Lara telah menghabiskan tiga belas tahun hidupnya sebagai wanita simpanan, terperangkap dalam cinta yang terlarang dengan kekasihnya, seorang pria yang telah menikah dengan wanita lain. Meski hatinya terluka, Lara tetap bertahan dalam hubungan penuh rahasia dan ketidakpastian itu. Namun, segalanya berubah ketika ia bertemu Firman, seorang pria yang berbeda. Di tengah kehampaan dan kerapuhan emosinya, Lara menemukan kenyamanan dalam kebersamaan mereka.
Kisahnya berubah menjadi lebih rumit saat Lara mengandung anak Firman, tanpa ada ikatan pernikahan yang mengesahkan hubungan mereka. Dalam pergolakan batin, Lara harus menghadapi keputusan-keputusan berat, tentang masa depannya, anaknya, dan cinta yang selama ini ia perjuangkan. Apakah ia akan terus terperangkap dalam bayang-bayang masa lalunya, atau memilih lembaran baru bersama Firman dan anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syah🖤, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11
Hari-hari berlalu, dan David merasa semakin terjebak dalam kebingungan. Setiap kali ia bertemu Arini atau Lara, perasaan campur aduknya semakin menjadi. Di satu sisi, ia merindukan kehadiran Arini yang selalu ada untuknya, sementara di sisi lain, Lara membangkitkan kembali gairah dan kenangan indah yang pernah mereka miliki.
Suatu malam, David duduk di ruang kerjanya, dikelilingi oleh tumpukan buku dan catatan yang tak teratur. Ia mencoba fokus pada pekerjaannya, tetapi pikirannya terus melayang kepada dua wanita yang telah merebut hatinya. Dengan berat hati, ia memutuskan untuk menulis daftar tentang apa yang ia rasakan untuk kedua wanita itu.
Arini:
Kebaikan: Selalu mendukung dan mengerti aku.
Kenangan: Masa-masa bahagia bersama, rasa nyaman yang aku rasakan saat bersamanya.
Tanggung jawab: Dia adalah istriku, dan ada rasa kewajiban untuk menjaga hubungan ini.
Lara:
Kebaikan:Membuatku merasa hidup kembali, penuh gairah dia cinta pertama ku dan bahkan cinta terakhir ku wanita terhebat kedua segala bunda
Kenangan:Momen-momen indah dan petualangan yang kami lalui bersama selama 13 tahun.
Tantangan:Dia mungkin bisa di sebut mantan kekasihku atau mungkin masih berstatus sebagai pacarku, yang sudah menemani bahkan masuk kedalam rumah tanggaku akibat perbuatanku
David menatap catatan itu, merasa semakin bingung. Setiap kelebihan dan kekurangan seolah menjadi beban yang lebih berat di pundaknya. Ia menyadari bahwa, terlepas dari bagaimana ia mengaturnya, perasaannya pada masing-masing wanita tidak dapat dipisahkan rasa bersalah pada kedua wanita itu begitu membebani hatinya.
Setelah berjam-jam bergelut dengan pikiran, David akhirnya memutuskan untuk menemui Lara. Ia merasa harus memberi kejelasan tentang apa yang ia rasakan, meskipun itu mungkin menyakitkan.
***
Di apartemen Lara, suasana terasa berbeda. Lara sudah menunggu dengan gelisah, harapan dan keraguan bercampur dalam hatinya. Ketika David tiba, ia melihat wajah Lara yang cantik tetapi dipenuhi dengan ketegangan.
“David,” Lara menyapa dengan suara lembut, tetapi bisa merasakan ketegangan di antara mereka.
“Lara, aku tahu kita perlu berbicara,” kata David, suaranya tegas meskipun hatinya bergetar.
“Ya, aku juga merasakannya. Aku tidak ingin menunggu tanpa kepastian,” jawab Lara, menatap David dengan mata penuh harapan.
David mengambil napas dalam-dalam. “Setelah memikirkan semuanya, aku sadar bahwa aku tidak bisa melanjutkan tanpa memberi tahu apa yang aku rasakan. Kamu penting bagiku, tetapi…”
“Tapi kamu juga mencintai Arini,” potong Lara, suaranya penuh dengan kepedihan.
David terdiam. “Aku merasa terjebak, Lara. Aku tidak ingin menyakiti siapa pun, dan saat ini, aku merasa bingung tentang apa yang harus dilakukan.”
Lara menatapnya dalam-dalam, matanya berkilau dengan air mata. “David, aku tidak ingin menjadi pilihan kedua. Jika kamu masih mencintai Arini, aku tidak bisa terus bersamamu.”
Rasa sakit itu menghujam jantung David. “Aku tidak ingin kehilanganmu, tetapi aku juga tidak bisa berbohong pada diriku sendiri. Perasaanku pada Arini tidak akan hilang begitu saja.”
“Jadi, apa yang kamu inginkan?” tanya Lara, suaranya bergetar. “Apakah kamu ingin memberi kita kesempatan kedua atau kembali ke Arini?”
David merasakan ketegangan di antara mereka. Ia tahu bahwa keputusan ini akan mengubah segalanya. “Aku butuh waktu, Lara. Aku tidak bisa memberi jawaban sekarang.”
