirnya ia mengangguk. "Oh okey, kalo lo mau pulang bareng Wulan, gue bolehin."

Fais menarik nafas lega, merasakan beban di pundaknya sedikit berkurang. "Gue juga setuju kalo lo pulang bareng Wulan, dari pada bareng dia," ujarnya kepada Kannita dengan senyuman lembut.

Setelah melihat keadaan semakin tegang di antara Asher dan Fais, Wulan dengan cepat mengajak Kannita untuk pulang. Kannita, merasa lega dengan alasan untuk meninggalkan keadaan yang tidak nyaman, mengangguk setuju dan mengikuti langkah Wulan ke arah motornya yang terparkir di luar kafe.

"Ayo kita pulang sekarang, Nit. Enggak baik kita disini terus nanti mereka malah jadiributu lagi," bisik Wulan ke telinga Kannita dengan suara pelan.

Kannita mengangguk pelan. "Iya ayo," ucap Kannita sambil berdiri.

"Kalian mau pulang sekarang?" tanya Fais menatap Wulan dan Kannita secara bergantian.

"Iya," sahut Wulan dengan kode isyarat kepada Fais. Fais mengangguk pelan dengan samar. Sedangkan Asher mendengkus tak suka. Namun, jika boleh jujur Asher merasa khawatir dengan Kannita. Tapi, Ia ragu untuk mencegahnya.

Kannita dan Wulan melangkah keluar menuju ke arah motornya. Mereka berdua naik ke atas motor dan perlahan meninggalkan kafe, membiarkan Asher dan Fais yang masih menatap dalam tatapan tajam satu sama lain.

1
Lah_
Ini bukan cerita lagi, tapi candu, tolong jangan terlambat update thor.
Julaikah: Serius kak? Yaampun aku terharu 🥺🙏
total 1 replies
Kiyo Takamine and Zatch Bell
Gagal fokus kerja karena kepikiran endingnya yang bikin penasaran.
Julaikah: serius kak? padahal ini baru awal loh astaga jd terharu aksksksk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!