Air mata mulai mengalir di pipi Lara. “Jika kamu butuh waktu, maka aku tidak bisa menunggu selamanya. Aku ingin kamu jelas dengan perasaanmu. Aku mencintaimu, tetapi aku tidak bisa terus berada di sini, menunggu kamu untuk memutuskan.”
David merasa hancur melihat Lara dalam kesedihan. “Aku mengerti. Mungkin memberi jarak adalah hal yang terbaik untuk kita berdua,” katanya pelan, merasa berat di dalam hatinya.
Lara mengangguk, berusaha menahan air mata. “Baiklah. Aku akan memberimu waktu. Tapi ingat, ini mungkin berarti aku harus melanjutkan hidupku tanpa kamu.”
"memang seharusnya aku tidak mempercayai janji mu David, pernikahan, hidup bahagia setalah kamu menceraikan istrimu, punya anak, tinggal di Singapura, hidup bahagia disana" Lara terbahak ketika mengingat janji yang di ucapkan David sebelum pertunangannya dan Arini di mulai.
"Gadis kecil itu begitu excited hingga dia menunggu selama bertahun-tahun lamanya, bersembunyi di dalam ketidak pastian, bahkan jadi benalu di dalam rumah tangga orang"
Mendengar ucapan Lara begitu membuat hatinya sakit David begitu ingat saat sebelum acara pertunangan nya dengan Arini akan di selenggarakan ia sempat bertemu dengan Lara di sebuah taman, Lara yang waktu itu masih duduk di bangku SMA begitu terpukul melihat sebentar lagi laki laki yang ia pacari selam tiga tahun kini akan bertunangan begitu pula dengan David kesedihan dan rasa tak tega begitu menusuk hatinya saat melihat gadis yang begitu ia cintai berlinang air mata dan saat itulah janji itu terucap sampai saat ini Lara pegang.
"Aku minta maaf tapi saat ini Arini adalah istri ku"ucap David dengan suara berat seolah sedang menahan tangis.
"Tentu_
"Aku pasti memaafkan mu" rasanya begitu sesak ketika melihat kenyataan bahwa David memilih istrinya
Dengan perasaan yang penuh sesak, David mengangguk. Mereka berdua tahu bahwa jalan ini tidak akan mudah. Lara memberikan satu pelukan hangat sebelum melepaskannya, dan saat David melangkah keluar dari apartemen, ia merasakan kepedihan yang mendalam.
***
Di sisi lain, Arini kembali berusaha menata hidupnya. Dinda selalu ada untuknya, mendorongnya untuk menemukan kembali kebahagiaan yang pernah ada. Meskipun Arini berusaha tampak tegar, hatinya masih terasa hampa.
“Rin, kamu perlu bersenang-senang. Kenapa tidak pergi ke acara yoga yang akan diadakan di taman minggu ini?” tanya Dinda, berusaha menghibur sahabatnya.
“Aku tidak tahu, Din. Rasanya sulit untuk melupakan semua ini,” jawab Arini dengan suara pelan.
“Cobalah. Bergabunglah dengan orang-orang baru. Mungkin kamu bisa menemukan kebahagiaan di tempat lain,” Dinda menyemangatinya.
Setelah berjuang dengan pikirannya, Arini akhirnya setuju. “Baiklah, aku akan mencobanya.”
Hari acara tiba, dan Arini merasa cemas, tetapi ia mencoba untuk tetap positif. Ketika ia tiba di taman, suasana terasa ceria dan energik. Ia bertemu dengan beberapa orang baru dan merasakan atmosfer yang menyenangkan.
Namun, saat sesi yoga dimulai, pikirannya terus melayang kembali kepada David. Kenangan-kenangan indah mereka tidak bisa dihilangkan begitu saja. Dengan berat hati, Arini menyadari bahwa hatinya masih terikat pada suaminya.
Di ujung sesi yoga, seorang instruktur mendekatinya. “Kamu memiliki energi yang baik. Apa kamu sering berlatih yoga?”
“Belum lama ini,” jawab Arini, berusaha tersenyum.
“Jika kamu butuh teman untuk berlatih atau sekadar berbagi cerita, aku di sini,” tawar instruktur tersebut, terlihat tulus.
Arini merasa terharu mendengar tawaran itu. “Terima kasih. Itu sangat berarti bagiku.”
Saat ia pulang, Arini merasa sedikit lebih ringan, tetapi pikirannya masih penuh dengan David. Apa pun yang terjadi, ia tahu ia harus menghadapi kenyataan dan memberi David waktu untuk mencari jawabannya.
***
Sementara itu, David duduk sendirian di apartemennya, merasakan kesepian yang mendalam. Ia tahu bahwa ia harus segera mengambil keputusan, tetapi rasa bingung masih melanda pikirannya. Apakah ia akan kembali kepada Arini? Atau akankah ia mengambil risiko untuk bersatu kembali dengan Lara?
Semua jawaban itu masih menunggu untuk ditemukan, dan David merasakan bahwa jalan ke depan penuh dengan ketidakpastian. Namun, satu hal yang pasti: ia harus segera menentukan arah hidupnya, sebelum semua yang berharga pergi darinya.
Katanya perlu bicara ujung2nya perlu waktu lagi dan lagi baik sama lara juga sama arini beberapa bab muter itu2 aja, Maaf ya Thor kayak ceritanya hanya jalan di tempat aja 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